Judul di atas adalah tema dari buku yang ditulis oleh Ali Syari’ati, seorang pemikir Syi’ah dari Iran, dalam buku itu ia ingin memberikan satu statement dalam membenarkan praktek ghuluw al-Hali yang ia sebut dengan syiah shafawi yang menurutnya masih ada hubungan dengan syiah awal yang ia sebut dengan syiah Alawi.
Syiah Shafawi inilah yang menancapkan pola keberhalaan, syirik dan taqlid buta, sehingga memanaskan permusuhan abadi antara syiah dan sunni, sehingga syiah ini bisa memasuki ranah kekuasaan politik secara umum, dan dengan kekuasaan politik tersebut syiah bisa dengan cepat merubah negara Persia yang awalnya mayoritas sunni menjadi syi’I melalui tekanan senjata.
Maksud dari syiah shafawi adalah syiah yang tunduk kepada kekuasaan Iran yang berpusat di Qumm dan percaya wilayatul Faqih di Teheran. Maksud dari Syiah Arabi adalah Syiah yang menolak kekuasaan Iran dan menolak wilayatul Faqih, dan tidak ayal bahwa kedua kelompok syiah, shafawi atau arabi tetap berada pada ke-ghuluwan mereka, syiah dibangun di atas dua pokok:
- Ghuluw kepada Ahlu Bait dan banyak memalingkan ibadah kepada mereka.
- Mencela sahabat, khususnya Abu Bakar, Umar dan Aisyah
Ghuluw dalam Syiah telah ada sebelum munculnya Shafawiyah, cukuplah kita melihat kitab al-Kaafi, di dalamnya tercantum banyak sekali ghuluw yang dilakukan oleh Syiah. Maka dari itu salah jika ada yang beranggapan bahwa syiah itu bersikap I’tidal sampai munculnya shafawiyah, dan sikap ghuluw itu muncul dengan kemunculan syiah itu sendiri, sebagaimana Ali telah membakar pendahulu mereka.
Dan kalau kita lihat pekembangan syiah, sebagai contoh di Iraq, Disana terdapat berbagai macam syiah, ada Syiah Sekuler, Shawiyah, Arabiyah dan Harakiyah, yang mengherankan adalah mereka ini berselisih di dalamnya tetapi perselisihan mereka adalah Tanawwu’ namun dalam memusuhi Ahlu Sunnah mereka bersepakat.
Akhirnya kita harus terus waspada dengan kelompok syiah, mereka ibarat Yahudi yang tidak akan ridha sehingga kita masuk agama mereka. []