Ingatlah!
Umpatan, cacian, teriakan yang kita keluarkan karena kesal terjebak macet tidak akan berguna sama sekali.
Sudah terkena macet, dosa karena ucapanpun kita dapatkan. Hal tersebut hanya membuat kita merugi berkali – kali lipat.
Dari pada mengucapkan kata-kata yang tidak baik, lebih baik ucapkanlah kata-kata yang bermanfaat, seperti berdzikir. Selain berpahala, dzikir tersebut juga dapat menyejukkan hati kita yang tengah panas.
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa orang yang suka berdzikir mempunyai ketenangan yang lebih dari pada orang lain. So, gunakan mulutmu untuk hal-hal yang baik ya sob.
Secara ringkas, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar mudik penuh makna.
- Perbanyak zikir
- Mengulang hafalan Al-Quran (baca artikel tentang Hafal Al-Quran di jalan macet)
- Jangan melanggar rambu lalu lintas
- Jaga pandangan
Ada jutaan kata mampir di kehidupan kita. Entah itu penuh makna atau nirmakna. Entah membuat segar atau memerahkan telinga. Tapi seburuk apapun perkataan yang terdengar, biarkan dia mampir di telinga saja, jangan izinkan singgah di hati.
Ada jutaan peristiwa berlangsung di hadapan mata, entah membuat kita tersenyum atau sebaliknya. Menyenangkan atau membuat mata seperti dilempar pasir. Aneka kejadian yang berlangsung sering tak bisa dipilih, teramat sering tak menyedapkan mata.
Namun, hentikan itu di pelupuk mata saja, jangan biarkan menelusup ke dada hingga memenuhi setiap inci ruang hati.
Ada banyak hal yang tak sesuai dengan harapan dan pikiran kita. Seringkali tak mampu kita tolak. Apa yang terjadi pada diri kita jika terus menyimpan sakit dan kecewa dalam hati? Sangat melelahkan san menyakitkan menyimpannya dalam hati. Satu-satunya yang merugi menyimpan kecewa, iri, dengki adalah diri sendiri.
Ibakan hati dengan tak menyimpan segala penyakit dalam hati. Luaskan ruang dalam hati agar tersedia kata maaf untuk segala kata dan peristiwa yang menyakitkan. Satu-satunya orang yang paling luas hatinya dan langkahnya seringan awan adalah ia yang tidak menyimpan satupun dendam dan sakit hati.
Saya dan kita belajar untuk menjadi seperti ini, semoga.