Tidak adanya perhatian terhadap agama dan kehidupan serta kebodohan yang merebak di antara manusia dan tercampurnya antara kebenaran dan kebatilan, antara kejujuran dan khurafat dan tersebarnya kebid’ahan adalah salah satu alat yang digunakan oleh misionaris untuk memasukkan program kristenissi.
Maka mereka tidak menyeru untuk menggalkan agama, atau menyeru untuk meninggalkan shalat, puasa atau hubungan antara hamba dan tuhan dengan cara apapun, akan tetapi mereka memasukkan kedalamnya pemahaman sesuai dengan cara mereka bukan dengan cara yang fitrah dan Zwemmer telah menegaskan bahwa menyebarkan keyakinan khurafat akan memperngaruhi masyarakat islam dan membuatnya berpecah-belah.
Maka akibat kurang perhatian umat Islam ini membuat mereka mudah diadu domba, dan persatuan mereka terpecah belah, tidak bisa bersatu untuk memilih pemimpin yang muslim saja, seperti yang terjadi sekarang ini.
Sekuerisme sudah masuk ke berbagai lini bahkan sampai pada sekulerisme kekuasaan yang memisahkan agama dan politik. Dahulu perdebatan konstitusi negara sangat kental nuansa ideologisnya, menggambarkan keyakinan individu dan dan kelompok para pendiri bangsa. Namun, diskursus sekulerisme kekuasaan saat ini, terasa lebih sekedar sebuah strategi politik. Sekulerisme diberi makna ganda; di satu sisi mengatasnamakan kebhinnekaan dan karenanya mengharamkan agama masuk ke politik, namun di sisi yang lainnya justru memobilisasi dukungan dari kaum agamawan untuk politik kekuasaannya sendiri.