Lisanmu adalah belatimu

Home » Lisanmu adalah belatimu

Siapa pun yang melihat kondisi umat Islam saat ini pasti akan merasa sedih dan pilu. Perpecahan merajalela, pertikaian semakin tajam, dan rasa takut menyelimuti hati banyak orang. Mata ingin menangis, hati terasa luka.

Dalam keadaan seperti ini, kita sangat membutuhkan kata-kata yang mampu menyatukan hati, orang-orang yang mau mempererat tali persaudaraan, bukan sebaliknya. Namun, sayangnya, banyak yang justru menggunakan lisannya untuk menghancurkan umat. Inilah akibat dari lisan yang tidak terjaga.

Lisan: Senjata yang Lebih Tajam dari Belati

Sadarkah engkau bahwa dirimu selalu membawa senjata ke mana pun pergi? Senjata itu lebih tajam dari pisau bedah dan lebih mematikan dari parang besar.

Itulah lisanmu sendiri.

Betapa sering lisan ini mengucapkan kata-kata yang tidak diridai Allah, sementara kita meremehkannya. Padahal, ucapan yang tampaknya sepele bisa menjerumuskan seseorang ke dalam neraka.

Lihatlah akibat lisan yang tak terkendali:

  • Betapa banyak kesyirikan dan penyembahan selain Allah terjadi karena lisan.
  • Betapa banyak hukum Allah diabaikan dan digantikan oleh aturan manusia karena lisan.
  • Berapa banyak bid’ah yang muncul dalam agama karena lisan.
  • Berapa banyak hati yang terluka dan persaudaraan yang hancur karena kata-kata tajam yang melukai.
  • Berapa banyak peperangan dan tawuran yang pecah hanya karena lisan.
  • Persahabatan yang telah lama terjalin pun bisa retak hanya gara-gara ucapan.
  • Berapa banyak rumah tangga yang hancur karena perkataan suami atau istri yang menyakitkan.
  • Anak bisa durhaka kepada orang tuanya hanya karena satu kata: “Ahh.”
  • Abu Thalib, paman Rasulullah, mati dalam keadaan kafir hanya karena lisannya enggan mengucapkan laa ilaha illallah.
  • Seorang wanita ahli ibadah, yang rajin shalat malam, berpuasa, dan bersedekah, akhirnya masuk neraka karena lisannya yang sering menyakiti tetangga.
Baca juga:   Lailatul Qadar di Luar Ramadan

Peringatan dari Rasulullah ﷺ

Lisan memang tidak bertulang, tetapi dampaknya bisa lebih tajam dari pedang. Rasulullah ﷺ telah memperingatkan kita tentang bahaya lisan dalam hadits berikut:

« أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ». قُلْتُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ « كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ « ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ».

“Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara?” Aku (Mu’adz bin Jabal) menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.”

Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita ucapkan?”

Rasulullah ﷺ menjawab, “Celaka engkau, wahai Mu’adz! Bukankah kebanyakan manusia tersungkur ke dalam neraka di atas wajah mereka—atau di atas hidung mereka—karena hasil ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi)

Berpikirlah Sebelum Berucap!

Karena itu, sebelum berbicara atau menulis sesuatu—baik dalam komentar maupun perbincangan—renungkanlah terlebih dahulu:
✅ Apa ini perlu diucapkan?
✅ Apakah ini waktu yang tepat untuk mengatakannya?
✅ Apakah aku orang yang pantas untuk menyampaikan hal ini?

Setelah mempertimbangkan dengan baik, barulah kau putuskan apakah akan mengatakannya atau tidak.

Ingatlah, lisanmu bisa menjadi senjata yang menyelamatkanmu atau justru belati yang menikammu sendiri.

Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *