Ibarat Pedang

​Siapa yang melihat nasib umat Islam saat ini pasti akan meratapi dan menangisi keadaannya. Mata ini serasa ingin menangis dan hati pun luka tak terperi. Bagaimana tidak? Pertikaian memuncak di tengah umat, perpecahan merambah dan rasa takut memasuki relung hati mereka. 

Dalam kondisi yang memilukan ini, kita menunggu kalimat yang mampu menyatukan hati saudara seiman, kita menunggu orang yang mau mempersatukan hati yang berselisih. 

Akan tetapi sayang, banyak mulut bejat dan berbisa menggunakan lidahnya untuk menghancurkan umat Islam. Padahal, kita sangat membutuhkan persatuan. Inilah akibat dari lisan yang tak terjaga. 

Tahukah engkau?! Bahwa dirimu selama ini ketika pulang pergi, berdiri dan duduk selalu membawa senjata yang lebih tajam dari belati operasi dan lebih gahar dari parang besar pemotong tulang?

Yaitu lisanmu sendiri
Betapa sering lisan ini mengeluarkan kata-kata yang tidak diridhoi Allah dan kita meremehkannya , padahal kata-kata itu menceburkan ke dalam api. 

  • Berapa banyak penyembahan selain Allah dan tindakan syirik terjadi karena lisan
  • Berapa banyak pemberlakuan hukum selain hukum Allah terjadi karena lisan
  • Berapa banyak bid’ah dalam agama dimunculkan karena lisan
  • Betapa sering lisan ini menusuk dan merobek hati orang lain, tanpa ada darah yang keluar sehingga membuat luka dalam yang menakutkan
  • Tidak sedikit peperangan yang berkobar karena lisan
  • Tidak jarang tawuran yang terjadi karena lisan
  • Persahabatan juga retak gara- gara lisan
  • Suami menghancurkan rumah tangga yang dibangun bertahun- tahun dengan lisannya
  • Istri merusak bahtera yang ditumpanginya karena salah ngomong
  • Anak durhaka kepada orang tuanya hanya karena ucapan “Ahh” dari lisannya
  • Abu Thalib akhirnya mati kafir karena lisannya tidak mau mengucapkan laa ilaha illallah
  • Ada seorang wanita yang ahli ibadah, shalat malam, puasa sunnah, sedekah namun gara- gara lisannya suka menyakiti tetangga maka ia pun masuk neraka
Baca juga:   Masa depan Gerakan Islam di Indonesia

Lisanmu adalah belatimu

Lisan tidak bertulang namun dapat menembus apa yang tak ditembus oleh jarum. 
Rasulullah saw memperingatkan bahwa kebanyakan penghuni neraka itu masuk neraka karena hasil kerja lisannya, beliau saw pernah berbicara dengan Mu’adz bin Jabal ra.

« أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ». قُلْتُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ « كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ « ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ».


“Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku: “Iya, wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda,“Jagalah ini”. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut karena apa yang kami katakan?”

Maka beliau bersabda: “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang tersungkur mukanya atau batang hidungnya di dalam neraka, melainkan karena hasil ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi)

Maka, Berpikirlah sebelum berkata atau menuliskan sesuatu, baik itu komentar dan sebagainya. 
Renungkan apa yang hendak kau ucapkan atau kau tulis

Tidak semua yang ketahui itu kau ungkapkan. Pertimbangkan beberapa hal
Apa memang perlu diucapkan ?
Apa waktunya tepat ?
Apa engkau orang yang pantas mengutarakan ?

Setelah itu silakan kau memutuskan ! [] 

ICD – Islamic Character Development 

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *