3 Sesepuh Dalam Tafsir

hHMoIOo

Ada tiga orang yang dianggap sesepuh dalam tafsir, mereka adalah Ibnu Abbas yang mewakili para sahabat, Mujahid yang mewakili Tabi’in dan Ibnu Jarir yang menjadi pionor ketika masa kodifikasi. Berikut ini keterangan selengkapnya yang ambil dari buku berbahasa Arab berjudul ‘Al-Mufassir, Syurutuhu, Adabuhu wa Mashadiruhu’ karya Ahmad Qusyairi Suhail.

Abdullah bin Abbas

Beliau dianggap sebagai lautan ilmu, ia adalah pemimpin dalam masalah tafsir, ada beberapa sebab yang melatar belakangi Ibnu Abbas menjadi terkenal dalam tafsir

  • Doa Nabi SAW agar ia diberi hikmah, faqih dalam agama dan ilmu ta’wil
  • Ia tumbuh dalam rumah Nabi, mulazamah terhadap Nabi sejak mumayiz, banyak mendengar dari Nabi, banyak menyaksikan kejadian-kejadian di masa Nabi.
  • Mulazamah kepada para Sahabat setelah Nabi wafat
  • Ia hafal bahasa arab, memahami susunannya, rahasia dan mengetahui gharibnya
  • Ia sampai derajat ijtihad dan tidak ada yang mencelanya
  • Ia termasuk Ahlu Bait Nabi SAW
  • Ia terakhir wafat

Manzilah Ibnu Abbas dalam Tafsir al-Quran

  • Ibnu Mas’ud berkata: “Tafsiran al-Quran yang paling nikmat adalah Ibnu Abbas.”[1]
  • Mujahid berkata: “jika ia menafsrikan ayat aku melihat di atasnya ada cahaya.”[2]
  • Ali bin Abi Thalib: “Seakan-akan ia melihat sesuatu yang ghaib pada sessuatu ayng tertutup.”[3]
  • Abu Wail berkata: “Aku pernah ikut Ibnu Abbas pada suatu musim, ia berkhutbah di depan manusia, dalam khutbahnya ia membaca Al-Baqarah (dalam riwayat lain An-Nur) lalu ia tafsirkan, yang jika orang Romawi, Turki dan Dailam mendengarnya mereka akan masuk Islam.”[4]
  • Thawus berkata: “Aku mendapatkan 50 atau 70 sahabat yang jika mereka mendapatkan suatu masalah, mereka kembalikan kepada Ibnu Abbas, dan mereka tidak akan berdiri hingga mereka mengatakan: ‘engkau benar’.”[5]
  • Beliau menjadi rujukan Sahabat dan Tabi’in ketika ada ayat yang tidak mereka fahami, kebanyakan mereka bertanya untuk menghilangkan keragu-raguan dan untuk mengetahui pemahaman yang benar terhdap ayat tersebut.
  • Imam Zarkasyi mengatakan bahwa perkataan Ibnu Abbas didahulukan atas perkataan Sahabat yang lain ketika terjadi pertentangan dalam memahami suatu ayat.
  • Banyak di kalangan ulama yang setelah mendengar penjelasan dan tafsiran Ibnu Abbas ingin mencium kepalanya karena bagusnya tafsiran beliau, hal ini seperti yang dikatakan Abu Wail dan Said bin Jubair.
Baca juga:   Kritik Terhadap Istilah Tafsir Bil Ma’tsur

 

Mujahid bin Jabir

Ia adalah salah satu yang menjadi rujukan Tabi’in dalam menafsirkan Al-Quran, ia jelaskan untuk manusia makna yang tersembunyi dan ia juga banyak berguru pada mufasir dari kalangan sahabat yang terkenal dan mendapatkan banyak dari ilmu mereka.

Tingginya Manzilah Mujahid dalam Tafsir

  • Kebanyakan ulama yang membuat biografinya menyebutkan bahwa ia adalah Mufasir, dan laqab ini juga sebagai bukti  tingginya manzilah beliau.
  • Tafsirnya menjadi pegangan para ulama, semisal Imam Bukhari
  • Mujahid dikenal telah belajar Tafsir kepada Ibnu Abbas beberapa kali, dalam Thabaqah Kubra disebutkan 30 kali.
  • Ibnu Mulaikah berkata: “Aku melihat Mujahid bertanya pada Ibnu Abbas tentang Tafsir Al-Quran, ia membawa lauh (semacam papan untuk menulis), lalu Ibnu Abbas berkata: Tulislah, hingga ia bertanya seluruh tafsir al-Quran.”[6]
  • Qatadah berkata: “Orang yang paling mengetahui tentang Tafsir adalah Mujahid.”[7]
  • Khushaib bin Abdurrahman berkata: “orang yang paing mengetahui tafsir diantara mereka adalah Mujahid.”[8]
  • Sufyan ats-Tsauri berkata: “Jika datang padamu tafsir dari Mujahid, itu cukup bagimu.”[9]
  • Prof Abdurrahman at-Thahir bin Muhammad as-Suriti, yang meneliti tafsir Mujahid mengatakan bahwa “Tafsir Mujahid Ma’tsur secara riwayat dan Ma’qul secara fikiran.”[10]

 

Ibnu Jarir at-Thabari (224-310 H)

Namanya adalah Abu Ja’far, Muhammad bun jarir bin Yazid bin Katsir, bin Ghalib at-Thabari, berasal dari Tharbustan. Laqabnya banyak: imam, mujtahid, mufasir, muhadits, hafiz, faqih, muarikh, alamah, lughawi, tsiqah, tsabat, muqri’.

Tingginya manzilah Thabari dalam Tafsir

  • Khatib al-Baghdadi berkata: “Thabari adalah salah seorang ulama yang perkataanya menjadi hukum, pendapatnya menajdi rujukan, mengumpulkan ilmu yang berlum ada pada masanya, hafal al-Quran, mengetahui qiraat, mengetahui maknanya, tahu hukum-hukum al-Quran. Mengetahui sunah dan turuqnya, shahih dan saqimnya, nasikh dan mansukhnya, yang halal dan yang haram, tahu aqwal sahabat dan tabi’in, tahu kejadian-kejadian dan berita, ia mempunyai kitab ‘Tarikh Umam wal Muluk’ dan kitab Tafsir yang belum pernah ada yang mengarang sebelumnya, dan kitab ‘Tahzibul Atsar’ yang aku belum pernah melihat buku yang semisalnya, akan tetapi belum ia sempurnakan, dan ia juga punya banyak buku tentang ushul fiqih, ikhtiyar dari para ulama.”[11]
  • Ibnu Khuzaimah berkata: “Aku tidak mengetahui di dunia ini orang yang lebih pandai dari Muhammad bin Jarir.”[12]
  • Ibnu Khalkan berkata: “Pengarang kitab tafsir yang besar dan kitab tarikh yang terkenal, imam dari bermacam cabang ilmu, punya karangan dalam berbagai macam ilmu yang menunjukkan luasnya ilmu beliau, ia adalah imam dari para mujtahid.”[13]
Baca juga:   Sejarah Harakat dan Tanda Titik Huruf di Al-Quran

Diantara bukti lain bahwa Ibnu Jarir memiliki maqam yang tinggi dalam tafsir adalah sifat yang disematrkan padanya sebagai imam para mufasir, Syaikh para mufasir atau bapaknya tafsir, dan kitab tafsirnya menjadi Umdah Mufasirun. Kitabnya menjadi kitab Tafsir yang banayk dicetak, paling sempurna, paling besar, dan paling bagus yang mencukupkan setiap mufasir dan setiap orang yang ingin mengetahui ilmu ini.

Beberapa  perkataan ulama tentang kitab Tafsir Ibnu Jarir

  • Abu Hamid al-Asfarayani berkata: “jika saja seseorang bersafar dari Cina untuk menghasilkan kitab seperti kitab Tafsir Ibnu Jarir, tidak akan bisa.”[14]
  • Suyuti berkata: “Dan kitabnya (Tafsir Thabari) adalah kitab tafsir yang paling agung, dan paling mulia, karena ia menyebutkan perkataan, mentarjihnya, I’rab, mengistimbath, dan ia mengalahkan tafsir orang-orang terdahulu.”[15]
  • Suyuti juga berkata: “Jika engkau bertanya: kitab Tafsir apakah yang engkau anjurkan untuk dibaca dan ditelaah? Maka aku katakana kitab Tafsir imam Abu Ja’far bin Jarir at-Thabari, yang para ulama telah berijma’ bahwa kitab tafsir seperti ini belum pernah dikarang sebelumnya.”[16]
  • Ibnu Taimiyah berkata: “Tafsir Muhammad bin Jarir at-Thabari adalah kitab Tafsir paling agung dan paling besar.”[17]
  • Prof Alwi Saqaf berkata: “Tafsir Thabari adalah Tafsir yang paling bagus dan mencukupkan bagi para mufasir serta tiap orang yang mempelajari ilmu ini. Diantara kelebihan ktab ini adlah ia banyak menebutkan hadits dan atsar, hingga jumlahnya lebih dari 50.000. dan dua Syaikh yang mentahqiqnya yaitu Ahmad dan Mahmud Sakir mendapatkan 20.000 belum setengah dari Tafsir.
  • Dr Husain az-Zahabi: “Kita bisa mengatakan bahwa: Tafsir Ibnu Jarir adalah sebuah kityab yang memiliki kelebihan dari pada kitab Tafsir yang lain dari segi zaman, seni dan sina’ah.”
Baca juga:   Tips memadamkan gejolak Syahwat di masa Puberitas

 


[1] Thabari 1/90

[2] Tafsir wal Mufasirun 1/47

[3] Ishabah 4/127

[4] Thabari 1/81

[5] Ishabah 4/128

[6] Thabari 1/90

[7] Tahzibut Tahzib 5/374

[8]Tazkiratul Hufaz

[9] Thabari 1/91

[10] Tafsir Mujahid 24

[11] Tarikh Baghdad 2/163

[12] Tahzibul Asma’wal Lughat 1/79

[13] Wafayatul ‘Ayan 4/191

[14] Tarikh Baghdad 2/163

[15] Al-itqan 2/1235

[16] Al-Itqan 2/1237

[17] Majmu’ fatawa 13/361

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *