Tanggapan Atas Artikel “Distorsi Sejarah dalam Serial Muawiyah, Hasan dan Husain”

Saya menemukan artikel menarik dari situs Syiah IRIB atau Iran Indonesian Radio yang mengkritisi serial film Muawiyah, Hasan dan Husein.  Saya berharap artikel tersebut bisa menjadi bahan perbandingan dari artikel yang saya tulis juga tentang Serial Serial Muawiyah, Hasan dan Husein. Artikel tersebut terdiri dari dua bagian, bagian pertama saya dapatkan dari situs IRIB yang bisa anda lihat disini, dan bagian kedua saya dapatkan dari sebuah blog disini.

 Berikut ini tanggapan saya untuk artikel tersebut:

Produsen film pada langkah awal berusaha membersihkan figur-figur jahat dalam sejarah seperti Muawiyah dan Yazid. Berbeda dengan yang digambarkan dalam film ini,  kedua figur yang ingin dibersihkan adalah orang-orang yang oleh sejarah dikukuhkan sebagai pembunuh dua cucu kesayangan Nabi Saw, perampas kekhalifahan umat Islam dan yang paling bertanggung jawab dalam perubahan alur sejarah umat ini.

Penulis naskah maupun sutradara film berusaha keras untuk menyembunyikan fakta permusuhan Muawiyah dan Nabi Umayyah terhadap keluarga Nabi Saw, padahal kisah permusuhan itu adalah fakta sejarah yang tak terbantahkan. Mohammad Hoseein Rajabi Davani, peneliti sejarah Islam mengatakan, “Serial ini mengesankan Muawiyah yang telah menyimpangkan sistem kekhalifahan Islam dari jalurnya sebagai figur yang baik. Sementara, sumber-suber otentik sejarah tak pernah mengenal Muawiyah seperti yang digambarkan itu. Bahkan, serial ini melupakan peran utama Yazid dalam tragedi Karbala dan pembunuhan atas Imam Husein, keluarga dan para sahabatnya. Serial ini secara jelas telah melakukan distorsi sejarah untuk kepentingan kelompok dan aliran pemikiran tertentu.”

Tanggapan:

Seluruh kitab Ahlus Sunnah yang membahas aqidah pasti di dalamnya terdapat pembahasan mengenai Ahlul Bait Nabi saw. Hal ini menunjukkan pentingnya permasalahan ini, sehingga para ulama membahasnya dalam buku aqidah yang menyangkut keyakinan kaum muslimin. Sebagian ulama ada pula yang menyusun buku khusus yang membahas masalah Ahlul Bait.

 Inti keyakinan Ahlus Sunnah terhadap Ahlul bait adalah sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam Aqidah Washitiyyah melalui bahasan yang singkat. Dalam buku itu beliau menjelaskan: “Mereka mencintai Ahlul Bait Nabi saw. Mengangkat mereka pada kedudukan terhormat, menjaga wasiat Rasulullah saw mengenai diri mereka sebagaimana sabda beliau pada hari Ghadir Khum: “Kuperingatkan kalian kepada Allah berkaitan Ahlul Baitku”

 Rasulullah saw juga bersabda pada pamannya, al-Abbas ra. Ketika itu mengadu kepada beliau bahwa beberapa orang Quraisy bersikap kasar terhadap Bani Hasyim: “Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka belum beriman sehingga mereka mencintai kalian karena Allah dan karena (kalian adalah) kerabatku”.

Selain itu Ibnu Katsir juga menyebutkan dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah satu riwayat yang menyatakan kemesraan hubungan antara Muawiyah dan Ali yaitu ketika Muawiyah menangis dan bersedih atas kematian Imam Ali.

Baca juga:   Orientalis dan Perhatian Mereka terhadap Bahasa Arab

Jarir bin ‘Abdul Hamiid berkata dari Mughirah yang berkata “ketika kabar terbunuhnya Ali sampai kepada Muawiyah, maka ia menangis. Kemudian istrinya berkata “engkau menangisinya padahal engkau memeranginya”. Muawiyah berkata “celaka engkau, engkau tidak mengetahui bahwa orang-orang telah kehilangan seorang yang utama, faqih dan alim [Al Bidayah Wan Nihayah Ibnu Katsir 11/429]

Riwayat di atas juga disebutkan oleh Ibnu Asyakir dalam tarikh-nya dengan lengkap.

Telah mengabarkan kepada kami Abu Muhammad Thaahir bin Sahl yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Hasan bin Shashraa telah menceritakan kepada kami Abu Manshur Al ‘Ammaariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Qaasim As Saqathiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ishaq As Suusiy yang berkata telah menceritakan kepadaku Sa’id bin Mufadhdhal yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Haasyim dari ‘Ali bin ‘Abdullah dari Jarir bin ‘Abdul Hamiid dari Mughirah yang berkata “ketika kabar terbunuhnya Ali sampai kepada Muawiyah maka ia menangis dan mengucapkan istirja’. Istrinya berkata “engkau menangisinya padahal engkau dahulu memeranginya”. Muawiyah berkata kepada istrinya “celaka engkau, engkau tidak mengetahui bahwa orang-orang telah kehilangan orang yang utama, faqih dan alim [Tarikh Ibnu Asakir 59/142]

                                                                      *****

Di sisi lain, serial ‘Muawiyah, Hasan dan Husein’ mengangkat sebuah kisah dusta dan riwayat palsu tentang Syiah dengan tujuan menciptakan perselisihan di tengah umat Islam. Dikisahkan dalam film ini bahwa Syiah adalah aliran yang kehadirannya dibidani oleh sosok manusia bernama Abdullah bin Saba’.

Tanggapan:

Alasan mereka menolak figur Abdullah bin Saba karena berita tentangnya dikutip dari buku sejarah tulisan Ath-Thabari melalui jalur Saif bin Umar At-Tamimi yang dikenal sebagai perawi lemah, suka berdusta dan tidak bisa dipercaya. Saif bin Umar At-Tamimi memang dinyatakan lemah dan haditsnya tidak dapat dipercaya oleh ulama, tetapi dalam masalah yang berhubungan dengan hukum syariah, bukan dalam bidang sejarah.

Baca juga:   Untuk Gaza

Dan berita tentang Abdullah bin Saba tidak hanya diriwayatkan melalui jalur Abdullah bin Saif At-Tamimi saja, Abu Amr Muhammad Ibnu Umar Al-Aziz Al-Kasyi telah meriwayatkan tujuh jalur tentang Abdullah bin Saba tanpa melalui jalur Saif bin Umar At-Tamimi yang dianggap lemah itu. Selain itu, Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam bukunya Lisan Al-Mizan jilid III hal 289-290 yang terbit tahun 1330 H meriwayatkan enam jalur yang juga tanpa melalui jalur Saif bin Umar At-Tamimi. Maka berdasarkan keterangan di atas, alasan untuk menghilangkan figur Abdullah bin Saba dari panggung sejarah tidak dapat dipertahankan.

Di atas telah saya sebutkan salah seorang ulama Syiah yang bernama Murtadha Al-Askari, ia menulis buku berjudul Khamsuun wa Mi’ah Shahabi Mukahtalaq yang menyebutkan 150 sahabat yang dianggap dibuat-buat oleh Saif bin Umar.

Penulis buku ini menyebutkan seidaknya ada tiga sebab mengapa Saif bin Umar membuat-buat nama sahabat tersebut; pertama, ta’ashub kepada kabilah bani Tamim, yang mendorongnya membuat nama-nama palsu dari bani Tamim, lalu menyebutkan mereka sebagai pahlawan dan pejuang islam. Kedua, tuduhan Ibnu Hibban bahwa Saif bin Umar sebagai orang zindiq dan ketiga, Saif dinilai dhaif oleh kebanyakan krtikius hadits.

Tentang sebab kefanatikan Saif bin Umar kepada bani Tamim, memang terkadang Saif lebih mengutamakan riwayat yang berasal dari kabilahnya. Dalam hal ini ahli sejarah menerapkan kaidah التساهل في رواية الأخبار والتشدد في رواية الحديث terhadap Saif, terlebih ahli sejarah seperti Az-Zahabi dan Ibnu Hajar tidak menganggap dia sebagai pendusta dan penipu seperti yang digambarkan Murtadha Al-Askari.

Sekiranya ahli sejarah itu menerapkan syarat-syarat seorang perawi hadits kepada perawi sejarah niscaya akan banyak kekosongan dalam kajian sejarah islam, karena banyak dari mereka yang tidak sampai kepada derajat Tsiqah atau terpercaya.

Baca juga:   Ramadan, Bulan Mengasah 'Gergaji'

Tentang tuduhan zindiq, hal itu disebabkan pandangan Ibnu Hibban ketika Saif bin Umar meriwayatkan berita Abdullah bin Saba’ secara sendirian (infarada), Abdullah bin Saba’ hanyalah bualan Saif bin Umar. Namun sebagaimana penjelasan di atas bahwa ada riwayat lain dari Al-Kaasyi dan Ibnu Hajar yang menyebutkan keberadaan Abdullah bin Saba’ dalam sejarah.

Terakhir, jika kita menolak riwayat-riwayat dari Saif bin Umar karena haditsnya dhaif atau karena ta’ashub kabilah dan riwayat perawi sejarah yang lain seperti Abu Mikhnaf dan Abu Ma’syar As-Sundi juga karena kedhaifan mereka. Lalu apa yang tersisa dari sejarah??? Sungguh metode salaf dalam merespon riwayat sejarah benar-benar agung.

                                                                   *****

Di akhir pembahasan ini perlu saya ingin menyinggung wawancara dengan surat kabar Mesir Al Masry Al Youm dengan ulama kontemporer zaman ini, Yusuf Qardhawi, ketika ditanya mana yang lebih berbahaya, Wahhabi atau Syiah. Qaradawi memberikan kritikan singkat namun pedas terhadap Islam Saudi, kemudian mengungkapkan bahaya Syiah.

“Mereka Muslim, namun mereka memasukkan (gagasan baru ke dalam Islam) dan yang membahayakan adalah upaya mereka menginvasi masyarakat Sunni. Mereka siap melakukannya karena mereka punya kekayaan miliaran dan banyak kader yang telah terlatih untuk menyebarkan ajaran Syiah di negara-negara Sunni,” katanya.

“Amat disayangkan, saya baru-baru ini menemukan ada Syiah di Mesir. Sepuluh tahun lalu mereka tidak akan berhasil melakukan penyebaran. Tapi, sekarang mereka ada di surat kabar, televisi, dan secara terang-terangan memperlihatkan keyakinan Syiah. Kaum Siah menyembunyikan keyakinan mereka, dan itulah yang harus kita waspadai. Kita harus melindungi masyarakat Sunni dari invasi Syiah.”

NB:

Kalangan Syiah membuat fans page untuk menolak serial Muawiyah, Hasan dan Husain. Bisa anda lihat di http://www.facebook.com/Crimes.Muawiyah

Serial Hasan dan Husain Lengkap

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

15 Comments

  1. Keberadaan sosok ‘Abdullah bin Saba’ adalah sesuatu yang telah disepakati oleh Ahlus-Sunnah dan Syi’ah (mutaqaddimiin). Dan inilah pernyataan tokoh Syi’ah kontemporer yang bernama Muhammad Husain Az-Zain :
    وعلى كل حال فإن الرجل – أي: ابن سبأ – كان في عالم الوجود، وأظهر الغلو، وإن شك بعضهم في وجوده وجعله شخصاً خيالياً.. أما نحن – بحسب الاستقراء الأخير – فلا نشك بوجوده وغلوه
    “Maka, sesungguhnya sosok laki-laki ini – yaitu Ibnu Saba’ – diketahui benar adanya dan menampakkan sikap berlebih-lebihan (ghulluw). Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka (orang-orang Syi’ah) ragu-ragu akan keberadaannya sehingga menjadikannya sebagai sosok khayalan…..Adapun kami, sesuai penelitian termuktakhir, tidak ragu akan keberadaannya dan sikap berlebih-lebihannya” [Asy-Syii’ah wat-Taariikh, hal. 213].
    Dan tentang silsilah Abdullah bin Saba’ bisa anda lihat pada buku yang ditulis ulama syiah yang telah bertaubat Husain Al-Musawi. Ia menulis kitab Lillahi tsumma littarikh yang diterjemahkan mengapa saya keluar dari syiah

  2. Ane Ali Al Mujtaba bermubahalah “Syiah Ali adalah ajaran Islam yang paling murni berasal dari Rosul melalui ahlul baytnya yang suci” Yang menyatakan syiah Ali sesat maka dialah yang sesat dan yang menyatakan syiah Ali kafir maka dialah yang kafir! Jika pernyatan ane ini salah maka ane akan dikutuk Alloh dengan hukuman yang sepedih-pedihnya mulai detik ini juga sampai akhir hayat ane! Percayalah bahwa ente penghujat syiah itu anda telah memusuhi Alloh, Rosul, dan ahlul baytnya yang suci!

  3. Komenter anda di atas sempat membuat saya merinding karena baru kali ini saya mendapati orang yang terang-terangan membela aqidah syiah sampai ditulis di media umum seperti blog ini. Oleh karena itu selama beberapa hari ini saya berusaha menyiapkan bantahan atau nasehat kepada anda.

    Komentar anda mengisyaratkan anda sebagai pemeluk Syiah tulen, tapi saya ragu jangan-jangan anda hanya mengekor guru anda saja tanpa pernah mengkaji referensi dan rujukan buku-buku Syiah. Sungguh seandainya anda mau mendalami dan meneliti kepercayaan, aqidah dan landasan berpijak agama Syiah, anda akan tersentak heran dan tercekam kaget, hampir tidak terbayang bahwa di antara manusia yang mengaku berilmu dan beradab telah dirangsang oleh nafsunya untuk menulis dan mengarang buku-buku semacam itu yang dijejali tumpukan kebatilan, kepicikan, khurofat, caci maki dan kebohongan, kemudian menamakan tumpukan sampah busuk itu “RUJUKAN AGAMA”;. Begitu juga rasanya tidak terbayang kalau di antara anak Adam yang masih menghargai dirinya dan perikemanusiaannya serta menghormati budi dan akalnya begitu bodoh, licik dan terkecoh untuk mempercayai literatur yang terjangkit wabah itu, bersimpati, mengikutinya dan rela menjadi misionarisnya, seperti anda Ali Al Mujtaba….

    Silahkan membaca “EMPAT RUJUKAN SYIAH YANG SHAHIH” yang dari keempat sumber literatur itu ajaran mereka yang lain bercabang; kitab-kitab itu adalah: AL-KAFI, AT-TAHZIB, AL-ISTIBSHAR DAN MAN LA YAHDHURUHUL FAQIH. Alhamdulillah kitab pertama dan ketiga sempat saya teliti, jika disimpulkan kitab-kitab tersebut memuat ajaran-ajaran bahwa 1. Semua sahabat murtad kecuali beberapa saja 2. Sahabat kecuali beberapa telah berkhianat kepada Rasul 3. Khilafah harus ada pada Ali, Hasan, Husain dan anak cucu mereka 4. Al-Quran yang sekarang telah dirubah, ditambah dan dkurangi 5. Imam mereka mengetahui ilmu ghaib 6. Hadits dan musnad umat islam yang sekarang tidak bernilai senilai sayap ekor nyamuk 7. Percaya pada Raj’ah yaitu kembalinya roh ke jasadnya masing-masing sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada Abu Bakar, Umar, Aisyah dan Hafshah 8. Percaya bada Albada yaitu hilangnya sesuatu dari pengamatan Allah, kemudian nampak kembali bagi-Nya 9. percaya Taqiyyah dan 10. Percaya adanya Nikah Mut’ah.

    Faktor utama kebodohan Syiah tersebut adalah sedikitnya ilmu dan kefahaman kepada Al-Quran, Sunnah dan Peri hidup khulafa’ ar-rasyidin. Dan penawarnya adalah dengan meminta petunjuk (hidayah) kepada Allah swt dan meninggalkan hawa nafsu sehingga ia jauh dari kesesatan.

    Di antara bentuk kebodohan Syiah adalah tidak tahu bahwa ketika terjadi perang Jamal antara Aisyah dan Ali, beliau tidak pernah menghina nasab mereka, tidak menyiksa orang terluka, tidak mengejar pasukan dan tidak pula membunuh tawanan.

    Bahkan beliau menshalati korban dari kedua belah pihak dan menegaskan bahwa mereka bukan orang kafir lagi munafik. Adapun yang diperangi adalah orang-orang Haura yang mengkafirkan orang Islam dan menghalalkan darah dan harta mereka. Ini adalah mazhab Imam Ali, lalu bagaimana dengan mazhab Syiah tentang aqidah “AR-RAJAH” ketika imam mereka keluar sebelum hari kiamat untuk menghukum musuh-musuhnya seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, Hafshah dan siapa yang mengikuti mereka.

    Kebodohan lain Syiah adalah tentang keberadaan al-muntadhar (imam mahdi versi Syiah) orang yang berilmu harus teliti dan tidak tidak berkata tanpa bukti.

    Ali ra pernah berkata: “Al-Mahdi akan muncul dari keturunan anak ini” (HR Ibnu Majah). Beliau menunjuk Hasan. Dan Nabi juga bersabda bahwa Al-Mahdi nanti adalah Muhammad bin Abdullah bukan Muhammad bin Hasan.
    Perkataan Ali di atas dengan jelas menegaskan bahwa Imam Mahdi kelak berasal dari keturunan Hasan bukan Husain.

    Hasan dan Husain ada kemiripan dengan Ismail dan Ishaq meskipun mereka bukan nabi. Pernah setelah Nabi saw mengajarkan doa “Uidzukuma Bikalimatillahit Tammah…..” beliau bersabda: Ibrahim juga mengajarkan doa ini untuk Ismail dan Ishaq.

    Nabi Ismail itu paling dewasa dan sangat lembut hati, demikian pula Hasan, karena itu Nabi saw bersabda di atas mimbar: “Anakku adalah sayid (tuan), lewat dia Allah menyatukan dua kelompok umat Islam” (HR Bukhari).
    Dan sebagaimana kebanyakan Nabi berasal dari keturunan Ishaq, kebanyakan pemimpin agama (imam) datang dari keturunan Husain. Begitu pula dalam hal kenabian, kenabian terakhir datang dari keturunan Ismail, maka khilafah Al-Mahdi dan khilafah terakhir dari keturunan Hasan.

    Para pembaca yang budiman dan beradab, inilah sekelumit kebodohan dari kepercayaan Syiah, kami persilahkan Ali Al Mujtaba dan kongsi-kongsinya untuk merujuk dan melihat serta memperhatikan buku-buku rujukan Syiah itu.

    Mereka berhak bangga dengan buku-buku itu tetapi selama mereka percaya, mengagungkan dan bertopang kepada buku-buku itu, sedikitpun mereka tidak berhak untuk menisbatkan dan menghubungkan diri mereka dengan ISLAM dan KAUM MUSLIMIN. Sebab Islam adalah agama Allah, sedangkan aqidah Syiah telah dibentuk dan diwarnai oleh hawa nafsu dan pemikiran kaum ZINDIQ, YAHUDI, MAJUSI, NASRANI; aqidah dan kepercayaan yang terlepas dari Islam dan kaum muslimin.

    Ali Al Mujtaba juga copas komentar ajakan mubahalahnya di blog saya di artikel lain, namun saya jawab dengan cara yang berbeda.

    lihat link ini: http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2011/06/26/kontroversi-sunni-syii-dalam-film-yusuf-as-shiddiq-alaihis-salam/

  4. Ane Ali Al Mujtaba semakin hari semakin sehat maka jika antum tetap menghujat syi’ah ane pastikan antum adalah musuh Alloh, Rosul, dan ahlul baytnya yang suci!

  5. Mari kita bantah satu persatu pernyataan syiah koptik Ali Al Mujtaba di atas.

    [Ane Ali Al Mujtaba semakin hari semakin sehat]
    Kesehatan yang Allah berikan kepada anda ini semestinya anda gunakan untuk beribadah dan menuntut ilmu-ilmu-Nya yang maha luas yang sekalipun luas tujuh petala lautan dijadikan tinta dan seluruh pohon di dunia sebagai penanya belum cukup menulis ilmu-Nya, ilmu manusia hanyalah setetes dari lautan ilmu Allah.

    Kesehatan anda ini bisa juga sebagai istidraj seperti imam besar anda Khomeini yang selama hidupnya dipenuhi kemuliaan, namun di akhir hidupnya jasadnya tercabik-cabik, ditelanjangi dan terinjak-injak.Apakah anda ingin berakhir seperti itu??

    Kesehatan yang anda banggakan itu hanya sebagian dari nikmat Allah yang Ia berikan kepada seluruh makhluk-Nya, tidak layak anda bangga-banggakan karena nikmat yang terbesar adalah ketika kita bisa memahami agama dengan benar sesuai ajaran salaf as shalih, begitu banyak manusia tergelincir dalam aqidah karena tidak mengikuti jalan dan peri hidup mereka.

    [maka jika antum tetap menghujat syi’ah]

    Apa yang saya tulis dalam blog saya bukan untuk menghujat tetapi sebagai dakwah kepada jalan islam yang murni yang telah diwariskan dari Rasulullah kepada sahabat tabi’in tabiut tabi’in dan ulama islam setelahnya.

    Mengingatkan kepada kalangan Syiah bahwa sandaran dan pijakan aqidah dan kepercayaan mereka itu sesat dan kalau mereka ingin diakui sebagai ahli qiblat dan saudara dalam islam, maka mereka harus melepaskan diri dari rujukan-rujukan itu dan membersihkan aqidah mereka dari korosi literatur itu untuk selanjutnya bertaubat dari petualangan kesesatan selama ini.

    Bagaimana saya menghujat Syiah sementara di antara imam-imam Syiah adalah imam dan ulama Ahlus Sunnah. Sikap Ahlus Sunnah kepada Ahlul Bait adalah mencintai mereka, mengangkat mereka pada kedudukan terhormat, menjaga wasiat Rasulullah saw mengenai diri mereka sebagaimana sabda beliau pada hari Ghadir Khum: “Kuperingatkan kalian kepada Allah berkaitan Ahlul Baitku

    [ane pastikan antum adalah musuh Alloh, …]
    Atas dasar apa anda menyebut saya musuh Allah…bukankah musuh Allah adalah orang musyrik, kafir dan thaghut?? dan wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, dan Allan telah berfirman dalam sebuah haidits qudsi “Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya……jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi “ Riwayat Bukhori.

    Semoga jawaban ini belum lengkap dan silahkan ditambah….

  6. nampaknya korosi sampah literatur syiah benar-benar telah melekat pada jiwa dan bercampuraduk dengan darah dan daging anda, sehingga nasehat-nasehat yang ana sampaikan sama sekali tidak mempan.

    yang antek dajjal itu anda wahai orang syiah, kelak dajjal dan syiah bersatu memerangi ahlus sunnah, namun akhirnya ahlus sunnah-lah yang menang dengan tebasan-tebasan pedang Isa alaihis salam dan tentaranya.

    bagaimana ana (baca: ahlus sunnah) jadi antek dajjal padahal dalam setiap sholat lima waktu kami selalu meminta kepada Allah swt agar dijauhkan dari fitnah dajjal la’natullah alaih…

  7. He he antum berani nggak meminta keadilan pada Alloh! Ane nyatakan penghujat syi’ah adalah antek dajjal!

  8. He .. he .. agama bikinan dajjal yang antum imani mana berani minta keadilan dari sang maha adil Alloh SWT. (Tuhan antum yang digotong kambing gunung kan?)

  9. Ali Al Mujtaba cukup dilawan santai saja dia itu kan anjing kurapnya Republik Shi’i Iran, percaya saja suatu ketika dia kembali memeluk ajaran nenek moyangnya yaitu Agama Islam. Kalau skrng dia masih asyik mut’ah2an u melampiaskan nafsu syahwatnya, aku percaya dia akan kembali memeluk Ahlus Sunnah wal Jamaah agama kakek-neneknya.
    Sabda Baginda Rasulullah SAW ; “Ketahuilah ia (Dajjal) berada di laut Syam atau laut Yaman.. akan datang dari arah timur (lalu menunjukkan dengan tangan baginda)..”[Riwayat Muslim]. Daripada Abu Bakar al-Siddiq r.a, sabda Baginda SAW, “Dajjal akan muncul ke bumi dari arah timur bernama KHURASAN.” [Riwayat al-Tirmizi]. Daripada Anas … bin Malik r.a, sabda Baginda SAW, “Dajjal akan keluar dari kota Yahudi ISFAHAN (Khurasan, IRAN) bersama 70,000 penduduk ISFAHAN”. [Fath al-Rabbani Tartib Musnad Ahmad. Ibn Hajar berkata : “Sahih”]. Ibn Kathir berkata, Dajjal pada mulanya akan muncul dari ISFAHAN dari sebuah kota Yahudi [al-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim]. ISFAHAN adalah sebuah bandar terbesar YAHUDI di Iran dan pusat loji nuclear Iran pada masa kini.

  10. sampai batas ini Ali Al Mujtaba sudah keterlaluan, ia telah berlaku berlebihan dengan menghina Allah dan Nabi Muhammad saw.

    Pertama; ia mengatakan bahwa agama islam adalah agama bikinan dajjal, orang ini berani menghina nabi dengan menyebutnya sebagai pembuat agama padahal beliau hanyalah penyampai risalah-Nya, dan ia menyebut nabi sebagai dajjal, masya allah,,,

    Kedua;ia menyebut Allah di gotong kambing gunung meskipun tidak secara terang-terangan, kalau yang dia maksud tuhan disitu bukan Allah lalu siapa?

    lalu keadilan yang bagaimana yang kamu minta, wahali Ali Al Mujtaba…

  11. Jika emang ente percaya Alloh maka ente harus minta keadilan pada Alloh , jika tidak maka ente adalah musuh Alloh!

  12. kita mempunyai kitab suci yg sama, bersatulah. Jangan merasa paling benar. musuh2 islam sangat gembira melihat pertikaian sesama Muslim. Takutlah neraka wahai orang2 yg bertikai, itu pasti.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *