Antara Banjir Dunia dan Banjir Akhirat

Banjir sangat menyusahkan walau hanya semata kaki, lelahnya sama terutama ketika kita membersihkan sisa-sisa banjir atau lumpur yang masuk ke rumah kita.

Namun, banjir di dunia terjadi hanya beberapa jam atau beberapa hari saja, pernahkah kita membayangkan banjir keringat di akhirat? Bukan hanya satu jam atau beberapa hari, bahkan 50.000 tahun dalam hitungan hari di dunia.

Mereka merasakan dampaknya sesuai dengan kadar dosa mereka. Semakin banyak mencicipi dosa di dunia dan tenggelam dalam syahwatnya, maka semakin dalam ia tenggelam oleh keringat di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari kiamat nanti matahari akan didekatkan pada makhluk hingga jaraknya mencapai satu mil.” Sulaim bin Amir mengatakan, “Demi Allah, aku tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan satu mil tersebut. Apakah satu mil tersebut ukuran bumi atau sejauh pandangan mata, sehingga manusia kan tenggelam dalam keringat berdasarkan amal perbuatan mereka: ada yang sampai kedua tumitnya, ada yang sampai pada kedua lututnya, dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat.” Perawi mengatakan, “Dan Rasulullah SAW menunjuk mulutnya dengan tangannya.” (HR. Muslim)

Beginilah kondisi mereka yang akan tenggelam dalam peluh dan keringat hingga peluh dan keringat tersebut membanjir di padang mahsyar sehingga tujuh puluh hasta.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari kiamat nanti manusia akan mengeluarkan keringat hingga keringat tersebut mengalir di bumi (padang mahsyar) sehingga tujuh puluh hasta, dan keringat tersebut mengekang (membenamkan) mereka hingga mencapai telinga mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Teori pembanding diperlukan seorang Muslim dalam melihat amal perbuatan, hidup di dunia bagi seorang Muslim ibarat penjara bila dibandingkan akhirat, karena segala nikmat hidup tidak bisa dia rasakan. Sebaliknya bagi orang kafir, kehidupan di dunia ibarat Surga baginya bila dibandingkan akhirat, karena mereka akan masuk neraka abadi selamanya.

Baca juga:   Ustadz Anung Al Hamat: "Jangan tergesa-gesa sikapi deklarasi khilafah oleh ISIS"

Dalam kondisi sakit yang sangat dirasakan oleh manusia, dan begitu dahsyatnya nanti. Beruntunglah mereka yang selamat dari banjir di dunia dan banjir di akhirat dengan keringat. Sabarlah pada siapa saja yang terkena banjir di dunia tapi selamat banjir di akhirat.

Rugilah dia walau selamat dari banjir di dunia tapi tidak selamat dari banjir di akhirat. Dan sangat merugi dan merugi mereka yang sudah terkena banjir di dunia dan juga banjir di akhirat dengan keringat. Wallahu A’lam Bisshawab.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

2 Comments

  1. Betul, sangat menyusahkan dan dirasakan semua makhluk.

    Saat panas yang demikian menyengat, Nabi Muhammad sebagaimana Nabi lainnya datang dengan Telaga.

    “Telagaku (panjang dan lebarnya) adalah satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit, barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.” (HR. Bukhari)

    Mereka tidak haus, tidak lapar dan tidak kepanasan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *