Hidup Optimis

​​Menerima kesulitan dan bencana dengan sikap optimistis mampu membantu memulai kehidupan setelah keterpurukan dan menguasai kesulitan dimana sikap optimistis lebih utama dan berguna ketimbang rasa sesal dan pesimistis.

Abdullah bin Abbas ketika kehilangan indra penglihatannya, ia sadar bahwa ia akan menghabiskan sisa umurnya dalam keadaan buta, terpenjara dalam kegelapan.

 Tak dapat melihat kehidupan dan orang-orang yang hidup.

Namun ia tak mengeluh, dia menerima nasib yang telah ditentukan. 

Kemudian dia bermadah dengan kalimat-kalimat yang dapat meringankan musibah itu dan menumbuhkan rasa ridha.

Kata Abdullah bin Abbas

Jika Allah mengambil cahaya kedua biji mataku

Maka di lisan dan pendengaranku masih ada cahaya

Kalbuku cerdas dan akalku tak rusak

Dan mulutku tajam ibarat pedang yang turun temurun

Abdullah bin Abbas adalah contoh orang terdahulu yang berhasil mengubah kerugian menjadi keuntungan.

5 Ayat Motivasi Al-Quran yang menumbuhkan Sikap Optimis

1. Kita bisa berubah, jika kita mau mengubah diri kita

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11). 

2. Ada kebaikan di balik yang tidak kita sukai

“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui,“ (QS. Al-Baqarah: 216). 

3. Kita pasti sanggup

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (QS. Al-Baqarah: 286)

4. Ada kemudahan bersama kesulitan

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” (QS. Al-Insyirah: 5-6)

5. Takwa dan tawakallah

“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya,” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

Baca juga:   Jiwa Takwa vs Jiwa Fujur, Jiwa Bersih vs Jiwa Kotor

Kenapa harus optimis?

  • Keyakinan bahwa Allah Swt tidak akan pernah menguji hamba Nya melebihi batas kemampuan si hamba.
  • Meyakini bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Sebuah keyakinan Bahwa diujung sana ada kebahagiaan yg menanti kita.
  • Keyakinan bahwa Ridha dan Rahmat Allah Swt menyertai orang yang senantiasa mengharapkan Rahmat Nya. Sebaliknya… murka Allah senantiasa meliputi mereka yang mudah berputus asa di jalan Nya.

Maka, Pantaskah kita sbg seorang Muslim masih Terus PESIMIS ..??

Barokallohu fiikum..[] 💐💐

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *