Iduladha di Kukusan

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Iduladha tahun ini saya rayakan di kontrakan kecil bersama istri tercinta di Kukusan. Gema takbir membahana di seantero dunia, takbir yang mengagungkan Allah Swt. Gema itu juga menggema di sekitar tempat tinggal kami.

Beberapa tahun ini saya mencoba menuliskan catatan kecil setiap Iduladha di tempat-tempat yang berbeda, di antaranya Magelang, Jonggol, Bandung, Ciganjur.

Bersenang-Senang Saat Hari Raya

Iduladha adalah saatnya bersenang senang bersama keluarga. Dijelaskan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, “Disyariatkannya melapangkan (kesenangan) untuk keluarga pada hari-hari raya dengan berbagai hal yang membuat kenyamanan jiwa, peristirahatan badan dari beban ibadah. Dan bahwa menampakkan kebahagiaan di hari-hari raya adalah merupakan syiar agama.”

Roghib Al Ashbahani menegaskan, “Hari raya digunakan untuk bersenang di sepanjang harinya.” (Lihat Mirqoth al Mafatih, Al Mulla Al Qory)

Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:

اللعب المباح، واللهو البرئ، والغناء الحسن، ذلك من شعائر الدين التي شرعها الله في يوم العيد، رياضة للبدن وترويحا عن النفس

Melakukan permainan yang dibolehkan, gurauan yang baik, nyanyian yang baik, semua itu termasuk di antara syiar-syiar agama yang Allah tetapkan pada hari raya, untuk menyehatkan badan dan mengistirahatkan jiwa. (Fiqhus Sunnah, 1/323)

Agama dan Kepuasan Hidup

Agama bukan sesuatu yang asing dan sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidup kita. Terutama di negara Indonesia yang mayoritas masyarakatnya hidup beragama Islam.

Para ahli psikologi telah banyak melakukan penelitian tentang hubungan keberagamaan dan kepuasan hidup. Sebagai misal dalam Michael A. Kortt dalam jurnalnya yang berjudul Religion and Life Satisfaction Down Under menuliskan bahwa ada bukti yang kuat bahwa ada hubungan antara keberagamaan dan seringnya datang ke tempat-tempat ibadah dengan kepuasan hidup.

Baca juga:   Mencintai dan Dicintai Karena Allah

Artikel lain berjudul Religious People Much Happier And Have Much More Life Satisfaction Than Other, According to New Studies di Dailymail.Co.Uk menuliskan bahwa, ada hubungan yang erat antara memiliki agama tertentu membuat seseorang menjadi lebih bahagia, 45% orang yang sering mengikuti acara-acara keagamaan mengatakan dirinya sangat bahagia, bahkan penelitian lain mengatakan bahwa orang yang tidak pernah mengikuti acara keagamaan dua kali lebih sering mengatakan dirinya tidak bahagia.

Para peneliti menyebutkan bahwa ada beberapa penyebab kenapa mereka merasa lebih bahagia dibandingkan dengan orang-orang yang tidak religius. Peneliti menyebutkan bahwa ada dua hal penting yang membuat keberagamaan membuat seseorang lebih bahagia, yaitu perasaan bahwa mereka tidak sendirian, dan kemampuan mengatasi keadaan-keadaan yang sulit lebih baik daripada orang pada umumnya.

Aspek sosial dari keberagamaan adalah sesuatu yang penting dalam membuat seseorang lebih bahagia. Para peneliti menemukan bahwa orang-orang beragama cenderung lebih memiliki kesempatan untuk berinteraksi sosial dengan orang-orang sekitarnya. Sebagai contoh bagi umat Islam mereka mungkin akan bertemu dengan orang Islam lainnya di Masjid pada waktu shalat lima waktu.

Hal ini menjadi penting, karena ketika mereka bersosialisasi dengan orang-orang yang satu agama dengannya, mereka merasa bahwa mereka tidak sendirian. Rasa satu kesatuan dan kebersamaan menjadi sesuatu yang penting bagi orang-orang beragama.

Selain rasa kesatuan dan kebersamaan, support satu sama lain pun menjadi penting. Sebagai misal, dalam hari Iduladha ini orang-orang yang mampu berkurban dan mengharapkan ridha Allah Swt, sedangkan orang-orang yang kurang mampu mendapatkan bagian dari kurban mereka.

Salat Ied di Mushola Baitussalam, Kukusan

Saya dan Hafi pagi ini salat iedul adha di mushola Baitussalam, mushola yang cukup besar dan ramai salat rawatib namun tidak digunakan untuk salat Jumat karena ada masjid Baitul Barkah yang tidak jauh dari sana. Perjalanan dari rumah ke tempat salat hanya kurang dari 3 menit.

Baca juga:   Menjemput Bidadari
salat idul adha di kukusan

Saya dan Hafi berangkat lebih awal sekitar jam 05.30, masih pagi banget makanya sampai sana belum banyak orang yang berdatangan, sayapun masih bisa masuk ke ruang utama salat dan dapat shaf kedua.

Sebelum salat dimulai, ada pembawa acara yang berdiri di depan dan mengumumkan runtutan acara yang sudah umum biasanya yaitu pembukaan, pengumuman-pengumupan termasuk dana masjid dan penyalurannya, yang saya suka dari mushola ini adalah pengelolaan dana dari kita untuk kita, ada dana kesehatan, dana bank masjid, dana yatim dll yang semuanya dikumpulkan dari warga masjid.

salat idul adha di kukusan2

Khatib naik mimbar dan menyampaikan khutbah dengan khidmat, bahasannya tentang pelajaran dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Di antara khutbah ini, khatib melakukan dua kali khutbah dengan diselingin duduk sekali, persis seperti ketika Salat Jumat. Saya mencoba meng-cros check tentang Khutbah Ied dengan dua kali khutbah ini dan mendapatkan keterangan dari Rumayso dan Islamqa bahwa inilah pendapat kebanyakan ulama dan menjadi pendapat para ulama mazhab. Sementara, pendapat berbeda dari keterangan Fatwa Tarjih yang menyimpulkan bahwa khutbah pada 2 hari raya cukup sekali tanpa diantarai dengan duduk.  

Selesai khutbah, saya dan Hafi pulang dengan berjalan di jalan yang sedikit berbeda dengan jalan waktu berangkat ke tempat salat. Selanjutnya kami merencanakan makan siang di luar. Daging kurban tahun ini saya gak tahu bisa dapat atau tidak, beberapa tahun ini saya sering tidak mengambil agar bisa diserahkan kepada yang lebih membutuhkan.

Selamat Iduladha untuk para pembaca blog ahmadbinhanbal, mohon maaf lahir dan batin jika ada salah tulis selama saya mengelola blog sederhana ini. Semoga ke depan menjadi lebih baik lagi untuk semuanya.

Baca juga:   Saya nge-fans dengan buku ‘Shaidul Khatīr’

Jumal Ahmad | admin ahmadbinhanbal.com

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *