3 Jenis Manusia dalam Beragama

Melihat suasana akibat Virus Corona saat ini. Saya teringat dengan Buku Minhaj karya Hamid Fahmi Zarkasyi yang membagi manusia menjadi tiga jenis dilihat dari cara mereka beragama.

Pertama, beragama secara ritual

Orang seperti ini menjadikan agama hanya berada di level ritualitas. Ibadah di masjid, membaca Al-Qur’an, zikir, shalat, puasa, zakat dan lain-lain. Selebihnya tidak ada. Fenomena pandemi virus menurutnya paling utama hanya diselesaikan dengan doa dan ibadah semata.

Mereka tidak berusaha, pasrah dan berhujjah dengan takdir Allah Swt tanpa mengambil sebab-sebab penjagaan.

Kedua, beragama secara emosional

Orang seperti ini dibebani oleh doktrin-doktrin ideologis buta. Mereka tidak tahu persoalan yang sebenarnya, lalu dengan permainan emosi dan sedikit bumbu retorika dibungkus dengan dalil serampangan yang digunakan tidak pada tempatnya. Mereka yakin wabah virus corona bisa mereka hadapi hanya dengan pekikan takbir!

Ketiga, beragama secara intelektual

Golongan seperti ini yang masih kurang dimiliki, khususnya orang Islam. Meletakkan agama di level ilmu dan intelektualitas. Mereka beragama dengan nalar yang sehat serta ilmu yang terang. Bukan berdasarkan sangkaan tak berdasar. Mereka memadukan dzikir dan pikirnya, sesuai isyarat Qur’an, insan Ulil Albab. Mereka menempuh usaha berdimensi fisik dan metafisik secara berpadu dalam usaha melawan pandemi Corona.

Jadi sudah saatnya kita tingkatkan level beragama kita. Beragama secara intelek!.

Sumber:

Hamid Fahmy Zarkasyi, Minhaj, berislam dari ritual hingga intelektual, Jakarta: INSITS, 2020

Baca juga:   Optimisme Dalam Kehidupan: Qadha dan Qadar Oleh Ust. Arifin Jayadiningrat
Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *