Juri Lomba Tahfidh Abatasa Pesantren Kafila

Tanggal 18 Januari yang lalu, salah satu mantan santri saya di Bogor sms saya lewat WhatsApp, ia meminta saya jadi juri lomba tahfidz di tempat dia mengajar sekarang di Kafila International Islamic School (KISS).

Saya sangat tersanjung dengan permintaan dia apalagi setelah tahu kalo ini bukan acara internal pesantren saja tapi juga eksternal yang diikuti para penghafal Al-Quran se-Jabodetabek dan Jawa. Katanya ini udah yang keempat kalinya diadakan di Kafila, semoga ada terus ya tiap tahun biar tumbuh generasi hamalah Al-Quran sebagai pembawa panji-panji dakwah Islam di bumi Indonesia tercinta ini.

Memang sejak menghafal Al-Quran dan sempat ikut konferensi internasional tahfidh Al-Quran di Istiqlal -sekalipun cuma jadi peserta pendengar- saya jadi makin respect dengan kegiatan seputar Al-Quran seperti lomba hafalan seperti ini.

Mengadakan motivasi dan stimulus termasuk salah satu faktor yang utama dalam menghafal Al-Quran karena menghafal Al-Quran menuntut kesungguhan khusus dan berkesinambungan serta kemauan keras tanpa mengenal bosan dan jemu. Salah satunya adalah dengan kegiatan lomba menghafal Al-Quran yang merupakan lomba terbaik di dunia karena objeknya adalah Kalamullah dzat yang maha kuasa lagi bijaksana.

79 lembaga resmi ikut di acara ini dengan jumlah peserta sekitar 498. Banyak anak berbakat saya temui di lomba ini, rata-rata mereka sudah hafal 2 juz Al-Quran dengan hafalan yang kuat.

Di lomba ini para peserta yang rata-rata masih kecil diasah kemampuan hafalan Al-Quran dan cara baca Al-Quran sesuai dengan tajwid yang benar. Lombanya bersifat perorangan/individu. Perlombaan ini terdiri dari dua babak, babak penyisihan dan juga babak final. dari babak penyisihan akan diambil 5 orang dengan nilai terbaik. Mereka akan masuk final untuk menentukan juara 1, 2, 3 dan harapan 1 dan 2.

Baca juga:   Santriku, Semoga Engkau Syahid

Dalam hal penilaian lomba tahfidh, Kafila sudah menggunakan standar yang sering dipakai di perlombaan hifdhul quran seperti dalam bidang tahfidh yaitu muroatul ayat dan sabqul lisan, dalam bidang tajwid yaitu makharijul huruf, shifatul huruf, ahkamul huruf, ahkamul mad wal qashr dan pada bidang fashahah dan adab yaitu ahkamul waqfi wal ibtida’, tartil dan adabut tilawah. Dalam prakteknya dikembalikan kepada pertimbangan juri sesuai kemampuan mereka.

Pengalaman menarik ketika jadi juri kemarin, ada anak kecil yang baru kelas satu ikut lomba 2 juz dengan hafalan yang lancar dan bacaan yang bagus, saya terkesima dengan perawakannya yang kecil tapi punya kemampuan yang luar biasa. Sampai waktu semua peserta yang ikut lomba sudah keluar dari ruangan tempat lomba tahfidh dan sambil menunggu final saya terus mencari anak cerdas itu dan setelah lama mencari akhirnya ketemu dia dan orang tuanya, kata abinya Huzaifah, dari kecil dia memang ingin mencetak anaknya jadi hafidz Quran.

Di waktu yang lain saya juga mengobrol dengan orang tua yang anaknya ikut lomba, mereka sangat senang dan bangga anaknya bisa hafal quran dan ikut lomba ini.

Memang dalam menghafal Al-Quran faktor perhatian dan motifasi dari orang tua dan guru sangat berpengaruh menghantarkan si anak sukses menghafal Al-Quran.

Nah, ini pengalaman saya ketika jadi juri tahfidz kemarin, terima kasih telah berkunjung di rumah sederhana saya.:-)

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *