Fawaaid, Kumpulan Faidah Ilmiah

Kumpulan Faidah Ilmiah – Fawaid itu salah satu cara ulama terdahulu untuk mengumpulkan segala macam ilmu pengetahuan yang mereka dapat dalam kehidupan mereka. Dan Knowledge Management adalah jargon besar di abad XXI ini untuk mengelola ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Ikujiro Nonaka dari Matsuhita Electric.

Kehadiran komputer dan internet pada masa ini telah mengubah paradigma baru dalam kehidupan, termasuk dalam hal sharing ilmu pengetahuan dengan mudah dapat kita bagikan kepada semua orang di dunia hanya dalam waktu beberapa detik saja.

Dan cara paling mudah dan terbaik (versi saya) untuk menerapkan fawaid dan knowledge management sekaligus di zaman ini adalah dengan menjlentrehkannya lewat semua aktifitas blogsphere seperti blogging, blogwalking, kategorisasi posting, trackback, pingback, feedback, social networking dan diskusi di milis atau forum komentar adalah salah satu proses SECI dan menulis fawaid sekaligus.

Makalah ini berisi faidah-faidah yang kami kumpulkan dari beberapa kitab dan buku ketika belajar di Pesantren Tinggi Al-Islam, Bekasi. Harapan kami kerja kecil ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.

Syaithan mengganggu manusia melalui enam pintu

  1. Berlebih-lebihan dalam hal makanan yaitu memakan melebihi kebutuhan tubuh
  2. Berlebih-lebihan dalam berbicara yaitu dengan berbicara tanpa ada manfaatnya
  3. Berlbih-lebihan dalam bergaul dengan manusia yaitu seseorang tidak memperjhatilan dengan siapa ia duduk, sehingga  ia duduk dengan orang mukmin, munafiq,orang yang taat dan orang yang maksiat bahkan ia juga duduk dengan orang kafir, dalam bergaul mausia terbagi menjadi empat
    1. Orang yang dalam bergaul seperti makanan yang dibutuhkan setiap saat, hal ini seperti para ulama
    2. Orang yang dalam bergaul seperti obat yang digunakan ketika saat sakit
    3. Orang yang dalam bergaul seperti penyakit
    4. Orang yang dalam bergaul seperti meminum racun
    5. Berlebih-;lebihan dalam memandang yaitu selalu melihat pada hal-hal yang diharamkan
    6. Berlebih-lebihan dalam mendengar yaitu dengan mendengar ghibah dan namimah
    7. Berlebih-ebihan dalam tidur yaitu tidur melebihi kadar yang dibutuhkan tubuh

(ad-Durar as-Sunniyah, bab Jihad: 240)

Sifat Alah Subhanahu wa Ta’ala ada lima macam:

  1. Sifat yang berkenaan zat-Nya, seperti bahwa Allah itu ada (al-Maujud)
  2. Sifat yang berkenaan dengan sifat maknawiyah. Seperti as-Sami’
  3. Sifat yang berkenaan dengan pekerjaannya, seperti menciptakan
  4. Sifat yang menunjukkan kemuliaannya,seperti al-Qudus
  5. Sifat yang merupakan paduan dari dua nama atau dua sifat, seperti al-Ghaniyul Hamid

(Bada’iul Fawaid karangan Ibnu Qayyim)

Faidah- dari menundukkan pandangan

  1. Akan merasakan manisnya iman
  2. Sebagai cahaya hati dan firasat yang benar
  3. Menguatkan hati

(ad-Durar as-Sunniyah, bab Jihad: 240)

Macam-macam manusia ketika Ramadhan

  1. Orang yang wajib puasa yaitu muslim, mukallaf dan mampu
  2. Orang yang wajib menqadha’ puasa yaitu orang yang tidak mampu secara hissi, seperti orang yang sakit, haid atau nifas
  3. Orang yang wajib makan saja, yaitu orang yang sudah tua renta
  4. Orang yang wajib makan dan menqadha’ puasanya, yaitu orang yang sakit atau hamil lau berbuka karena takut membahayakan janinnya dan seseorang yang mangakhirkan puasa ramadhan sampai setelahnya tanpa ada uzur syar’I, jika ia meninggal padakeadaan ini, makamenurtu ulama ia hanya makan satu kali
  5. Oramg yang tidak wajib apa-apa, yaitu orang tua yang bersafar, tetapi hal ini ada perbedaan di kalangan ulama karena menyelisihi nash syar’I dan yang benar ia hanya diwajibkan makan saja

(al-Muntaqa min Faraidul Fawaid, karangan Syaih Utsaimin)                               

Amalan yang keluar dari diri manusia dibagi empat

  1. Pekerjaan yang keluar tanpa ada niat sama sekali, seperti orang yang memegang dengan tangannya
  2. Orang yang dipaksa melakukan sesuatu,secara syari’ orang trsebur tidak terkena hukum
  3. Orang yang tidur, ulama telah bersepakat bahwa orang yang tidur tidak terkena taklif
  4. Orang yang hilang akal

Harapan-harapan yang terlarang

  1. Berharap lenyapnya kenikmatan dari orang lain
  2. Berharap kematian
  3. Berharap bertemu dengan musuh
  4. Berlebih- lebihan dalam urusan duniawi
  5. Bergantung pada khayalan tanpa usaha

(at-Tamanni fil Kitab was Sunnah anwauhu wa ahkamuhu)

Sifat-sifat Ahlu Sunnah

  1. Mengikuti atsar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara lahir dan batin
  2. Mengikuti jalan orang-orang terdahulu dari para Muhajirin dan Anshar
  3. Mengikuti wasiat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu ketika beliau berwasiat agar nerpegang dengan sunnahnya dan mengikuti para Khulafa Rasyidin
  4. Mereka mengagungkan al-Quran dan Sunnah dan mendahulukannya dari perkataan manusia
  5. Mereka berkumpul karena al-Quran dan Sunah, bersepakat dan tolong menolong dalam taqwa dan kebaikan
  6. Mereka berpegang pada 3 pokok yaitu al-Quran, Sunnah dan Ijma’

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Setelah masa Sahabat Ijma seakan tidak berfungsi lagi karena 2 hal

  1. Banyaknya perselisihan yang penyelesaiannya tidak bisa diambil dari perkataan mereka
  2. Umat islam menyebar setelah terjadinya futuhat

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Dalam masalah Karamah manusia terbagi menjadi 3

  1. Kelompok yang menafikannya yaitu Mu’tazilah, Jahmiyah dan sebagian Asariyah
  2. Kelompok yang ghuluw dalam masalah karamah, yaitu kelompok Sufi dan Quburiyyun
  3. Kelompok Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang mereka mengimani dan menetapkannya sesuai al-Quran dan Sunnah

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Keutamaan para Sahabat secara global

  1. Mereka berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk meninggikan kaliat Allah
  2. Mereka berhjrah di jalan Alllah
  3. Mereka menolong agama Allah
  4. Ilmu mereka bermanfaat dan amalan mereka shalih
  5. Mereka adalah manusia terbaik setelah para Nabi
  6. Mereka adalah manusia pilihan dari umat ini

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Maziyah (kelebihan) yang dimiliki Khadijah atas istri Rasul yang lain

  1. Ia adalah ibu dari banyak anak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
  2. Ia adalah orang yang beriman pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara mutlak
  3. Ia adalah orang yang pertama berkorban dan menolong Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
  4. Ia sangat dicintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia sering diingat dan dipuji Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Hukum berkenaan orang yang mendahulukan Ali atas 3 khalifah sebelumnya

  1. Orang yang mendahulukannya dalam masalah khilafah, ia adalah sesat
  2. Orang yang mendahulukan Ali atas Abu Bakar dan Umar adalah sesat, dan orang yang mendahulukanya atas Utsman ia tidak sesat meskipun menyelisihi yang rajih

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Ahlu Dholal dibagi menjadi 3 kelompok

  1. Majusiah, mereka mengingkari takdir Allah sekalipun mereka mengimani perintah dan larangan-Nya
  2. Musrikah, mereka meyakini Qadha dan Qadar Allah tapi menolak perintah dan larangan-Nya
  3. Iblisiah, mereka meyakini Qadha dan Qadar tetapi ia menetang Allah dan mencela hikmah dibalik Qadha dan Qadar-Nya

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Manusia terbagi menjadi 3 dalam masalah syafa’at

  1. Kelompok yang ghuluw yaitu nasrani, ghulatus Sufi dan Quburiyyun yang mereka menyerupakan syafa’at sebagaimana pemberian dari seorang raja sehingga mereka meminta kepada selain Allah
  2. Kelompok yang menafikan syafa’at yaitu mu’tazilah dan Khawarij
  3. Ahlu Sunah yang mereka menetapkan syafa’at sesuai dengan nash Quran dan Sunnah

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Hisab di akhirat ada dua macam

  1.  hisab utuk orang mukmin (QS al-Insiqaq: 8-9)
  2. Hisab untuk orang kafir (QS Fushilat: 50, al-A’raf: 27, Mulk: 11)

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Azab kubur ada 2

  1. Azab yang kekal, yaitu azab kubur untuk orang kafir (QS Ghafir: 46)
  2. Azab periodik yaitu azab untuk ahli maksiat dari orang mukmin yang azab ini akan hilang dengan do’a, istighfardan sedekah.

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Dua tempat dimana seorang mukmin akan melihat Rabb-Nya

  1. Di Urshat al-Qiyamah yaitu tempat berkumpulnya manusia untuk menerima hisab
  2. Setelah mereka masuk surga

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Bentik-bentuk Tawasuth Ahlu Sunnah dengan firqah-firqah yang lain

  1. Ahlu Sunnah tawasuth dalam masalah af’alullah antara jabariyah dan Qadariyah
  2. Ahlu Sunnah tawasut dalam masalah sifat Allah antara jahmiyah dan Mutasyabihah
  3. Ahlu Sunnah tawasuth dalam maslah wa’id Allah antara meringankan dan memberatkan
  4. Ahlu Sunnah tawasut dalam bab asmaul Iman wad Dien yaitu dalan menghukumi muslim, kafir dan fasiq antara Haruriyah, Mu’tazilah dan Murjiah, Jahmiyah
  5. Ahlu Sunnah tawasut dalam masalah hak para sahabat antara rafidhah dan khawarij

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Ma’iyah Allah ada 2

  1. Ma’iyah ammah yakni Ia telah menciptakan manusia dan mengetahui amalan mereka yang baik atau yang jelek
  2. Ma’iyyah Khash, yaitu mereka adalah orang yang beriman, yaitu dengan pertolongan dan penjagaan

(Sarh Aqidah Wasitiyah, li Syaikh Fauzan)

Berita Israiliyat terbagi menjadi 3

  1. Berita yang ditetapkan oleh Islam dan ada persaksian atas kebenarannya
  2. Berita yang diingkari oleh Islam dan ada persaksian atas kebatilannya
  3. Berita yang tidak ditetapkan Islamdan tidak diingkari, maka wajib bertawaquf

(Ushul fit Tafasir li Syaikh Utsaimin)

Kisah-kisah dalam al-Quran terbagi manjadi 3

  1. Kisah para Nabi dan rasul dan yang terjadi antara mereka dan orang yang beriman dan orang kafir
  2. Kisah seseorang atau sekkulompok orang  seperti maryam dan ashabul kahfi
  3. Kisah tentang kejadian atau kaum yang ada pada masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

(Ushul fit Tafasir li Syaikh Utsaimin)

Himah-hikmah kisah dalam al-Quran

  1. Adanya hikmah dalam kisah tersebut
  2. Menjlaslan keadilan Allah dengan memberikan balasan pada orang yang mendustalkan utusan-Nya
  3. Keutamaan pahala bagi orang yang beriman
  4. Hiburan bagi nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan orang yang beriman
  5. Targhib bagi orang yang beriman bahwa mereka akan ditolong sebagaimana umat terdahulu
  6. Ancaman bagi orang kafir yang terus melakukan kekufuran
  7. Menetapkan risalah Nabi sawkarena khabar para umat terdahulu tidak diketahui kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala

(Ushul fit Tafasir li Syaikh Utsaimin)

Faidah dari pengulangan kisah dalam al-Quran

  1. Menjelaskan pentingnya kisah tersebut
  2. Sebagai penetapan hati manusia
  3. Menyesuaikan zaman dan mukhatab, kita dapatkan bahwa kisah terddapat dalam surat makiyah dan sediit dalam surat madaniyah

(Ushul fit Tafasir li Syaikh Utsaimin)

Tasyabuh dalam al-Quran ada 2

  1. Tasyabuh Haqiqi, yaitu yang tidak bisa diketahui kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti tentang sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala
  2. Tasyabuh Nisbi, bisa diketahui sebagian manusia tapi tidak bisa diketahui yang lain

(Ushul fit Tafasir li Syaikh Utsaimin)

Ahlu Tafsir dari kalangan Tabi’in

  1. Makkah          ; murid Ibnu Abbas: Mujahid, Ikrimah dan ‘atha’
  2. Madinah        ; murid Ubay: Zaid bin Aslam, Abul Aliyah dan Ka’ab al-Qurdhi
  3. Kufah             ; murid Ibnu Mas’ud: Qatadah, Alqamah dan Sya’bi

(Ushul fit Tafasir li Syaikh Utsaimin)

Faidah dari Takhrij hadits

  1. Mengetahui secara jelas siapa perawinya
  2. Mengetahui sesuatu yang mubham
  3. Mengetahui perbedaan lafaz matan
  4. Mengetahui ikhtilaf ulama pada hadits tersebut
  5. Mengetahui rawi a’la

(pelajaran ilmu hadits)

Saqus shadr nabi saw terjadi dua kali

  1. Ketika beliau berumur lima tahun
  2. Ketika peristiwa isra’ mi’raj

(pelajaran sirah)

Karakter peradaban barat

  1. Mereka tidak mengenal Allah swt
  2. Aliran Materialisme
  3. Aliran Sekulerisme
  4. Konflik terhadap diri sendiri, masyarakat dan agama
  5. Sikap superioritas atas bangsa lain

(taklim malam ahad)

Murjiah ada dua:

  1. Murjiah Jahmiyah   : iman hanya keyakinan saja
  2. Murji’ah Fuqaha’     : iman hanya keyakinan dan perkataan saja

Beberapa hal tentang tata cara qunut nazilah

  1. Dibaca setiap lima waktu
  2. Hukumnya sunnah menurut ahli hadits dan para khalifah
  3. Letaknya dirakaat terakhir setelah I’tidal
  4. Sunnahnya pendek dan the point
  5. Disunnahkan ketika ada sebab, makmum membaca amin dan tidak disunnahkan mengusap muka setelah berdoa
  6. Dikerjakan dengan jama’ah dan ketika jumat tidak disunnahkan

(kajian ust zain an-najah)

Kata-kata futurolog barat; Fukuyama dan Samuel Huntington

Kata Fukuyama

  1. Manusia modern adalah barat
  2. Demokrasi leiberal adalah pemenangnya
  3. Fundamental lebih berbahaya dari komunisme

Kata Samuel Huntington

  1. Muncul konflik signifikan akibat barat, fanatic pada islam dan cina
  2. Peradaban barat adalah perintis kebudayaan pembaruan
  3. Barat menjadi kebudayaan internasional
  4. Peradaban barat menuju tataran dunia baru

(daurah kristenisasi)

Cara peruntuhan khilafah utsmaniyah

  1. Prinsip kemalisme
  2. UUD barat
  3. Penghapusan pendidikan islam
  4. Penghapusan bahasa arab
  5. Sekuler

(daurah kristenisasi)

Syarat-syarat mengusap sepatu

  1. Memakai dalam keadaan suci
  2. Sepatunya bersih
  3. Menutupi kaki sampai mata kaki
  4. Bisa untuk berjalan
  5. Hasil mubah
  6. Jangan melihatkan kaki bawahnya

(kajian ust zain an-najah)

Bukti Islam memuliakan akal

  1. Islam menyuruh untuk menggunakan akal yaitu untuk belajar
  2. Tidak pernah didapatkan seseorang sesat karena akal
  3. Bisa menjadi fitnah dan kebanggaan
  4. Ad-darimi dan Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa dalil ahlul ahwa’ berasal dari kebodohan bukan dari akal

6 alasan timbulnya takfir

  1. Dangkalnya ilmu dan kurangnya pengalaman
  2. Sedikit memahami ilmu syariat
  3. Pemahaman yang keliru oleh niat yang salah
  4. Kerusakan-kerusakan yang timbul di masyarakat
  5. Sikap pemerintah yang keras terhadap mereka
  6. Adanya ulama buruk yang membela pemimpin dhalim

(kajian ust farid ahmad okbah)

Mu’tazilah muncul dalam dua versi

  1. Muncul ketika zaman Ali dan Muawiyah            ; kemunculan politis
  2. Muncul ketika masa Hasan al-Bashri      : kemunculan teologis

Kaidah-kaidah Manhaj Salaf dalam pemikiran Islam

  1. Mengedepankan syariat di atas akal
  2. Menolak ta’wil ahlu kalam
  3. Berdalil dengan ayat-ayat al-quran
  4. Berpemahaman salaf dalam kehidupan modern
  5. Bersifar universal
  6. Maju dan tidak mundur ke belakang
  7. Tidak bertaqlid
  8. Berdalil dengan kitab dan sunnah

(qawa’id al-manhaj as-salafi fi fikri islami: Prof Dr Mustafa Hilmi)

Poin-poin hakiki dari peristiwa isra’ dan mi’raj nabi Muhammad saw

  1. Berjalan ke Baitul Maqdis dan shalat disana
  2. Shalatnya nabi bersama nabi lainnya, dan beliau menjadi imam
  3. Beilau memilih gelas yang berisi susu dari pada gelas yang berisi khamer, setelah itu malaikat Jibril berkata: engkau akan mendapatkan hidayah

(qira’ah jadidah lis sirah an-nabawiyah: Prof Dr Muhammad Ruwwas Qal’aji)

Amalan orang kafir terbagi menjadi tiga:

  1. Amalan yang disyariatkan dalam agama islam karena memang masyru’ atau kita tidak mengetahui kalau amalan tersebut disyariatkan bagi mereka, seperti puasa asyura’, perintah untuk bersegera berbuka dan mengakhirkan sahur dan perintah untuk memakai sandal ketika shalat
  2. Amalan yang masyru’ lalu dihapus oleh al-quran, seperti seperti beribadah hari sabtu
  3. Amalan yang tidak masyru’ sama sekali

(al-manhaj al-qawim fi ikhtishar iqtidha’ shiratal mustaqim: Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Ba’li al-Hanbali)

Mazhab Hulul lebih jelek dari agama Nasrani

Ibnu Taimiyah berkata: “perbuatan ghuluw terhadap para nabi dan orang-orang shalih telah muncul pada kelompok sufi, sampai banyak dari mereka yang bermazhab hulul dan ittihad dan hal ini lebih jelek dari perkataan orang nasrani.”

(al-manhaj al-qawim fi ikhtishar iqtidha’ shiratal mustaqim: Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Ba’li al-Hanbali)

Nama-nama hari kiamat

1As-Sa’ah (ghafir: 59)6Yaumut tanad (ghafir: 32)11Yaumul wai’d (qaf: 20)
2Yaumul ba’ats (ruum: 56)7Darul qarar (ghafir: 39)12Yaumul khulud (qaf: 34)
3Yaumuddin (fatihah: 3)8Yaumul Fashl (as-shafaat: 21)13Yaumul khuruj(qaf: 13)
4Yaumul hasrah (maryam: 39)9Yaumul jam’ (as-syuura: 7)14Al-waqi’ah(al-waqi’ah: 1)
5Ad-dar al-akhirah (al-ankabut: 64)10Yaumul hisab (shad: 53)15Al-haaqah (al-haqqah: 1)

(asratus sa’ah: Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil)

Beriman kepada taqdir memiliki empat derajat

  1. Beriman pada ilmu Allah swt yang azali
  2. Kitab di lauh al-mahfudz
  3. Masiah syamilah
  4. Bahwa Allah swt adalah khaliq

(syarh aqidah wasatiyah: syaikh shalih fauzan)

Orang yang mengazab akan dibalas dengan azab

Hakim bin Hizam mendengar bahwa nabi saw bersabda: “sesungguhnya Allah akan mengazab pada hari kiamat orang yang mengazab manusia di dunia.” (haditsnya shahih. Al-fawaid karangan Ibnu Mandah)

Pengetian Sahabat

  1. Ibnu Hajar    : orang yang bertemu dengan nabi saw, ia beriman dan masuk islam dalam hal ini termasuk orang yang bertemu lama atau sebentar dengan nabi, yang meriwayatkan atau tidak karena sebab seperti buta dan dalam hatinya terdapat iman sekalipun ia kafir lalu masuk islam.
  2. Bukhari         : sahabat nabi dan hidup bersama orang islam, maka ia adalah sahabat
  3. Ali bin Madini           : orang yang bersahabat atau sekali melihat nabi ketika waktu siang, maka ia sahabat
  4. Jumlah sahabat menurut imam syafi’I berjumlah: 6.000; 3.000 di madinah dan 3000 di kabilah arab sedangkan Dr Faruq hamdah; jumlah sahabat dan shahabiyah: 12. 297

Cara mengetahui seseorang sebagai sahabat

  1. Mutawatir
  2. Famous atau terkenal
  3. Persaksian sahabat bahwa fulan adalah sahabat
  4. Dari perkataan tabi’in yang tsiqah
  5. Mengaku sendiri sebagai sahabat

Thabaqah sahabat

  1. Masuk islam ketika di Makkah
  2. Anggota dar an-nadwah
  3. Muhajir ke Habasyah
  4. Baiat aqabah pertama
  5. Baiat aqabah kedua
  6. Muhajirin pertama
  7. Ahlu badar
  8. Muhajir antara badar dan hudaibiyah
  9. Anggota baiat ridwan
  10. Muhajir ke Hudaibiyah
  11. Masuk islam ketika fathu makkah
  12. Bayi dan anak-anak yang meihat nabi saw

Tafdhil pada sahabat

Terbagi menjadi dua kelompok

  1. Tidak mengutamakan seseorangpun
  2. Melakukan tafdhil; lalu mereka berselisih
  • Ahlu sunnah              : Abu Bakar
  • Khitabiyah                 : Umar
  • Ar-Rawandiyah        : Ibnu Abbas
  • Syiah                          : Ali
  • Ahlu Sunnah telah bersepakat pada Abu Bakar dan Umar

(al-fawaid fi fadhail as—shahabah wa zammu syiah: Dr Ahmad Farid)

Maratib Idrak ada  enam

  1. Ilmu                            : mengetahui sesuatu dengan pengetahuan yang pasti
  2. Jahlul Basith               : tidak tahu sama sekali
  3. Jahlul Murakkab      :pengetahuan yang menyelisihi ilmu
  4. Wahm                         : mengetahui sesuatu yang lawan dari yang benar
  5. Syakk                         : mengetahui sesuatu yang kemungkinan sama
  6. Dhann                         : mengetahui sesuatu yang lawan dari yang tidak benar

Da’wah dengan Bashirah

Maknanya adalah mendakwahkan ajaran nabi saw dan syariat Allah swt, dan hendaknya seorang da’I mengetahui hukum syar’I, cara berdakwah dan keadaan mad’u.

Tahapan-tahapan jihad an-Nafs

  1. Berjihad untuk mempelajari agama
  2. Berjihad untuk mengamalkan ilmu
  3. Berjiha untuk mendakwahkan dan mengajarkan ilmu tersebut
  4. Berjihad untuk bersabar di jalan dakwah

Macam-macam Ibadah

  1. Ibadah Kauniyah    : ibadah yang Allah swt wajibkan untuk semua makhluq tanpa terkecuali, dalil qs Maryam: 93
  2. Ibadah Syariyyah   : ibadah dengan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, dalil qs al-furqan: 63

Syarat safar ke Negara kafir

  1. Mengetahui ilmu untuk melawan syubhat-syubhat
  2. Benteng agama yang kuat agar bisa melawan syahwat
  3. Memang membutuhkan

Syarat tinggal di Negara kafir

Syarat pokok:

  1. Aman iman dan agamanya serta mampu melawan setiap penyelewengan dari orang kafir
  2. Mampu menampakkan syiar islam, setelah dua syarat ini, bermukim di Negara kafir terbagi menjadi:
    1. Bermukim untuk berdakwah; termasukdari jihad hukumnya fardhu kifayah
    2. Bermukim untuk mengetahui kerusakan-kerusakan orang kafir; termasuk jihad juga
    3. Sebagai tugas Negara
    4. Bermukim untuk sesuatu yang mubah seperti berdagang; hukumnya boleh
    5. Bermukim untuk belajar; hal ini juga ada beberapa syarat
      1. Si pelajar sudah baligh sehingga mampu membedakan antara yang manfaat dan madharat
      2. Si pelajar memiliki ilmu syariat yang cukup sehngga mampu membedakan antara yang haq dan batil
      3. Si pelajar memiliki bentang agama yang kuat
      4. Membutuhkan ilmu tersebut
      5. Tinggal di asrama

(syarh Ushul Tsalatsah: syakih Utsaimin)

Perbedaan antara syahadah dan riwayah

  1. Riwayah lebih dekat pada manusia daripada syahadah; karena syahadah membutuhkan adanya majelis penguji sedangkan riwayah tidak
  2. Sandaran riwayah adalah kejuuran sedangkan syahadah tidak mesti demikian
  3. Bahaya yang dihasilkan oleh riwayah lebih besar daripada syahadah
  4. Riwayah bersifat khusus sedangkan syahadah butuh pengetahuan banyak manusia

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika mencari rijal dalam kitab-kitab jarh wa ta’dil

  1. Jika ada nama yang sama dengan rawi tersebut maka perlu diteliti dengan seksama
  2. Meneliti kebenaran nash atau lihat juga pada buku lainnya
  3. Jika terdapat jarh wa ta’dil dari para imam; maka lihat apakah perkataan tersebut benar-benar dari mereka
  4. Meneliti apakah perkataan tersebut benar dari nama tersebut karena banyak nama yang sama atau terkadang seoarang pendengar salah mendengar
  5. Para penulis terkadang meringkas pendapat dari para imam; maka hendaknya dilihat pada buku aslinya
  6. Mencari pendapat para imam jarh wa ta’dil

Dua sisi ‘adalah

  1. Istiqamah sirah; diketahui dari pendapat orang sezamannya
  2. Istiqamah riwayah; diketahui dengan mengetahui keadaan perawi

Hal (keadaan) para imam Jarh wa ta’dil yang kami kumpulkan dari kitab at-Tankil karangan Mu’allimi al-Yamani

  1. Hakim                        : imam yang diterima perkataan jarh wa ta’dilnya selama tidak ada yang menyelisihi tarjihnya.
  2. As-silmi          : orang yang adil
  3. Shalih Jazrah: perkataan jarh dan ta’dilnya banyak sekali dan diterima berdasarkan ijma’ ahli ilmu
  4. Utsman bin abi Syaibah: sedikit perkataannya tentang rijal
  5. Ibnul Jauzi    : banyak auham dan ghalad dalam sanadnya
  6. Al-abar           : orang yang menuki bukan member kritik
  7. Az-Zahabi     : dikenal condong ke Hanabilah

(at-Tankil bi ma fi ta’nib al-kautsari min al-abathil: syaikh Abdurrahman bin yahya al-mu’allimi al-yamani)

Cara Orang-orang sufi merealisir ajarannya

  1. Menjauhkan diri dari menuntut ilmu syar’i. Dikatakan oleh Al-Junaid, seorang pentolan sufi, “Yang paling aku sukai pada seorang pemula, bila tak ingin berubah keadaannya, hendaknya jangan menyibukkan hatinya dengan tiga perkara berikut : mencari penghidupan, menimba ilmu (hadits) dan menikah. Dan yang lebih aku sukai lagi, pada penganut sufi, tidak membaca dan menulis. Karena hal itu hanya akan menyita perhatiannya”.
  2. Menghancurkan sanad-sanad hadits dan menshahihkan hadits-hadits dha’if (lemah), munkar dan maudhu’ (palsu) dengan cara kasyaf.
  3. Menganggap menimba ilmu (hadits) sebagai perbuatan aib dan merupakan jalan menuju kemaksiatan serta kesalahan.

(as-sunnah_online.com)

Pokok-Pokok Kesesatan Aqidah Rafidhah

  1. Ushuluddien Menurut Mereka Ada Empat
  2. Sumber Kesesatan Aqidah Syi’ah : Bodoh Dan Mengikuti Hawa Nafsu
  3. Aqidah Syirik Kepada Allah
  4. Aqidah Bada’
  5. Aqidah Tentang Al-Qur’an
  6. Aqidah Lauhul Fathimah
  7. Aqidah Kemaksuman Para Imam Syi’ah Itsna Atsariyah
  8. Aqidah Raj’ah (Reinkarnasi)
  9. Aqidah Thinah
  10. Aqidah Penghinaan Terhadap Rasulullah, Ali, Hasan, Dan Husain
  11. Aqidah Penghinaan Terhadap Ummahatul Mukminin
  12. Aqidah Penghinaan Terhadap Putri-Putri Rasulullah SAW, Khususnya Fatimah Az-Zahrah
  13. Aqidah Penghinaan Terhadap Al-Abbas, Ibnu Abbas, Dan Uqail Radliyallah ‘Anhum.
  14. Aqidah Penghinaan Terhadap Khulafa’ Rasyidin, Kaum Anshar Dan Muhajirin
  15. Aqidah Penghinaan Terhadap Imam-Imam Ahlul Bait
  16. Aqidah Taqiyyah
  17. Aqidah Mut’ah
  18. Aqidah Pembolehan Meminjamkan Farji
  19. Aqidah Pembolehan Liwath (Sodomi) Terhadap Perempuan
  20. Aqidah Adanya Pahala Dalam Meratapi Mayat, Yaitu Terhadap Kesyahidan Husain
  21. Aqidah Pengutamaan Para Imam Itsna Atsariyyah Terhadap Semua Nabi Dan Rasul, Kecuali Nabi Muhammad SAW
  22. Aqidah Rafidhah Berpijak Pada Penghalalan Harta Dan Jiwa Ahli Sunnah Wal Jama’ah
  23. Aqidah Tanah Haram
  24. Aqidah Imamiyah Dalam Masalah Takdir

(daurah Syiah)

Nasihat-nasihat untuk meredam fenomenaTakfir di kalangan Umat Islam

  1. Menyebarkan ilmu syar’i
  2. Mengetahui keutamaan ilmu syar’i
  3. Memperbesar peran ulama
  4. Memberi perhatian terhadap pemuda dan menjaga mereka dari syubhat-syubhat
  5. Member perhatian terhadap wanita dalam mengasuh anak-anak mereka
  6. Mengadakan diskusi dengan orang-orang yang berbuat ghuluw dalam takfir
  7. Menjelaskan bahayanya ghuluw dalam takfir
  8. Menghilangkan kemungkaran-kemungkaran yang nyata

(shulat al-ghuluw fi at-takfir biljarimah: abdussalam bin Abdullah as-sulaiman)

Metode terpenting yang dipakai Ibnu Taimiyah untuk membantah syiah:

  1. Al-iqna’          : memberikan dalil bag yang menginginkan kebenaran
  2. Al-Hasr wa Taqsim: membatasi masalah lalu beliau bedah satu-satu
  3. Al-Inshaf       : tidak ada rasa permusuhan dan kedhaliman

Kelompok-kelompok yang telah dibantah oleh Ibnu Taimiyah beserta bukunya

  1. Jahmiyah      : bayan talbis al-jahmiyah fi ta’sisi bid’ihim al-kalamiyah, naqdhu ta’sis al-Jahmiyah
  2. Mu’tazilah     : at-tadmuriyah
  3. Al-asa’irah    : dar’u ta’arudh al-aql wa an-naql, sarh al-aqidah al-asbahaniyah, al-fatawa al-himawiyah, ar-risalah al-madaniyah, an-nubuwat, al-iman, qaidah al-marakisiyah, al-munadhaah fi al-wasitiyah, al-istiqamah.
  4. Al-maturidiyah: al-maturidiyah
  5. As-sufiyah    : al-istiqamah, jilid 11 dari majmu’ fatawa
  6. Al-mutakallimah: dar’u ta’arudh al-aql wa an-naql
  7. Al-manatiqah: ar-rad ala al-mantiqiyun, naqdu al-mantiq
  8. Al-falasifah: as-shafadiyah,dar’u ta’arudh al-aql wa an-naql
  9. Al-musyabihah wa al-mujassimah: minhaj as-sunnah an-nabawiyah

10. Yahudi dan nasrani: al-jawab as-shahih liman baddal ad-din al-masih

11. Muyrik dan quburi: ar-rad ala al-bakri, ar-rad ala al-akhna’i

12. Al-ittihadiyun: ar-rad ala ahli wihdat al-wujud, al-furqan baina auliya ar-rahmanwa auliya’ as-syaithan, as-sab’iniyyah.

13. Al-fuqaha’ al-muta’ashibun: tentang masalah thalaq 3, al-farq baina at-tathliq wa al-aiman

14. Ar-rafidhah: ar-rad ala ahli kasrawanar-rafidhah, minhaj as-sunnah an-nabawiyah.

(mauqif ibnu taimiyah min ar-rafidhah: Dr Abdullahbin Ibrahim bin Abdullah as-Syamsan)

Tarekat-tarekat sufi dan pendirinya

  1. Rafai’yyah berasal dari daerah Iraq dan sekitarnya, didirikan oleh Abul Abbas Ahmad bin Abil Husain ar-Rafa’I,rafa’ah nama salah satu suku di arab, dalam tarekat ini rafa’I dianggap sebagai imam ke-13.
  2. Syazaliyah berkembang di daerah mesir, Tunisia, al-jazair dan aderah sekitarnya, didirikan oleh Abul Hasan Ali bin Abdullah, mereka menisbatkan imam mereka ini kepada Ali juga
  3. Al-Qadariyah berkembang di daerah afrika, arab dan Pakistan, didirikan oleh Abdul Qadir al-Jalilani, dan Jail adalah salah satu Negara di belakang Tubarstan, ia dianggap sebagai anak dari Ali
  4. Tijaniyah berkembang di daerah afrika dan maghrib, didirikan oleh Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin al-Mukhtar at-Tijani yang lahir tahun 150 H ia dianggap ada sambungan nasab dengan nabi saw.

(dirasat fi Tasawuf: dr Ihsan Ilahi dhahir)

Periodisasi Tasyri’ Islam

  1. Daur Ta’sis atau daur Tamhidi: dari masa Rasulullah saw sampai wafatnya beliau pada tahun 11 H
  2. Daur Bina wal Kamal: masa ijtihad semenjak wafatnya nabi sampai pertengahan abad ke-4 H
  3. Daur Taqlid wal Jumud: dari pertengahan abad ke-4 dan berakhir sampai pada dua periode
    1. Sampai jatuhnya Baghdad tahun 656 H
    2. Mulai dari semenjak jatuhnya Baghdad sampai munculnya majalah al-Ahkam al-Adliyah tahun 1286 H/1876 M
    3. Daur Nuhudh al-Harakah al-Fiqhiyyah: semenjak munculnya majalah al-Ahkam al-Adliyah sampai masa sekarang

(tarikh al-qawaninwa marahil at-Tasyri’ al-Islami)

Pengertian Thaghut

Ibnu Qayyim menjelaskan: apa saja yang melampaui batas yang disembah atau diikuti, thagut suatu kaum adalah orang yang berhukum pada selain Allah dan rasul-Nya, atau disembah dan diikuti tanpa ada bashirah dan kalau kita lihat keadaan manusia, banyak dari mereka yang enggan untuk beribadah kepada Allah dengan menyembah Thaghut dan enggan mengikuti Rasul dengan mengikuti thaghut.

(ibthal tandid bi ikhtishar sarh at-tauhid: syaikh hamd bin ali bin Muhammad bin atiq)

Perkataan Ibnu Taimiyah tentang pembunuhan Husain

Beliau berkata dalam Majmu’ Fatawa: 4/487-488 mengatakan bahwa orang yang membunuh atau menolong untuk membunuh Husain dan meridhainya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah, Malaikat dan semua manusia, Allah tidak akan menerima dari mereka keringanan.Tentang mencintai Ahlu Bait, beliau mengatakan bahwa mencintai mereka adalah wajib dan berpahala sebagaimana khutbah Nabi dalam Ghadir Khum dan kita setiap shalat senantiasa mendoakan kepada Ahlu bait.

Ibnu Taimiyah mencela Nawashib

Beliau berkata: “ adapun Ahlu Sunnah maka mereka berwala’ kepada semua mukmin dan membicarakan mereka berdasarkan ilmu dan keadilan, bukan seperti golongan bidah dan ahli bid’ah, dan berbara’ dari Rafihah dan Nawashib, mengetahui kadar sahabat dan keutamaan mereka, menjaga hak-hak Ahlu Bait yang telah disyariatkan Allah.” (Minhajus Sunnah: 2/71)

Tujuan Misionaris

  • a)    Mencerai-beraikan islam tanpa masuknya kedalamnya, tujuan ini banyak dilakukan oleh orang nasrani
  • b)    Mencerai-beraikan umat yang lain –selain nasrani- dengan islam dam mencegah penyebaran islam dengan misionaris atau dengan membuat milal wan nihal dan aqidah sesat yang sudah menjadi warisan
  • c)    Memurtadkan umat islam atau sebagian mereka, ini adalahn jangka panjang mereka, karena untuk melakukannya tidak hanya butuh kemampuan harta, kemanusiaan dan materi saja dan mereka tidak akan bisa menghilangkan islam dari hati umat islam, memutus hubungan mereka dengan Allah, menjadikan mereka kristen.
  • d)    Membuat keragu-raguan pada dasar pokok islam bagi orang yang baru masuk islam, tujuan ini telah dikenalkan oleh Zuwaimer[1] yang mencobanya di tanah arab secara umum dan megkhususkan pada daerah khalij arab. Ia telahe menulis surat kepada Satilah[2] tahun 7/8/1329 H atau 2/8/1911
  • e)    Bahwa dasar dan ajaran nasrani lebih baik dari ajaran yang lain
  • f)     Menanamkan fikiran bahwa orang kulit putih memiliki kekuasaan atas manusia yang lain
  • g)    Menyebarkan pemikiran negara yahudi di tempat manapun lalu di palestina sebagaimana telah dijanjikan oleh injil dan pada sisi yang lain mengumpulkan orang yahudi di eropa dan amerika dalam satu tempat
  • h)   Westernisasi yaitu usaha untuk merubah akhlak dan kelalukuan islam, and juga dalam masalah politik, ekonomi berdasrkan pemikiran barat
  • i)     Masuk nasrani

Cara orang kafir mematikan api jihad

  1. Meruntuhkan rukun aqidah yang paling penting, yaitu rukun tunduk kepada hakimiyah Allah swt, dengan mengikut kepada pokok hukum jahiliyah demokrasi dalam perundang-undangan dengan dalih tunduk kepada hak sesama manusia dalam hal yang mereka boleh memilih karena mereka pandang bukan termasuk urusan tasyri’ dan aqidah…
  2. Memposisikan jihad yang fardlu ‘ain vis-à-vis pemerintah murtad yang memerintah negeri Islam tersebut, bahkan memusuhi dan besikap buruk terhadap orang-orang yang menyeru kepada jihad itu, mencaci maki mereka dan menyeru agar pemerintah mengadili mereka, sedangkan imam thaghut itu berlepas tangan

(taujihat manhajiyah: Syaikh Usamah bin Ladin)

Perkataan Syaikh ‘Abdul Lathiif bin ‘Abdur Rohmaan

“Tidak bisa dibayangkan ada orang yang memahami dan mengamalkan tauhid namun dia tidak memusuhi orang-orang musyrik. Dan orang yang tidak memusuhi mereka tidak bisa dikatakan dia telah memahami dan mengamalkan tauhid.”

(Ad Duror As Sunniyah Juz Jihad, hal. 167)

perkataan Sufyaan Ats Tsauriy

“Barangsiapa bergaul dengan pelaku bid’ah, dia tidak akan selamat dari salah satu dari tiga hal:

  1. Orang lain akan terkecoh dengan perbuatannya yang bergaul dengan pelaku bid’ah tersebut.
  2. Atau hatinya akan menganggapnya baik, sehingga ia akan tergelincir, lalu dengan itu Alloh akan memasukkannya ke dalam naar (neraka).

–       3. Atau dia akan mengatakan: Demi Alloh saya tidak akan menghiraukan apa yang mereka katakan dan saya yakin bahwa diriku akan tetap teguh. Padahal barang siapa merasa aman dari hal-hal yang merusak diinnya sekejap mata saja maka Alloh akan merampas diinnya darinya.” ( Ad Duror As Sunniyah )

Cara menghafal hadits

Jika seorang pelajar sulit dalam menghafal, ia datang pada orang yang dikenal cepat dalam menghafal, sehingga ia menyampaikan hadits dari rawi, terus mengulang pada mereka hingga hafalannya bagus.

Jika ada sebagian pelajar yang menulis dan yang lainnya saling memuzakarah sehingga mereka semua hafal, tidak apa-apa.

Disunahkan bagi pelajar yang yang menghafal dari syaikh untuk menunjukkannya agar ia membenarkannya, memnbenarkan  yang salah.

Jika tidak ada pelajar yang mengajaknya memuzakarah, ia muzakarah sendiri dan mengulang pelajaran sebelumnya.

Jika rawi memberikan hadits yang panjang yang susah dihafal, ia meminta pada syaikhnya agar meminjamkan kitabnya lalu ia nukil dan menghafal pada waktu yang lain, hal ini tidak apa-apa.(Adab Thalibul Hadits Min “Al-Jami’” Lil Khatib oleh Syaikh Bakar bin Abdulah Abu Zaid)

Tiga jalan untuk memuluskan akal busuk Nasr Hamd

Nasr Hamid sebelum meluncurkan gagasan perlunya metode hermeneutika dalam menganalisa wacana al-Quran, dia merasa perlu untuk  melicinkan jalan ke arah sana dengan cara:

 1) Memangkas upaya sakralisasi terhadap kitab suci hakiki yang diturunkan Allah swt kepada Rasul-Nya,

2) Mengajukan tesis bandingan bahwa realitas manusia lah yang mengkonstruk bentuk dan substansi wahyu Ilahi. Realitas manusia lebih superior dari wahyu itu sendiri.

 3) Mengerdilkan posisi tafsir Rasulullah atas wahyu Ilahi yang ditanzilkan kepadanya, alias pemahaman Rasul adalah bentuk “primitif” dalam intensitas persinggungan wahyu ke dalam ranah historisitas manusia.

(Makalah INSITS tentang studi kritis Hermeuneutika)

Ruang Lingkup Syariat Islam

Syariat Islam terbagi menjadi dua klasifikasi

  1.  I’tiqodiyah, yaitu hal-hal yang tidak berhubungan dengan tatacara amal. Seperti itiqod (kepercaya’an) terhadap rububiyah Allah Swt dan kewajiban beribadah kepadanya, juga beri’tiqod terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok agama).  Yang disering disebut dengan aqidah.
  2. Amaliah, yaitu segala apa yang berhubungan dengan tatacara amal. Seperti shalat, zakat, puasa, dan seluruh hukum amaliyah (seperti akhlak, muamalah, kenegaraan. Dan jihad). bagian ini disebut far’iyah (cabang agama), karena ia dibangun diatas I’tiqodiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya I’tiqodiyah.

(Potret penegakan Syariat Islam di Indonesia)

Awal Mula Istilah Fundamentalisme

       Istilah fundamentalisme muncul pertama kali di Eropa pada akhir abad ke-19, untuk menunjukkan sikap gereja terhadap ilmu pengetahuan (sains) dan filsafat modern serta sikap konsisten mereka yang total terhadap agama Kristen.

       Gerakan Protestan dianggap sebagai awal mula munculnya fundamentalisme. Mereka telah menetapkan prinsip-prinsip fundamentalisme pada Konferensi Bibel di Niagara tahun 1878 dan Konferensi Umum Presbyterian tahun 1910, dimana saat itu mulai terkristalisasi ide-ide pokok yang mendasari fundamentalisme. Ide-ide pokok ini didasarkan pada asas-asas teologi Kristen, yang  bertentangan dengan kemajuan ilmu pengetahuan  yang lahir dari ideologi Kapitalisme yang berdasarkan aqidah pemisahan agama dari kehidupan. (Persepsi-persepsi berbahaya)

Mauqif salaf dari filsafat Yunani

       Para ulama telah banyak menentang filsafat yang dibawa oleh Ibnu Rusd,Farabi dan Ibnu Sina, di antara dalil yang mereka gunakan untuk menolak filsafat adalah hadits Ibnu Abbas yang memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada al-Quran, sunnah nabi dan khulafa’.

       Ibnual-Jauzi di antara ulama yang sangat keras menentang filsafat yang mensifati filsafat dengan ‘iblis’ dan ‘orang yang kebingungan’, meski demikian beliau tetap memuji pada beberapa pembahasan filsafat Yunani seperti tentang industry dan arsitektur, hanya saja dalam masalah ilahiyah mereka telah rusak karena dalam masalah ini mereka banyak menggunakan akal untuk masuk pada ranah hakikat ghaib, sedangkan sumber pertama perkara yang ghaib adalah para nabi dan rasul.

       Setidaknya ada tiga materi yang sampai menyebabkan mereka masuk dalam kekafiran,sebagaimana perkataan Imam Ghazali, yaitu

1.mengatakan bahwa alam ini ada dengan sendirinya

2. mengingkari Allah dalam juziyyat

3. mengingkarihari kebangkitan

(as-salafiyah baina aqidah al-islamiyah wa  falsafah al-gharbiyah)

Pendiri Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia

            Lembaga ini didirikan oleh Nurhasan Ubaidah Lubis Amir.Nama kecilnya Madekal atau Madiqol. Dia asli pribumi jawa timur. Tahun dan tempat lahirnya: 1915 di Desa Bangi kecamatan Purwosari Kabupaten Kediri Jawa Timur. Pada awalnya bernama Darul Hadits, pada tahun 1951. karena ajarannya meresahkan masyarakat Jawa Timur, maka Darul Hadits dilarang oleh PAKEM (Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) Jatim. Setelah dilarang, Darul Hadits itu berganti nama dengan Islam Jama’ah. Lalu Nurhasan Lubis mencari taktik baru dengan mendekati dan meminta perlindungan kepada Letjen Ali Murtopo.

       Setelah mendapat perlindungan dari Letjen Ali Murtopo, Islam Jama’ah menyatakan diri masuk dalam Golkar. Lalu berubah nama menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Da’wah Islam). LEMKARI ini karena meresahkan masyarakat pula, maka dibekukan oleh Gubenur Jatim, Soelarso, dengan SK No. 618, tanggal 24 Desember 1988, dan pembekuan itu mulai berlaku 25 Desember 1988, namun kemudian pada musyawarah besar LEMKARI IV di Asrama haji Pondok Gede Jakarta, November 1990, LEMKARI diganti nama menjadi LDII, atas anjuran Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama Lembaga Karatedo RI.(Bahaya Islam Jama’ah oleh LPPI)

Pendapat al-Asy’ari tentang Perbuatan Hamba

“Sesungguhnya Allah & adalah yang memperbuat perbuatan hamba. Dan perbuatan hamba bukanlah dilakukan oleh hamba, bahkan itu adalah perbuatan Allah & saja.”

       Dan Mayoritas Ahlus Sunnah dengan semua kelompoknya menyelisihi pendapat ini. Mereka meyakini bahwa hamba itulah pelaku perbuatannya secara hakiki.

(Ringkasan Minhaj as-Sunnah oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan)

Sejarah Islamisasi di Melayu-Indonesia (Nusantara)

  1. Tahap 1; dari kira-kira 578-805 H/ 1200-1400 M, hukum-hakam atau fiqih memainkan peran yang besar dalam menafsirkan hukum agama (syariah) dalam mengislamkan masyarakat Melayu. Pengislaman ini diakibatkan oleh kekuatan iman, tidak semestinya diikuti dengan pemahaman tentang implikasi rasional intelektual yang terkait dengan pengislaman jni. Konsep-konsep asasi yang berkenaan dengan keesaan Allah swt yang sangat penting dalam islam masih kabur di dalam fikiran orang-orang yang baru masuk islam, konsep-konsep yang lama bertumpang tindih, dan mengelirukan konsep-konsep yang baru. Tahapan ini digambarkan sebagai ‘pengislaman’ raga.
  2. Tahap 2; kira-kira 803-1112 H/ 1400-1700 M, kelanjutan dari proses yang digambarkan pada tahap pertama, tapi selama tahap ini peranan besar dalam menafsirkan hukum agama telah berpindah ke filsafat mistisme dan metafisika (tasawuf) dan unsur-unsur rasional dan intelektual lainnya seperti teologi rasional (kalam). Pada tahap ini sufisme telah memainkan peranna yang besar dalam mengislamkan ‘jiwa’ masyarakat.
  3. Tahap 3; dari kira-kira 1112 H/ 1700 M dan seterusnya, pada tahap ini pengaruh kebudayaan barat yang dikenal dengan westernisasi mulai muncul.

(Islam dan Sekulerisme, Syed Naquib Al-Attas hal 209)


Baca Juga

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *