Anjing Pun Marah ketika Nabi Muhammad Dihina

Ketika Nabi Muhammad Dihina​ – Banyak kisah-kisah pada masa Nabi Muhammad dan setelah wafatnya Nabi Muhammad bagaimana makhluk-makhluk menghormati Nabi Muhammad dan membelanya ketika kehormatan Beliau dihinakan.

Tentang penghormatan dan sayangnya makhluk kepada Nabi Muhammad, saya paling ingat adalah bagaimana sebuah pohon kurma kering menangis, dia biasa dijadikan tempat Nabi Muhammad menyampaikan khutbah, ketika dia akan digantikan dengan yang lain, pohon kurma ini menangis dan tangisannya sampai bisa didengarkan oleh Nabi dan para Sahabat.

Di artikel ini, saya akan menyampaikan beberapa riwayat tentang pembelaan makhluk-makhluk Allah SWT atas kehormatan Nabi Muhammad, bahkan oleh hewan yang dianggap najis dalam Islam, salah satunya adalah hewan anjing.

Beberapa kisah yang sudah saya kumpulkan di antaranya, kisah Utaibah bin Abu Lahab, kisah seorang menghina Nabi karena tidak berlaku adil. Dan kisah yang masyhur tentang pembelaan seekor anjing ketika Nabi Muhammad dihina pada masa kerajaan Mongol.

Kisah Utaibah bin Abu Lahab

Ummu Kultsum adalah adik Ruqayyah ra, putri Rasulullah SAW. Ia menikah dengan Utaibah bin Abu Lahab, saudara Utbah yang telah menikahi Ruqayyah, sebelum mereka mengenal Islam.
Dakwah Nabi SAW yang selalu ditentang oleh Abu Lahab beserta keluarganya ini, menyebabkan Allah telah mewahyukan kepada Nabi SAW. Firman-Nya yang berbunyi, “Maka celakalah kedua tangan Abu Lahab,” (Al-Lahab: 1).

Setelah turun ayat ini, Abu Lahab berkata kepada Utaibah anaknya, “Kepalaku tidak halal bagi kepalamu selama kamu tidak menceraikan putri Nabi.”

Maka dia pun menceraikan istrinya, Ummu Kultsum begitu saja. Utaibah mendatangi Nabi SAW dan mengatakan kata-kata yang menyakitkan hati Rasulullah SAW.

Tidak hanya itu saja, Utaibah juga sempat meludahi tubuh mulia Nabi Muhammad SAW. Begitu biadabnya anak abu lahab yang bernama Utaibah itu. Dengan kesabaranya, Rasulullah hanya bersabar dan kemudian berdoa kepada Allah SWT.

Baca juga:   Akar Sejarah Hubungan Khilafah Usmani Dan Nusantara

Pada suatu hari, Utaibah yang mendengar beberapa ayat Al-Qur’an dari orang-orang Islam yang mendatangi Nabi.

Dihadapan Nabi ia berkata (إِني كافر بالنجم إِذا هوى، وبالذي دنا فتدلى) “Aku mengingkari ayat “Demi Bintang Ketika Terbenam”, dan “Yang mendekati lalu bertambah dekat lagi (Jibril)”.

Selepas berucap demikian Utbah kemudian mengganggu Nabi, ia menganiaya Nabi dengan cara menarik-narik Nabi hingga pakaiannya terkoyak, bukan itu saja, Utbah juga meludahi Nabi, hanya saja ludah itu tidak mengenai Nabi.

Nabi Muhammad waktu itu diperlakukan oleh Utaibah sebagaimana buruan yang diterkam binatang buas, dalam hal ini Nabi hanya diam saja dan tidak melawan, Utbah semakin menjadi-jadi, sebab ia menantang Nabi untuk mendoakannya agar celaka diterkam binatang buas.

Mendapati penentangan Utaibah terhadap ayat-ayat Al-Quran dengan sangat sombongnya, Nabi kemudian berdoa: (اللهم سلط عليه كلباً من كلابك) “Ya Allah, kuasakan atasnya anjing di antara anjing-anjing-Mu.” (HR. al-Baihaqi).

Tidak terduga tragedi mengerikan tiba-tiba menimpa Utaibah. Doa yang telah di panjatkan Rasulullah SAW akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT.

Suatu ketika Utbah pergi ke Syam bersama rombongan orang-orang Quraisy untuk berdagang. Suatu malam tatkala mereka singgah di suatu tempat dalam wilayah Syam, tepatnya di daerah yang bernama Az-Zarqa, Ayahnya Abu Lahab menyuruh para bawahannya untuk tidur mengelilingi anaknya Utaibah, karena khawatir terhadap do’a Nabi yang meminta agar anaknya diterkam hewan buas, tiba-tiba ada seekor Singa yang mengelilingi mereka.


Saat itu Utbah berkata “Sungguh Celaka, Singa Itu akan memakanku, seperti doa yang dibacakan Muhammad dahulu atas diriku. Singa itu akan membunuhku Selagi Muhammad ada si Mekah dan Aku ada di Syam”.

Singa itu kemudian menyibak kerumunan orang dan hanya mengincar Utbah.. Tidak hanya itu saja, Tubuh Utaibah juga di cabik-cabik dan dimakan oleh singa kelaparan itu. Setelah perceraian Dengan anak Abu lahab, akhirnya kedua putri Rasulullah itu dinikahkan dengan pengganti yang jauh lebih mulia yaitu Sahabat Ustman bin Affan.

Baca juga:   Info Edukasi Al-Fatihah Center (AFC) 

Ketika Nabi Dituding tidak Adil

seorang Muslim bernama Dzul Khumaisarah menegur Nabi, “Wahai Nabi, bagilah harta rampasan perang ini secara adil.”

Maka, Nabi pun berkata kepadanya, “Celakah engkau! Siapa lagi yang dapat berlaku adil jika aku sudah (dikatakan) tak adil. Sungguh celaka dan rugi jika aku tak dapat berbuat adil. Sungguh celaka dan rugi jika aku tak dapat berbuat adil.”

Lalu Sayiddina Umar bin Khattab berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya!”. Tapi, Rasulullah kemudian mengatakan,

“Biarkan dia. Sesungguhnya dia mempunyai pengikut, di mana sholat kalian akan tampak remeh jika dibandingkan sholat mereka, begitu pula puasa kalian dibandingkan puasa mereka. Mereka membaca Alquran, tapi Alquran tak melewati tenggorokan mereka (hingga masuk ke hatinya). Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas) agama seperti melesatnya anak panah dari (sasaran) buruannya…”

Pembelaan seekor anjing ketika Nabi Muhammad dihina

Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah bercerita:

Pernah suatu hari ada sekelompok orang dari kalangan pembesar Nashrani menghadiri sebuah perayaan seorang pemimpin Mongol yang telah murtad (menjadi Nashrani).

Dan pada perayaan itu ada seorang pendeta yang menghina Nabi SAW, sedangkan di sana ada seekor anjing pemburu yang terikat.

Maka saat si penyembah salib yang dengki ini mulai mencela Nabi SAW anjing tersebut menggonggong dengan keras lalu kemudian menerkam si Nashrani itu dan mencakar wajahnya.

Maka orang-orang yang melihatnya terkejut dan segera berusaha menyelamatkannya.

 Lantas sebagian orang yang hadir berkata: Itu diakibatkan hinaanmu kepada Muhammad SAW.

Lantas si Nashrani berkata: Tidak, Anjing ini hanya spontanitas karena melihat isyarat tanganku dan disangkanya aku ingin memukulnya.

Namun kemudian Si Nashrani ini mengulang kembali celaannya terhadap Nabi SAW dengan perkataannya yang sangat keji. 

Baca juga:   Awas! Kenali Taktik Dan Strategi Missionaris Berikut

Maka si anjing pun berhasil lepas dari ikatannya dan langsung saja menyambar leher si Nashrani itu dan merobek hingga bagian dadanya yang paling atas.

Orang itu pun mati seketika. Karena kejadian ini, ada sekitar 40.000 orang Mongol masuk Islam. 

{Lihat: Al-Imam Adz-Dzahabi dalam Mu’jamus-Syuyukh, hal. 387-388} 

Di zaman kita ini, apakah anjing lebih mulia dan lebih pemberani dari manusia? 

Perhatikanlah, seekor anjing yang tidak mempunyai akal bahkan dalam fiqih disebut najis mugollazhah (najis yang berat) dan kita anggap hina, akan tetapi SUBHANALLAH ketika dia mendengar ada orang yang mencaci Nabi Muhammad Saw dia langsung marah dan menerkamnya.

Lalu bagaimana dengan kita?

Banyak orang yang saat ini mengaku berakal dan beragama Islam akan tetapi anehnya ketika Allah dan Rasul-Nya di hina serta kalamullah dan mukjizat Nabinya di nistakan dia biasa-biasa saja. 

Ada sebuah qoidah :

رضى باالكفر كفر

Ridha dengan kekafiran maka hukumnya kafir.

Rela terhadap penghina al-Qur’an saja sudah kafir lalu bagaimana jika membela dan mendukung penghina al-Qur’an?

Sebagai penutup marilah kita renungi ayat di bawah ini

Allah Swt berfirman:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al Mujadilah : 22).

Moga Allah mengakui dan menjaga keimanan kita dan semoga Allah hancurkan para penghina Kalam-kalam Allah Al-Quran.

Silahkan cek tulisan arab dalam kitab Mu’jamus Suyukh yang kami screenshoot berikut ini. 

Al-Imam Adz-Dzahabi dalam Mu’jamus-Syuyukh, hal. 387-388

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *