Tujuan Hidup
Filsafat hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt, gerak gerik apapun yang kita lakukan harus dimulai dari Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Maka siapa yang bangun di pagi hari dan mengingat Allah maka akan Allah cukupkan, sebagaimana sabda Nabi Saw berikut : “Barang siapa yang bangun di pagi hari dan hanya sibuk memikirkan urusan dunia, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak Allah dalam dirinya, maka Allah akan menanamkan 4 penyakit yaitu :
- Kebingungan dan kesedihan yang tiada putus-putusnya
- Kesibukan yang tak pernah ada habisnya
- Kebutuhan yang tidak terpenuhi
- Khayalan dan cita-cita yang tidak pernah tercapai” (HR Imam Thabrani)
Maka ketika bangun tidur, jangan tender yang anda ingat tetapi ingatlah Allah Swt, membaca doa yang sudah diajarkan Nabi yaitu ‘Alhamdulillahilladzi Ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilahin nusyuur” (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya lah kami akan kembali) kalaupun tidak bisa, cukup dengan membaca Hamdalah dan mengungkapkan rasa syukur telah diberikan nikmat tidur dan istirahat.
Dalam hidup, sebelum melakukan sesuatu maka kita menentukan tujuannya. Seseorang naik mobil dan ketika memasuki tol tidak mungkin dia bilang tidak punya tujuan mau kemana, atau seorang teman mengajak jalan-jalan, tidak mungkin dia tidak punya tujuan akan diajak kemana kita.
Seorang muslim sebelum melakukan sesuatu sudah terbetik tujuannya. Tujuan itu kepada Allah. Filsafat ini selalu diingatkan Allah Swt dalam membaca surat Al-Fatihah yang dalam satu hari tidak kurang dari 17 kali kita mengulangnya karena satu hari dalam shalat ada 17 rakaat.
Seseorang merasakan sedih, gundah, gulana dan gelisah, sesungguhnya dia seseorang yang lupa tujuan hidup. Maka sebelum berbuat sesuatu maka tanyakanlah saya berbuat untuk siapa?
Melihat Masa Depan
Mencari solusi problematika kehidupan
Memetakan lembaran hidup?
Sumber:
Webinar Aksi Peduli Bangsa bersama Ust. Arifin Jayadiningrat.