Sebagai agama maupun pemerintahan,Islam jelas berdasarkan wahyu Ilahi Rabbi. Islam mewajibkan kita hidup rukun, tolong menolong, tenggang rasa dan adil terhadap semua orang, baik terhadap sesamamuslim maupun terhadap non muslim. Islam tidak memaksa orang agar masuk ke dalamnya.Islam harus diterima dengan kesadaran dan keikhlasan.Inilah yang merupakan fondasi sikap umat Islam dimanapun berada.Hal ini amat berbeda dengan sikap yang dipatri musuh-musuh Islam.Mereka senantiasa hendak memaksa agama dan ideologinya kepada kaum muslimin dengan berbagai tipu daya bahkan dengan kekerasan senjata, seperti yang terjadi di Hungaria, Yunani, Albania, Rusia dan negeri kita tercinta Indonesia.
Selama ini umat Islam dicekoki dengan slogan “Tidak ada politik dalam agama, tidak ada agama dalam politik.” Slogan itu selalu dipaksakan kepada umat Islam agar umat Islam tidak dekat-dekat dengan politik.Agar politik dan pemerintahan dimonopoli oleh orang-orang non agama.Umat Islam hanya boleh memonopoli masjid saja. Kalau sudah begitu maka lihatlah, sekarang ini umat Islam baik pejabat tinggi maupun karyawan biasa takut membawa-bawa agamanya ke kantor karena takut dituduh fanatik terhadap agama dan kuno.
Orang Barat Nasrani membantu kristenisasi di negara-negara Islam dengan berbagai cara, upaya dan dana. Mereka sengaja memberikan pinjaman dan bantuan agar kelak mereka dapat menduduki jabatan dalam pemerintahan yang loyal terhadap segala titah “majikannya.”
Oleh karena itu, kami menyerukan kepada umat Islam agar berloyal hanya kepada orang yang dikenal baik agamanya tidak berwali kepada orang yang bermuka dua dan orang yang bukan dari golongan Islam karena banyak dalil dari ayat-ayat Allah yang menyebutkan larangan tersebut.
Seperti dalam Surat 3 Ali Imran Ayat 28 yang artinya “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).”
Surat 4 An-Nisa’ Ayat 139 yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu?Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”
Dan Surat 5 Al-Maidah Ayat 51 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Selanjutnya, untuk menjadi missionaris yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, ada beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, yaitu:
- Kepribadian Yang Kuat
Missionaris harus orang yang berkepribadian kuat.Tapi anehnya, meskipun mereka sudah mengetahui kelemahan bukti dan kedangkalan dalilnya, tapi mereka masih saja bisa mengumbarkan kata-kata indah yang berliku-liku dan ini dilakukan untuk menjerat akal orang-orang yang pikirannya masih bersahaja.
Juga untuk mengatakan kepada kita bahwa “Tiga itu sebenarnya satu” untuk menjelmakan hal yang mustahil itu sudah tentu mereka membutukan keahlian berbicara dan kelihaian bujuk rayu lainnya.
- Propaganda Yang Tepat
Kemiskinan, kebodohan dan peyakit dijadikan propaganda murahan oleh para missionaris dalam upaya mencapai tujuannya. Bagi orang-orang yang imannya lemah dan jalan hidupnya terbendung dan menghadapi jalan buntu dalam soal mencari pekerjaan tentu akan rela menjadi pengikut mereka. Orang-orang seperti itu tentu akan lebih suka mengorbankan aqidahnya untuk mempertahankan hidupnya dan keluarganya.
- Pengabdian Kemanusiaan
Untuk melancarkan missinya mereka juga sengaja mengadakan pengabdian kemanusiaan, antara lain lewat pengajaran dan pengorbatan, serta berbagai bantuan lainnya. Semua itu digunakan para missionaris dengan sebaik-baiknya.Inilah rincian kegiatan-kegiatan mereka.
Lewat pengajaran
Dalam keputusan konfrensi Lucknow para pendeta menganjurkan agar mempercepat pembangunan sekolah-sekolah missionaris di Mesir.Ternyata keputusan itu langsung dilaksanakan.Mereka langsung mendirikan Universitas Amerika di Kairo.Letak universitas ini tidak jauh dari universitas Islam Al-Azhar Asy-Syarif.Di Pakistan juga didirikan sebuah Universitas Perancis.Ini mengingat di negara ini umat Islam cukup kuat kepribadiannya.
Lewat pengobatan
Lapangan ini mendapat perhatian besar dari berbagai lembaga Missionaris.Mereka mendirikan rumah sakit dan puskesmas dimana-mana dan itu merupakan celah lebar bagi para missionaris dalam memasuki kalbu orang sakit.
Bantuan-bantuan lain
Mereka juga membantu orang-orang yang memang membutuhkan bantuan, seperti kepada orang miskin dan orang sakit.Namun sebenarnya tujuan utama mereka adalah untuk membina hubungan baik.Ini digunakan sebagai langkah pertama untuk mengkristenkan mereka. Orang-orang yang menganggur diberi aharapan akan diberi pekerjaan. Sementara itu, para janda diberi berbagai santunan dan hadiah, dan anak-anaknya dibawa ke asrama-asrama mereka.
Di banyak negara, Dewan Gereja dan Vatikan juga sudah menyatakan kesiapsediaannya membantu pembangunan, dengan semboyan yang mereka dengung-dengungkan: “Dari Gereja kepada masyarakat”. Untuk melangsungkan niatnya maka dibentulkan dewan gereja yang lalu diikutsertakan dalam masalah-masalah pembangunan.
- Menyerang Islam
Sesudah pikiran dan kalbu korbannya telah benar-benar siap dan bisa menerima hal itu dengan tenang dan terbuka dan sudah merasa berhutang budi barulah para missionaris melakukan penyerangan pertama.Penyerangan itu dimulai terhadap Al-Quran Al-Karim.Mereka mengatakan bahwa Al-Quran adalah karangan manusia. Kemudian diperluas dengan menyerang Nabi Muhammad saw dan dilanjutkan dengan menyerang Bahasa Arab dan kebudayaan Islam secara umum. Terlebih dahulu hal itu dilakukan dengan memperhatikan korbannya yang ditinjau dari segi kultural, moral dan pola pikirnya.
- Melibatkan Diri Dalam Berbagai Lapangan Ilmiah Resmi
Salah satu sarana yang ditempuh mereka ialah dengan menyelinap masuk ke berbagai lembaga-lembaga ilmiah agar dapat menguasainya.Mereka juga berusaha mempengaruhi intelektual Islam agar mau melaksanakan program penjajahan dan missionaris.
- Melalui Buku Bacaan
Mereka banyak menyusun buku tentang Islam dan diterbitkan dengan gaya dan spesifik mereka. Mereka memasukkan racun ke dalam madu yang diberikannya kepada orang lain, seperti pada buku Ensiklopedi Islam dan terjemah Al-Quran.
- Mengadakan Diskusi Dan Perdebatan
Cara ini digunakan dalam keadaan terpaksa, apabila lawan tidak bisa dipuaskan dengan cara-cara di atas. Para ulama Islam seperti di India misalnya memiliki kemahiran berdebat sehingga dalil-dalil para missionaris dapat dipatahkan.
- Lewat Media Massa
Missionaris tau benar pentingnya media massa dalam mempengaruhi arah pemikiran. Oleh karena itu mereka berusaha keras memiliki dan menguasai media massa. Di banyak negara mereka memiliki dan menguasai beberapa media massa. Mereka memiliki pemancar radio dan surat-surat kabar besar.
Mereka memiliki pemancar radio missionaris lebih dari 50 buah di seluruh dunia, di antaranya pemancar radio “Quito” di Equador, Amerika Selatan. Adalagi pemancar radio di Monrovia, Liberia. Ada pula persatuan pemancar radio dalam 15 bahasa Afrika, selain dari bahasa Inggris, Perancis dan Arab.Ada pula pemancar radio yang berpusat di Montecarlo.Mereka mempunyai cabang di laut Karibia.Adalagi pemancar radio missionaris di Siprus, Switzerland, Srilanka dan Manila.
- Menggalakkan Bidang Pendidikan
Para missionaris melibatkan diri secara aktif dalam penyusunan falsafah pendidikan di IKIP.Mereka juga banyak menyusun buku dalam bidang pendidikan dan buku itu nanti dijadikan referensi dalam lembaga pendidikan tersebut.Sungguh disayangkan, peristiwa ini terjadi di berbagai universitas di negara-negara Islam.Padahal dalam aqidah Islam banyak sekali mutiara falsafah pendidikan yang jauh lebih indah dan luhur.
- Berusaha Menempuh Berbagai Cara Lainnya
Disamping menyelenggarakan kegiatan-kegiatan khusus seminari, para missionaris juga melakukan kegiatan lihai dan kotor lainnya.Mereka sengaja menjalin hubungan dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud).Mereka menyusun berbagai kegiatan yang melibatkan para pengajar dan kepala sekolah. Dengan cara itu, diharapkan sekolah-sekolah itu akan berubah menjadi sekolah missionaris dibawah naungan selubung Depdikbud.
Para missionaris menyusun program tersebut dengan amat cermat dan teliti. Sebelum membangun rumah sakit, sekolah dan sebagainya mereka terlebih dahulu mempelajari lokasi pembangunan dari berbagai sudut tinjauan, antara lain:
- Bangunan harus terletak di daerah yang padat.
- Lokasi harus mudah dicapai oleh kendaraan umum.
Kemudahan yang diperoleh pihak missionaris tersebut tentu atas bantuan yang diberikan pihak penjajah, terutama dalam menciptakan sikon yang tepat untuk mereka.
Sumber:
Aktharut Tanshir fi Biladil Muslimin oleh Muhammad Andurrahman Awwab
Tarikhu Jam’iyyati Muqawwamati Tanshir fil Mishriyyah oleh Dr. Khalid Na’im