Hakikat Mimpi
Ada yang mengartikan mimpi dengan khayalan, berhubungan dengan pancaindra, gerakan dan proses berpikir yang terjadi selama tidur. Dan ada juga yang mengartikan mimpi dengan deretan tamsil dan ide yang saling bertalian selama orang tidur. Mimpi memiliki isi (dream content) yang berupa gambaran, kesan dan ide yang ditampilkan dalam impian.
Psikologi Barat menyebut mimpi memasuki wilayah tidak sadar, karena menafikan pemantauan dan pengendalian diri bagi individu. Sementara Islam tidak demikian, sebab mimpi ada yang bawah sadar, sadar bahkan atas sadar. Contoh mimpi atas sadar adalah mimpinya Nabi Muhammad Saw ketika menerima wahyu atau perintah ilahiyyah, sebagaimana Sabda Nabi, “Sesungguhnya dua mataku terpejam, namun hatiku tidak tidur“. (HR, At-Tirmidzi), contoh lainnya adalah mimpi Leovi, pemenang hadiah Nobel, pernah bermimpi tentang sebuah eksperimen selama tiga malam. Kekule, seorang ahli kimia, menemukan struktur molekul senyawa Benzema lewat mimpi seekor ular yang menggigit ekornya, artinya struktur Benzema berbentuk gelang.
Kemudian, mimpi tidak sekedar jalan untuk mengungkap psikopatologi, tetapi mimpi dapat menjadi psikoterapi. Mimpi baik dan indah merupakan psikoterapi stress, depresi, gangguan mood, paranoid dan sebagainya.
Perbaiki Cinta dan Rindu
Alkisah, seorang murid pernah datang kepada gurunya dan berkata, “Saya tahu bahwa engkau melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mimpimu.” Sang guru menjawab, “Apa yang engkau inginkan, wahai anakku?” Dia berkata, “Ajarilah aku cara untuk melihatnya, saya ingin sekali melihatnya!” Sang guru itu pun berkata, “Malam ini engkau saya undang makan malam denganku, supaya aku bisa mengajarimu cara bisa melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Lalu murid itu pun datang menemui gurunya yang sudah menaruh banyak garam ke dalam makanan dan tidak menyediakan air. Lalu murid itu mulai makan, di sela-sela makannya, dia meminta air, namun gurunya tidak mau memberinya. Sebaliknya, sang guru malah memintanya untuk terus menambah makannya. Setelah selesai makan, dia berkata kepada murid tersebut, “Tidurlah dulu, apabila engkau bias bangun sebelum fajar, saya akan mengajarimu cara supaya bisa bermimpi bertemu dengan Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Murid itu pun tidur meliuk karena saking hausnya. Ketika sudah terbangun, sang gurunya, “Anakku, sebelum aku mengajarimu cara bisa bermimpi bertemu dengannya, aku ingin bertanya dulu kepadamu, apakah kamu bermimpi tentang sesuatu tadi malam?” Si murid menjawab “Ya.” Gurunya bertanya lagi, “Apa yang engkau lihat?” Jawabnya si murid, “Saya melihat hujan lebat turun, sungai-sungai mengalir dan air laut yang berombak.”
Sang guru berkata “Jika semalam engkau memikirkan Rasulullah sebagaimana engkau memikirkan air, dan hatimu terikat dengan Rasulullah sebagaimana hatimu terikat dengan air, maka engkau akan melihat Rasul.
Wahai anakku, jika engkau ingin melihat Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, wajib menjadikan Rasulullah sebagai pusat pikiran, hati dan jiwamu sampai engkau tidak memikirkan sesuatu selain Rasulullah. Ketika itu, Allah akan memuliakanmu dengan melihat Nabi.
Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, “Aku mendengar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku pula di kala sadar. Setan tidak bisa menyerupai fisikku.” Maka siapa yang ingin menjadikan Nabi Shallahu alaihi wa sallam selalu dalam pikirannya hendaklah dia mensucikan dan membersikah jiwa dari segala kotoran, membaca perjalanan hidupnya dan memperbanyak membaca zikir dan shalawat kepadanya.”
Mimpi merupakan cerminan dari alam bawah sadar kita. Karena banyak pikiran dan keinginan yang tidak dapat diekspresikan atau dicapai pada kondisi sadar, akhirnya muncul dalam bentuk mimpi. Dalam kisah di atas, si murid sebelum tidur ia ingin sekali minum. Tapi oleh gurunya tidak diperbolehkan hingga ia pun ketiduran dalam keadaan haus. Sehingga dalam mimpinya dia melihat air sebagai harapan yang dinginkannya.
Hikmanya, jika kita ingin bermimpi melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka perbaiki dulu bentuk cinta dan rindu kita kepadanya.
Adakah kiat khusus agar mimpi bertemu Nabi?
Tidak ada kiat khusus secara syar’i yang dapat dilakukan agar bisa mimpi bertemu dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Tetapi setidaknya ada beberapa hal terkait pertanyaan ini.
Pertama, seseorang yang melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpinya harus melihat beliau dengan cirri fisik yang hakiki bukan hanya penampakan cahaya atau sesosok laki-laki tua berjanggut putih dsb. yang demikian ini bukanlah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Bisa jadi sosok tersebut adalah setan yang mengaku sebagai nabi, ia tampil dengan wujud yang bukan merupakan fisik nabi, tetapi sekedar pengakuan bohong saja.
Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, “Aku mendengar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku pula di kala sadar. Setan tidak bisa menyerupai fisikku.” Ibnu Sirin mengatakan, “Kalau orang tersebut melihat nabi dalam rupa yang aslinya (pasti itu benar-benar nabi, karena setan tidak bisa menyerupainya pen.) (HR.Bukhari, no.6592 dan Muslim, no.2266)
Dahulu Muhammad bin Sirin (seorang tabi’n), apabila ada orang yang bercerita kepadanya bahwa dia melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia pun lekas bertanya, “Coba ceritakan sifat fisik yang engkau lihat itu padaku!” Apabila sifat fisik tersebut tidak pernah ia ketahui, maka ia katakana, “Engkau belum melihatnya.”
Imam Hakim meriwayatkan dari ‘Ashim bin Kulaib, dari ayahnya yang berdialog dengan Abu Hurairah, “Aku bercerita kepada Abu Hurairah bahwasanya aku telah melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpi.” Abu Hurairah pun menanggapi, “Ceritakan padaku apa yang engkau lihat!” Aku jawab, “Kusebutkan cirri fisik Hasan bin Ali, kemudian aku serupakan dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Kata Abu Hurairah, “Engkau benar-benar melihat nabi.”
Kedua, orang yang melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpinya adalah orang-orang yang taat menjalankan agama dan istiqomah dengan ajaran-ajarannya.
Ketiga, orang yang melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berpegang teguh dengan sunah. Ia adalah orang yang perhatian dengan ibadah-ibadah hariannya apakah sudah sesuai dengan sunah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam atau belum. Demikian juga dengan muamalahnya, ia seseorang yang terkenal dengan kebaikan akhlak, baik di kalangan keluarga ataupun di lingkungan sosial masyarakatnya.
Ciri Fisik Nabi Muhammad Saw
Doa Agar Mimpi Bertemu Nabi
اللهم صلّ على محمّد النبيّ وأزواجه أمهات المؤمنين وذريتهِ وأهل بيته، كما صلّيت على ءال إبراهيم إنك حميد مجيد
Bacalah doa ini malam hari atau di tengah siah 100 kali atau lebih sesuai kemampuan. Doa ini disampaikan oleh Syaikh Jail Shadik Al-Asy’ari dan banyak kaum muslimin yang mempraktikkannya dan ingin bertemu Nabi dalam mimpi.
Pembacaan doanya bisa dilihat di video berikut:
Ust Abdul Somad memberikan jawaban terkait pertanyaan sesorang tentang orang yang bertemu Nabi didalam mimpi. Menurut beliau, tidak penting seseorang itu bertemu Nabi atau tidak kalau setelah bertemu Nabi kemudian dia umbar-umbar, yang penting adalah Istiqamah, karena istiqamah itu lebih berharga dari seribu karomah.
Sumber:
Mimpi dan Psikoterapi oleh Prof. Abdul Mujib di kelas Psikologi SPs UIN Jakarta
https://ar.islamway.net/fatwa/40463
http://www.islamqa.com/ar/ref/14052