Membuat Abstrak yang Baik

Abstrak adalah ringkasan singkat dari sebuah proyek penelitian. Abstrak berfungsi sebagai ringkasan dari penelitian sehingga makalah atau karya tulis Anda dapat dikategorikan dan dicari kata kuncinya. Abstrak merupakan bagian penting dari laporan Anda karena abstrak mungkin merupakan bagian yang dibaca oleh orang-orang yang ingin mengetahi karya tulis ilmiah anda.

Abstrak merupakan gambaran yang menyediakan pembaca sebuah poin utama dan hasil dari karya tulis ilmiah anda. Abstak juga bisa dikatakan sebagai ringkasan dari esensi laporan. (John W Cresswel dalam Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Method)

Prof. Dr. Suwito, ahli pendidikan di UIN Jakarta merupakan salah satu dosen di SPs UIN yang aktif mengemukakan kritikan terhadap dunia pendidikan termasuk dalam penelitian tesis dan disertasi. Menurutnya, dunia pendidikan di di Indonesia bahkan di dunia cederung mandek lantaran tidak sampai menghasilkan teori yang baru.

Pada waktu kepengurusan SPs oleh Prof Azyumardi Azra, Prof Suwito menjadi pembantu rektor bidang akademik yang mendukung segala persoalan teknis terkait pendidikan.

Disebutkan oleh Prof Atho Mudzhar dalam sambutan buku otobiografi Prof Suwito. Beliau dikenal orang yang tekun dan disiplin sehingga mampu menguasai banyak ilmu pengetahuan. Contohnya, beliau menjadi mahasiswa pendengar /mustami’ di semua mata kuliah pascasarjana (Prof Atho, Prof Malik Fajar termasuk juga Prof Azra) selepas beliau merampungkan tugas perkuliahan untuk program doktornya. Beliau dikenal piawai membuat peraturan peraturan dan membuat regulasi dalam Pendidikan tinggi. Salah satu regulasi yang sekarang ingin beliau terapkan adalah tentang penulisan abstrak proposal penelitian.

Beliau bersama Prof Fuad Jabali mendapatkan bahwa model presentasi di saat ujian proposal, ujian tesis atau disertasi sangat deskriptif, tidak to the point, dan terlalu bertele-tele. Akhirnya bersama Prof Fuad, beliau bersama mengubah model presentasi atau abstrak hendaknya memuat poin-poin berikut:

  1. Rencana kesimpulan.
  2. Persamaan dan perbedaan dengan kesimpulan para akademisi atau peneliti lainnya.
  3. Sumber bahan dan cara membaca/ metodologi.

Dengan model abstrak seperti ini, pembaca bisa memahami dimana tema keilmuan penulis tesis/disertasi, dan bagaimana membuktikan posisi akademik tersebut.

Prof Suwito membuat perubahan sistem abstraksi dengan menambahkan persamaan dan perbedaan dengan peneliti lainnya, agar nampak novelti dari peneliti. Karena dibuat oleh dosen SPs di Ciputat, maka saya menyebut ini dengan model Abstrak Mazhab Ciputat.

Tesis dan disertasi merupakan momok yang kadang mengerikan di kalangan mahasiswa, bahkan penyelesaian tesis atau disertasi harus diselesaikan dengan “berdarah-darah”.

Di antara hal yang sering beliau kritik adalah tentang kesimpulan penelitian, dimana menurut beliau:

Kesimpulan bukanlah:

  1. Ringkasan, atau
  2. Laporan, atau
  3. Saran, atau
  4. Penilaian, atau
  5. Uraian

melainkan “pernyataan/statement yang berisi teori/kaidah/hukum/dalil/kata hikmah”

Kesimpulan bukanlah laporan tentang obyek, tetapi proses apa yang terjadi, dan proses yang terjadi pada obyek penelitian tersebut yang menjadi kesimpulan berupa temuan dalam penelitian.

Untuk membuat kesimpulan , terlebih dahulu membuat atau menerka indikator atau pertanyaan penelitian yang dalam tesis/disertasi disebut rumusan masalah. Pertanyaan ini dibuat untuk mendapatkan kesimpulan besar. Langkahnya sebagai berikut:

  1. Buatlah pertanyaan masalah tetapi arahkan pada satu jawaban yang berupa teori.
  2. Jawaban terhadap pertanyaan masalah tersebut merupakan temuan hasil penelitian.
  3. Temuan hasil penelitian tersebut kemudian dirangkum menjadi satu kesimpulan.

Secara sederhana, proses membuat kesimpulan makalah/tesis/disertasi dapat dilihat pada skema berikut:

pertanyaan penelitian

Tulisan yang layak dibaca secara akademis, merupakan tulisan yang secara akademik diperdebatkan, maka jurnal internasional dalam bahasa Arab atau Inggris menjadi wajib sebagai rujukan, bukan hanya itu, cara penulisan, pembagian bab dan hal-hal detil lainnya wajib diikuti.

Baca juga:   Kaidah Penulisan Sitasi dari Sumber Internet dan Media Sosial

Beberapa contoh kesimpulan yang sering Prof Suwito sampaikan:

  1. Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya yang disebut gaya apung (gaya ke atas) sebesar be rat zat cair yang dipindahkannya (Hukum Archimides)
  2. Jika resultan/hasil pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap (Hukum Newton 1)
  3. Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya (Hukum Newton 2)
  4. Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda memberikan gaya pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya berlawanan (Hukum Newton 3)
  5. Stimulasi eksternal lebih berpengaruh dibanding pembawaan (Empirisme, John Locke 1704-1932).
  6. Stimulasi internal lebih berpengaruh dibanding stimulasi eksternal (Nativisme, Schopenhauer 1788-1860)
  7. Pembawaan anak adalah baik. Pembawaan baik dapat rusak oleh faktor lingkungan (JJ. Rousseau 1712-1778)
  8. Faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama memiliki peran dalam mempengaruhi perkembangan anak/manusia (William Stern 1871-1939)

Contoh kesimpula lain yang saya kumpulkan dari perkuliahan bersama Prof. Suwito.

  1. Tinggi Rasionalitas, Tinggi Perilaku
  2. Mungkin Segalanya Mungkin
  3. Banyak Perbedaan, Kokoh Persatuan
  4. Semakin Otonom, Semakin Kreatif

Di akhir kesimpulan tuliskan seperti ini:

  • Berdasarkan penelitian ini dapat dipahami bahwa …
  • Penelitian ini berkesimpulan bahwa …

Dalam suatu perkuliahan di SPs UIN tentang Metodologi Penelitian, Prof Suwito mengajak siswa membuka file-file tesis dan disertasi di SPs dan mengkritisinya:

  1. Silakan akses contoh abstrak di artikel Jurnal, tesis, disertasi, atau lainnya via internet.
  2. Cermati, apakah kesimpulan yang ada benar-benar kesimpulan ataukah kesimpulan yang berupa ringkasan, laporan, saran, penilaian, ataukah uraian.
  3. Apakah dalam abstrak tersebut terdapat perdebatan akademik yang berisi perbedaan dan persamaan kesimpulan dari para peneliti lain yang terbaru?
  4. Apakah dalam abstrak dijelaskan metodologi secara jelas dan benar?

Langkap Penyusunan Proposal

  1. Kumpulkan referensi dari jurnal internasional (Indo, Arab, Inggris) terbaru tentang tema sesuai keahlian. Jangan dipusingkan dengan judul penelitian.
  2. Buat ringkasan masing-masing referensi dan menyimpulkan satu teori atau kaidah.
  3. Buat rancangan abstrak berdasarkan hasil bacaan.
  4. Buat propsal lengkap dengan mengacu kepada abstrak.
  5. Jangan lupa, tokoh-tokoh yang disebut dalam abstrak merupakan acuan utama proposal.
  6. Mulailah menulis proposal dengan mengomentari hasil penelitian terbaru yang relevan dengan tema yang tercantum dalam asbtrak.

Tips Menulis Abstrak:

  1. Perlu melaui banyak revisi atau pembenaran untuk dapat menghasilkan suatu abstrak yang bagus
  2. Temukan isi pokok dalam penelitian anda, lalu jelaskan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami
  3. Selau gunakan kata kunci penting yang sesuai dengan bidang penelitian anda
  4. Jangan membuat abstrak yang terlalu rinci
  5. Jangan pernah sungkan untuk bertanya pada yang lebih menguasai.

Contoh Membuat Rumusan Masalah

  1. Buatlah rumusan masalah yang menghasilkan suatu teori. Contoh: “Benarkah masyarakat yang termarginalkan cenderung radikal?”
  2. Untuk membantu menjawab permasalahan tersebut dapat dibuat pertanyaan yang sifatnya teknis. Contoh:
  • Bagaimana situasi dan kondisi ekonomi pada masyarakat …?
  • Apa saja faktor yang menyebabkan masyarakat tersebut tidak respek terhadap Pemerintah?
  • Dan seterusnya…
Baca juga:   Imam Al-Ghazali dan Filsafat Jiwa

Pertanyaan-pertanyaan ini berguna untuk menyusun outline.

  1. Apa judul penelitian untuk permasalahan di atas? Jangan menggunakan istilah yang ada pada rumusan masalah. Alternatif judul: 1) Masyarakat Suku Badui tahun 2002. 2) Masyarakat Islam di …. Kamlimantan Utara, atau lainnya.

Cara Menulis Kesimpulan pada Bab Akhir (Penutup) Karya Ilmiah

  1. Tulislah kesimpulan pada alinea pertama (I)
  2. Tulislah mulai alinea kedua (II) dan seterusnya “bukti-bukti yang mendukung kesimpulan” yang diperoleh dari hasil penelitian.

Membuat kesimpulan seperti yang diarahkan Prof Suwito tidaklah gampang, butuh waktu dan latihan terus menerus. Sekian sharing ilmu dari saya dan terima kasih atas perhatiannya.

Sumber:

  • Mungkin Segalanga Mungkin, Otobiografi Prof Suwito
  • Mata Kuliah Pendekatan Studi Islam bersama Prof Suwito

[slideshare id=98606536&doc=abstrakproposaltesisdandisertasimazhabciputat-180525040347]

6 komponen kunci untuk membuat abstrak yang baik.👇👇👇

How I write a good PhD abstract?

But how can I write a great one?

  1. Give a good first impression by writing in short clear sentences
  2. Don’t repeat the title in the abstract
  3. Don’t cite references
  4. Use keywords from the document
  5. Respect the word limit
  6. Don’t be vague – the abstract should be a self contained summary of the research, so don’t introduce ambiguous words or complex terms
  7. Focus on just four or five essential points, concepts, or findings. Don’t, for example, try to explain your entire theoretical framework
  8. Edit it carefully. Make sure every word is relevant (you haven’t got room for wasted words) and that each sentence has maximum impact
  9. Avoid lengthy background information
  10. Don’t mention anything that isn’t discussed in the thesis
  11. Avoid overstatements
  12. Don’t spin your findings, contribution or significance to make your research sound grander or more influential that it actually is

Examples of a good and bad abstract

We can see that the bad abstract fails to answer the six questions posed above. It reads more like a PhD proposal, rather than a summary of a piece of research.

Specifically:

  1. It doesn’t discuss the reason why the thesis was written
  2. It doesn’t outline the gaps in the literature
  3. It doesn’t outline the research questions or aims
  4. It doesn’t discuss the methods
  5. It doesn’t discuss the findings
  6. It doesn’t discuss the conclusions and implications of the research.

It is also too short, lacks adequate keywords and introduces unnecessary detail. The abbreviations and references only serve to confuse the reader and the claim that the thesis will ‘develop a new theory of climate change’ is both vague and over-ambitious. The reader will see through this.

The good abstract though does a much better job at answering the six questions and summarising the research.

  1. The reason why the thesis was written is stated: ‘We do so to better enable policy makers and academics to understand the nuances of multi-level climate governance’ and….’it informs our theoretical understanding of climate governance by introducing a focus on local government hitherto lacking, and informs our empirical understanding of housing and recycling policy.’
  2. The gap is clearly defined: ‘The theory has neglected to account for the role of local governments.’
  3. The research question are laid out: ‘We ask to what extent and in what ways local governments in the UK’…
  4. The methods are hinted at: ‘Using a case study…’
  5. The findings are summarised: ‘We show that local governments are both implementers and interpreters of policy. We also show that they make innovative contributions to and influence the direction of national policy.’
  6. The conclusions and implications are clear: ‘The significance of this study is that it informs our theoretical understanding of climate governance by introducing a focus on local government hitherto lacking, and informs our empirical understanding of housing and recycling policy.’
Baca juga:   Resolusi #2019TesisKelar Belum Tercapai

This abstract is of a much better length, and it fully summarises what the thesis is about. We can see that if someone (i.e. your hiring manager) were to read just this abstract, they’ll understand what your thesis is about and the contribution that it makes.

Sumber: thepgdproofreaders.com

Do dan Don’t dalam menulis Abstrak.

https://fersacambridge.wordpress.com/2018/07/23/writing-academic-abstracts-made-simple/

I have created a list of DOs and DON’Ts when it comes to abstract writing. The list can be of use not only for those who are writing abstracts but also for those who are involved in reviewing them.

DOs
1
Always include a few introductory sentences to give the context of the research and a very brief summary of previous research in the field.
2
Include a statement on why your work is innovative/original, emphasising the literature gap it is filling.
3
Clearly state the research aim/questions.
Include a few lines on methodology and the research design that was utilised.
4
Present the most prominent finding(s) even if your research is at a preliminary stage. If you have no results, you can talk about what you expect your results to show.
5
Close with a sentence showing the potential implication of your work.
6
The points made in the DOs can also be used as a step-by-step guide to follow when writing an academic abstract, since if you follow the steps, you will have a first working draft in a few minutes. If you find this helpful or not, please leave any feedback in the comments section below.

DON’Ts
1
Make grammar mistakes and typos. Make sure you proof-read your abstract and send it to a couple of friends or colleagues before submitting it.
2
Omit important information. Try not to omit any of the parts discussed in the DOs list. Each one of them is equally important and necessary.
3
Be ambiguous when stating the focus of the abstract. Make sure that you explain in a clear and concise way what the aim of your work is.
4
Use undefined key terms. Don’t use jargon and unnecessary abbreviations in the abstract. Make sure you know your audience and explain appropriately all the academic terms you are using.
5
Forget to make links with the conference theme. Make sure you explain how your work is relevant and fits the theme of the conference. This rule mainly applies to conference and not journal papers.
6
Go over the word limit. It is called word limit for a reason; long abstracts discourage reviewers from reading them.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

4 Comments

  1. Tambahan:

    Disebutkan oleh Fersa dalam blognya, tentang Do dan Don’t dalam menulis Abstrak. Berikut ini point point pentingnya:

    I have created a list of DOs and DON’Ts when it comes to abstract writing. The list can be of use not only for those who are writing abstracts but also for those who are involved in reviewing them.

    DOs
    1
    Always include a few introductory sentences to give the context of the research and a very brief summary of previous research in the field.
    2
    Include a statement on why your work is innovative/original, emphasising the literature gap it is filling.
    3
    Clearly state the research aim/questions.
    Include a few lines on methodology and the research design that was utilised.
    4
    Present the most prominent finding(s) even if your research is at a preliminary stage. If you have no results, you can talk about what you expect your results to show.
    5
    Close with a sentence showing the potential implication of your work.
    6
    The points made in the DOs can also be used as a step-by-step guide to follow when writing an academic abstract, since if you follow the steps, you will have a first working draft in a few minutes. If you find this helpful or not, please leave any feedback in the comments section below.

    DON’Ts
    1
    Make grammar mistakes and typos. Make sure you proof-read your abstract and send it to a couple of friends or colleagues before submitting it.
    2
    Omit important information. Try not to omit any of the parts discussed in the DOs list. Each one of them is equally important and necessary.
    3
    Be ambiguous when stating the focus of the abstract. Make sure that you explain in a clear and concise way what the aim of your work is.
    4
    Use undefined key terms. Don’t use jargon and unnecessary abbreviations in the abstract. Make sure you know your audience and explain appropriately all the academic terms you are using.
    5
    Forget to make links with the conference theme. Make sure you explain how your work is relevant and fits the theme of the conference. This rule mainly applies to conference and not journal papers.
    6
    Go over the word limit. It is called word limit for a reason; long abstracts discourage reviewers from reading them.

    Sumber:
    https://fersacambridge.wordpress.com/2018/07/23/writing-academic-abstracts-made-simple/

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *