Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Integrasi dapat dimaknai sebagai proses memadukan nilai-nilai tertentu terhadap sebuah konsep lain sehingga menjadi suatu kesatuan yang koheren dan tidak bisa dipisahkan atau proses pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat. Integrasi antara iptek dan pendidikan Islam esensinya adalah perpaduan antara dimensi agama dal ilmu.
Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menghindar dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Iptek bukan saja dirasakan individu, akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan Islam dalam menghadapi arus perkembangan IPTEK yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun juga pendidikan Islam (terutama lembaganya) dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat mengadaptasi dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk menguasai Iptek, dan kalau perlu merebutnya.
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-tengah dinamika masyarakat.
Jadi kesanalah pendidikan Islam diarahkan, agar pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan Iptek. Strategi tersebut merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa lebih banyak berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada hubungan manusia dengan Allah SWT (Hablumminallah), hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya.
Dengan demikian, era globalisasi adalah tantangan besar bagi dunia pendidikan, dalam konteks ini, Khaerudin Kurniawan (1999), memerinci berbagai tantangan pendidikan menghadapi ufuk globalisasi.
Semua tantangan tersebut menuntut adanya SDM yang berkualitas dan berdaya saing di bidang-bidang tersebut secara komprehensif dan komparatif yang berwawasan keunggulan, keahlian profesional, berpandangan jauh ke depan (visioner), rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan yang memadai sesuai kebutuhan dan daya tawar pasar.
Dalam merencanakan program ini kita perlu mengidentifikasikan delapan masalah pokok.
Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan sosok guru professional yang mampu membuat sebuah ramuan perencanaan pembelajaran berbasis agama dan Iptek. Prasyaratnya guru ideal yang diharapkan dapat mendukung proses integrasi tersebut dapat mengacu kepada prinsip profesionalitas guru yang telah ditetapkan dalam UU No 14 tahun 2005 bab III pasal 7 sebagai berikut:
Adapun PP No 74 tahan 2008 tentang guru pasal 3 ayat 2 serta Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menyebutkan bahwa terdapat empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalisme keguruannya, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
Sebagai seorang professional, dalam melaksanakan tugasnya guru harus mengacu kepada UU No 14 tahun 2005 pasal 20 yang mengungkapkan bawah guru berkewajiban untuk:
Berdasarkan kewajiban tersebut di atas, maka dalam prakteknya, proses integrasi ilmu dan agama melalui pembelajaran akan sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam meramu sebuah perencaan pembelajaran, karena ramuan rencana pembelajaran memang merupakan kewajiban pokok seorang guru sebelum dia melakukan interaksi pembelajaran bersama peserta didiknya.
Selain diperlukan sosok guru ideal yang mampu membuat ramuan perencanaan pembelajaran berbasis IMTAK dan IPTEK, dukungan iklim dan budaya sekolah pun akan sangat menentukan hasil dari proses integrasi.
Demikian halnya dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Peran kepemimpinan dari seorang kepala sekolah akan sangat menentukan hal tersebut dapat terwujud. Disamping peran serta yang optimal dari seluruh perangkat sekolah.
Dari uraian diatas, dapat kita ambil sedikit kesimpulan bahwa tantangan pendidikan islam sangatlah berat dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sebab itu pendidikan agama islam harus bisa memfilter budaya-budaya yang masuk melalui perkembangan iptek tersebut.
Kebijakan pendidikan Islam di Indonesia sangatlah dipengaruhi oleh faktor-faktor telah dijelaskan diatas (dengan tanpa faktor politik pemerintahan), dan konsep pendidikan Islam yang kita harapkan adalah sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadits serta sesuai dengan fitrah manusia. []
*Makalah presentasi materi Sistem Pendidikan Islam di STIT INSIDA Jakarta
terimakasih banyak pak .. artikelnya sangat mencerahkan sekali
Terima kasih kembali telah berkunjung dan menjejakkan kesan menarik di blog sederhana kami. Sangat ditunggu kedatangannya kembali.:-)