Gerak Cepat Mengejar Bekal Kematian

Puasa Ramadan di depan mata. Saatnya meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Salah satu cara meningkatkan takwa ketika Ramadan adalah dengan memperbanyak mengingat kematian.

Dunia berjalan ke arah kepunahan dan kesudahan. Masing-masing membawa apa yang sudah diperbuat di dunia.

Orang saleh dahulu, mempersiapkan banyak ibadah menjelang Ramadan, salah satunya dengan perbanyak mengingat kematian dan kehidupan akhirat. Memperbanyak ingat mati sebelum masuk Ramadan, akan melembutkan hati dan memotivasi diri untuk semakin giat beribadah.

Saat ini, jika nama orang lain disebut dan diumumkna telah meninggal. Suatu saat nanti, berganti dengan nama kita yang disebut dan diumumkan. Sudah siapkah kita menghadapinya?

Manusia selalu bergerak cepat untuk menghidari kematian dengan berbagai cara, sementara kematian bergerak cepat mengejar.

Orang-orang sebelum kita pernah memulai kehidupan di dunia. Kemudian mereka berpisah dengan dunia dan meninggalkannya untuk kita. Sekarang kita juga menetap di dunia sebagaimana orang-orang terdahulu. Dan kita kan berpisah dengan dunia, meninggalkannya untuk orang-orang setelah kita.

Ada yang berkata,

“Dia wafat dalam keadaan salat”,

“Dia wafat dalam keadaan sujud”,

“Dia wafat dalam keadaan berpuasa”,

Aapakah Anda mengira bahwa hal seperti itu terjadi begitu saja?!

Siapa yang hidupnya dipenuhi dengan suatu hal, maka dia akan mati dalam hal itu pula. Perbanyak berbuat baik, niscaya Allah akan memberikan husnul khatimah.

Ibnul Jauzi dalam buku ‘Shaidul Khathir’, salah satu buku terbaik yang pernah saya baca. Memberikan satu nasehat agar orang Islam itu memiliki pemikiran yang visioner, berpikir ke depan, berpikir kehidupan akhirat kelak.

“Keinginan terbesar seorang mukmin selalu terkait dengan akhirat.

Semua yang ada di dunia menggerakkannya untuk mengingat akhirat.

Siapa saja yang fokus pada sesuatu, maka keinginan terbesarnya ialah hal tersebut.:

  • Jika melihat situasi yang gelap, seorang mukmin akan teringat gelapnya kubur.
  • Jika menyaksikan hal yang menyakitkan, ia ingat dengan adzab.
  • Jika mendengar suara yang keras, ia ingat tiupan sangkakala.
  • Jika melihat orang-orang yang tidur, ia teringat orang-orang yang mati di kubur.
  • Jika melihat suatu kelezatan, ia mengingat surga yang penuh kenikmatan.

Yang terbesar di sisinya ialah ketika membayangkan kekalnya tinggal di surga; menetap selamanya di dalamnya, tidak terhenti atau berpindah; tiada susah yang menghampiri.

Hampir, setiap kali ia membayangkan dirinya berada dalam kenikmatan abadi itu, saat itu jiwanya seolah melayang kegirangan.

Lantas, berbagai hal di jalan menuju surga seperti kepedihan, penyakit, bala, ditinggal orang tersayang, dan datangnya kematian; jadi lebih mudah ia hadapi…

Kita memohon kepada Allah agar memberikan kita kesadaran utuh yang menggerakkan diri, untuk mengejar amal-amal yang terbaik, dan mencegah kita memilih tindakan buruk dan tercela.”

(Shaidhul Khathir, hlm. 411- 412)

Kabar menggembirakan bagi orang-orang yang bertauhid adalah kabar yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Jibril ‘alaihi salam berkata kepada beliau;

“Beri kabar gembira kepada umatmu, bahwa siapa yang wafat di antara mereka dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, maka dia pasti masuk surga.” [Muttafaqun ‘alaihi]

Seorang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan meragukan kebenaran janji-janji Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang balasan di hari akhir berupa Surga dan Neraka. Mereka selalu melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta mencari ridha-Nya.

Bagi mereka, hadis berikut akan menjadi penyemangat berbuat untuk mencari ridha-Nya dan mendapatkan surganya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَارَ أَهْلُ الْجَنَّةِ إِلَى الْجَنَّةِ وَأَهْلُ النَّارِ إِلَى النَّارِ جِيْءَ بِالْمَوْتِ حَتَّى يُجْعَلَ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُذْبَحُ ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لَا مَوْتَ وَيَا أَهْلَ النَّارِ لَا مَوْتَ فَيَزْدَادُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَرَحًا إِلَى فَرَحِهِمْ وَيَزْدَادُ أَهْلُ النَّارِ حُزْنًا إِلَى حُزْنِهِمْ

Dari Ibnu Umar mengatakan, Rasulullah saw, bersabda: Ketika penghuni surga telah memasuki surga, dan penghuni neraka telah memasuki neraka, didatangkan kematian yang diletakkan diantara syurga dan neraka, lantas disembelih.

Seorang juru seru menyampaikan pengumuman; Hai penghuni surga, sekarang tidak ada kematian. Hai penghuni neraka, sekarang tak ada lagi kematian. Maka penghuni surga bertambah senang sedangkan penghuni neraka menjadi sangat sedih. (HR. Bukhari no. 6548).

Terakrhir, mari renungkan dan amalkan nasehat dari Ruh bin Mudrik ketika beliau memberikan nasihat di atas mimbar.

“Sekarang berbuat baiklah sebelum kamu sakit sehingga ringgkih (lemah), kamu tua sehingga rapuh, kamu mati lalu terlupakan kamu dikubur sehingga hancur, kamu dibangkitkan dan hidup kembali,

kemudian kamu dihapadapkan dan diadili, menunggu dan menerima keputusan, atas apa yang kamu perbuat dan lakukan, kamu menghilangkan dan memusnahkan sesuatu yang merusak kejelakan-kejelekanmu syahfatmu.

Sekarang berbuat baiklah saat kamu dalam keadaan sehat sejahtera.”

Sekian

LEBIH BERMANFAAT BILA DISHARE KEPADA YANG LAIN

Referensi:

Ibnu Al-Jauzi, Shaidul Khatir: Nasihat Bijak Penyegar Iman, Darul Uswah, Cet. 1, 2010. Terjemahan buku ini telah mendapatkan copy right dari penerbit asli.

Syaikh Mahmud Al-Mishri, Tamasya ke Negeri Akhirat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2007.

Jumal Ahmad | ahmadbinhanbal.com | Ikuti Telegram kami di https://t.me/blogjumal

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *