sejarah

Kaidah Penulisan Sejarah Islam menurut Muhammad Amahzun

Home » Kaidah Penulisan Sejarah Islam menurut Muhammad Amahzun

Menurut Muhammad Amahzun, sejarah Islam sebagai sejarah agama dan keyakinan sebelum menjadi sejarah sebuah kerajaan, negara dan aturan politik. Aqidah-lah yang telah membangun negara dan tatanan masyarakat dari segi politik, ekonomi, sosial dan yang lainnya.

Oleh sebab itu, menurutnya dalam mempelajari sejarah harus sesuai dengan pandangan dan kaidah-kaidah syariat, yang mampu menjelaskan peran dan tanggung jawab manusia dalam mereformasi masyarakat dan sejarah sesuai kehendak ilahiyah.

Sejarah manusia dalam pandangan Islam adalah mengejawantahkan kehendak rabbani. Metode Islam dalam menafsirkan sejarah tidak keluar dari aqidah islam dan dibangun dengan akhlak yang membuatnya istimewa dari gerakan sejarah lainnya dengan pengaruh wahyu.

Kaidah-Kaidah dalam metode Historiografi Dirayat sebagaimana disebutkan Muhammad Amahzun. Khususnya bagi orang yang ingin menulis sejarah Islam periode awal, sejarah Islam tidak lepas dari dirasah islamiyah, sejarah umat yang mana akidah sebagai penggerak.

Penulis kumpulkan kaidah-kaidah yang ditulis Muhammad Amahzun dari dua sumber berbeda ini, beberapa kaidah dalam buku Mawaqif As-Shahabah tidak ada di sumber website.

Amahzun, Tahqiqu Mawaqifs As-Shahabah Fi al-Fitnah Min Riwayat al-Imam al-Thabari Wa al-Muhaditsin. Hal. 78-89, Muhammad Amahzun, “Manhaj Altafsir Altarikhi: Qawaid Manhajiiyah Fi Tafsir alHawadis Wal Hukmu Alaih,” Oktober 2014, https://www.hurras.org/vb/node/51029. Diakses 21 Maret 2024

Kaidah 1

اعتماد المصادر الشرعية وتقديمها على كل مصدر فيما نصت عليه من أخبار وضوابط وأحكام

Mengandalkan sumber-sumber syar’i dan menempatkannya di atas semua sumber lain dalam hal, antara lain, berita, ketentuan, dan hukum.

Kaidah 2

الفهم الصحيح للإيمان ودوره في تفسير الأحداث

Memiliki pemahaman yang benar tentang iman dan perannya dalam menafsirkan peristiwa-peristiwa.

Kaidah 3

العلم بمقادير الناس وأحوالهم ومنازلهم والتثبت فيما يقال عنهم

Baca juga:   Khumus, Penipuan Dalam Sejarah Syiah

Menyadari status, situasi, dan posisi manusia, serta memvalidasi apa yang telah dikatakan tentang mereka.

Kaidah 4

معرفة حدود الأخذ من كتب أصحاب الأهواء والفرق

Mengetahui batas-batas pengambilan dari golongan hawa nafsu dan kitab-kitab yang dinisbatkan kepada sekte-sekte lain.

Kaidah 5

معرفة حدود الأخذ من كتب غير المسلمين

Mengetahui batasan-batasan dalam mengambil dari kitab orang-orang Non-Muslim.

Kaidah 6

تحري استعمال المصطلحات الإسلامية

Berhati-hati menggunakan istilah-istilah Islam

Kaidah 7

أثر العقيدة في دوافع السلوك لدى المسلمين

Pengaruh aqidah dalam merubah perilaku orang islam.

Kaidah 8

العوامل المؤثرة في حركة التاريخ

Peristiwa besar yang menggerakkan sejarah.

Kaidah 9

الكلام في الناس يجب أن يكون بعلم وعدل وإنصاف

Membicarakan manusia harus berdasarkan ilmu, adil dan berimbang.

Kaidah 10

العبرة بكثرة الفضائل

Melihat banyaknya keutamaan.

Kaidah 11

إحالة الحوادث على الخطأ في الاجتهاد

Memahami peristiwa yang terjadi karena salah ijtihad.

Kaidah 12

الطريقة المثلى في معالجة القضايا والأخطاء

Kaidah 13

الاستعانة بعلم الجرح والتعديل للترجيح بين الروايات المتعارضة وبناء الصورة التاريخية الصحيحة

Kaidah 14

الرجوع إلى كتب السنة كمصدر مهم لأخبار صدر الإسلام

Kaidah 15

مراعاة ظروف العصر الذي وقعت فيه الحادثة

Kaidah 16

عشر استعمال المصطلحات الإسلامية

منهج التفسير التاريخي قواعد منهجية في تفسير الحوادث والحكم عليها د. محمد آمحزون – حراس العقيدة (hurras.org)

Pandangan Muhammad Amahzun menjadi salah satu referensi Kami ketika menulis buku Pionir Historiografi Islam.

Dapatkan bukunya di tautan ini.

Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *