Kisah kehidupan Salahuddin sangat menarik untuk diteliti dan ditelaah, seseorang yang dihormati oleh kawan maupun lawan. Dia adalah ahli rekayasa perang, prestasi monumentalnya adalah sebagai panglima ratusan pertempuran pada perang salib kurang lebih dua puluh tahun.
Di Timur, Shalahuddin menjadi simbol heroisme dan figur pemimpin cakap dan disegani dalam merekayasa perang akbar berjangka panjang. Di Barat, nama beliau menjadi legenda panglima perang teladan dan pribadi mulia nyaris tiada cela.
Shalahuddin tidak hanya mampu menggalang ribuat prajurit pilihan ke medan perang, tapi dia juga pandai mengumpulkan energi sosial untuk melawan status quo.
Ketika Richard I kalah di medan perang, Shalahuddin tidak menggunakan kesempatan emas ini untuk membunuhnya, tetapi justru mengirimnya hadiah dan dokter spesialis guna merawat dan mengobatinya.
Shalahuddin dan pasukannya pula yang berhasil membebaskan Al-Quds dari cengkeraman kaum Salib dan sampai sekarang kita masih menunggu siapa yang akan kembali menyelamatkan Al-Quds dari kejahatan Yahudi dan Zionis.
Apa yang terjadi dengan Al-Aqsho saat ini adalah bukti bahwa Israel tidak hanya menyulut api dengan warga Palestina, akan tetapi menyulut api dengan seluruh umat islam.
Hendaknya umat Islam dan khususnya para pemuda saat ini untuk mengenal Islam lebih dalam. Tak hanya berkecimpung dalam proses perbaikan diri, namun juga usaha perbaikan masyarakat dengan penerapan syariah Islam.
Tak sekadar menyerukan boikot produk negara-negara penjajah, kampanyekan juga tegaknya khilafah yang akan melindungi, mengayomi, dan menaungi seluruh umat manusia.
Adakah kau lupa? Bahwa Islam pernah berjaya dan berkuasa untuk kebaikan manusia. Kini, giliran kita untuk membawa kembali kejayaan itu di tengah hadangan ide-ide sekuler barat yang menyesatkan.
Nasyid islami silahkan disimak, menggedor umat Islam yang tengah tertidur lelap.
https://youtu.be/l31PDNHl0Ps