Kecerdasan Menulis

Menulis merupakan aktifitas yang dilakukan hampir semua orang untuk berbagai keperluan. Namun tidak semua orang bisa melakukan aktivitas ini dengan baik dan penuh motifasi, malah terkadang menulis menjadi hambatan bagi seseorang untuk mengembangkan dirinya.

Kebiasaan menulis penting untuk dijadikan ‘adah (kebiasaan) karena menulis itu melibatkan emosi yang mampu mengembangkan kecerdasqan emosional dan juga melibatkan otak (kiri dan kanan) yang akan mengembangkan kecerdasan intelektual kita.

Menulis sering berawal dari sebuah gagasan, dan gagasan ini bisa kita dapatkan dimana saja dan kapan saja, di kamar tidur, di kelas, ketika makan atau ketika jalan-jalan. Maka kapan saja anda mendapatkan satu gagasan, segera tulis gagasan tersebut.

Persoalan menulis adalah persoalan mendokumentasikan gagasan, gagasan jika tidak didokumentasikan akan menguap begitu saja dan jika mengendap kelamaan dalam otak akan mengakibatkan kapasitas otak seseorang penuh dan akhirnya gagasan itu hilang tanpa bekas.

Untuk menulis juga butuh kekuatan inspirasi, terkadang hanya dengan satu inspirasi saja, seseorang bisa menghadirkan karya monumental, seperti Imam Bukhari yang menulis kitab Shahihnya hanya dari perkataan gurunya ‘seandainya ada yang mau mengumpulkan hadits-hadits Nabi’, Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mendapat inspirasi untuk menggarap ‘Fathul Baari’ hanya karena membaca curhat Ibnu Khaldun di ‘Muqaddimahnya’, syarah shahih Bukhari adalah hutang umat Islam yang belum dibayar, yang kemudian dibayar tuntas oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Dan Imam Az-Zahabi yang menjadi kritikus hadits hanya karena perkataan gurunya ‘tulisanmu ini seperti tulisan ahli hadits’.

Maka sekecil apapun inspirasi yang kita punya, jaga, genggamdan tumbuhkan sampai ia menjadi buah ranum yang lezat dan bermanfaat.

Kekuatan Kata-kata

Sayid Qutb, satrawan, penulis dan pejuang Islam yang terkenal telah menulis satu makalah dalam bukunya “Beberapa Studi tentang Islam” yang berjudul kekuatan kata-kata. Ia mengatakan bahwa rahasia kekuatan kata-kata bukan terletak dalam kilatan kata-katanya, bukan dalam irama kalimat-kalimatnya, tetapi ia tersembunyi dalam kekuatan iman yang ditunjukkan oleh kata-kata dan apa yang dibelakangnya. Rahasia itu terdapat dalam tekad yang kuat untuk mengubah kata-kata yang tertulis menjadi gerakan yang hidup, mengubah pengertian yang difahami menjadi kenyataan yang dapat diraba.

Baca juga:   Potret Jembatan Rusak di Dusun Buttui Pedalaman Mentawai

Kiat Menjadi Penulis Handal

1.       Pencelupan

Pada langkah ini anda masuk dalam pencelupan subjek dan hampir pada seluruh poin. Alokasi waktu anda pada tahap ini adalah 25%.

2.       Catatan-Catatan

Langkah ini akan memandu pada proses pencatatan awal, pada langkah ini anda menulis acak, membuat pertanyaan dan ide lainnya berkenaan dengan subjek.Alokasi wakru anda pada langkah ini sekitar 20 %.

3.       Tinjauan Ulang dan Berfikir

Pada tahap ini anda akan meninjau ulang bahan-bahan kajian anda dan mendiskusikan tentang perbaikan dan refisi. Alokasi waktu pada tahap ini adalah 10 %.

Selamat mencoba dan semoga tulisan sederhana ini bermanfaat.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *