Keshalihan Sosial

Cahaya Allah Swt tidak akan dipancarkan pada orang yang berbuat maksiat. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah (vertikal), dan juga kepada manusia (horizontal). Seperti halnya ibadah, dosa jg bersifat vertikal dan horizontal. Dosa yang bersifat vertikal misalnya kafir, melakukan dosa besar yg terkait ibadah kepada Allah. Dosa yang bersifat sosial (horizontal) seringkali dianggap kurang penting oleh manusia dibandingkan dosa yg bersifat vertikal.

Manusia tidak diciptakan seperti Malaikat

Malaikat tidak berbuat dosa, tidak memiliki nafsu (kebebasan berkehendak). Malaikat selalu  berzikir kpd Allah. Malaikat tidak menikah dan tidak memiliki peradaban.

Malaikat diperintahkan oleh Allah utk sujud kepada manusia. Manusia diutus sebagai khalifah yang ditugaskan untuk membentuk peradaban dan memakmurkan bumi. Kesalehan sosial yang digabungkan dengan kesalehan individiual misalnya shalat berjamaah.

Perbandingannya sbb:

Shalat sendiri pahala 1. 1× 5 waktu x 30 hari x 12 bulan = 1800 pahala dalam setahun Shalat berjama’ah pahala 27

1× 5 waktu x 30 hari x 12 bulan = 46.800 pahala dalam setahun

Kesalehan individual yang digabungkan dengan kesalehan sosial akan menghasilkan pahala yang berlipat ganda.

Manusia itu sesungguhnya berada dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (Qs. Al Ashr 1-3).

Dalam surat Al Ashr digambarkan keberuntunganlah yang akan didapat bagi orang-orang yang saling menebarkan kebaikan bagi sesama.

Barangsiapa yang tidak menebarkan rahmat kepada manusia, maka Allah tidak akan menebarkan rahmat kepadanya (HR Muslim).

Barang siapa yang menengok orang sakit, maka akan ada 70.000 malaikat beristigfar untuknya. Bila setiap satu istigfar yang diucapkan seseorang memerlukan waktu 10 detik, berarti dengan menengok orang sakit setara dengan 194 jam kita telah beristigfar. Contoh lain kesalehan sosial yg digabungkan dengan kesalehan inividual adalah wukuf, i’tikaf dan hadir di majlis taklim.

Kisah Juraij menceritakan bahwa kesalehan individual dalam beberapa hal dapat dikalahkan dengan kesalehan sosial (horizontal). Juraij merupakan ahli ibadah. Pernah terjadi bbrp kali ketika Juraiz sedang shalat, Ibunya memanggil. Namun Juraij tetap melanjutkan shalatnya. Sampai Ibunya kesal dan mendo’akan keburukan untuknya. Akhirnya Juraij terkena fitnah pelacur.

Kesalehan sosial yang nilai ibadahnya sama seperti beribadah puasa selama setahun atau shalat tanpa henti selama setahun atau jihad fii sabilillah yaitu memelihara janda dan anak yatim. Dosa sosial pun akan menyebabkan kita mendapat do’a buruk dari banyak pihak.

Contoh:

Dengan sengaja parkir sembarangan, menyebabkan orang lain terzalimi. Maka akan banyak orang yg menyumpahinya/menginginkan keburukan baginya. Lapangkanlah urusan orang lain, maka Allah akan melapangkan urusanmu. Kesalehan sosial yang dapat membuka rezeki, yaitu dng menyambung silaturahmi.

In ahsantum ahsantum li anfusikum… Wa in asa’tum fa lahaa… (17:7)

Jika kamu berbuat kebaikan, maka kebaikan akan kembali pada kalian. Jika kalian berbuat keburukan, maka baginya kerugian.

Pesan Rasulullah:

  • Secinta-cintanya pada sesuatu, pasti akan berpisah.
  • Berbuat apa saja di dunia, maka engkau akan dibalas sesuai perbuatannya
  • Terserah kalian mau bergaya hidup spt apa di dunia, namun ingat bahwa kalian akan wafat.
  • Tidak meminta kepada manusia maka akan mulia.Kemuliaan manusia jika menjaga shalat malamnya.
  • Jika ingin menjadi orang shaleh, maka jangan untuk diri sendiri, tapi harus mengajak orang lain untuk shaleh.

Manusia yg beriman akan bergetar hatinya jika disebut nama Allah. Namun kenyataannya pada zaman sekarang, jangankan hati bergetar, mereka bahkan menolak  ayat Al Qur’an. Contoh: Banyak orang muslim Indonesia yang menolak kebenaran Al Maidah ayat 51 terkait memilih pemimpin nonmuslim.  Hati2 akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat nanti.

Kajian Mushala Bintaro Exchange bersama Ust Arifin Jayadiningrat.

Semoga bermanfaat 😊😊.

Video nasihat yang saya buat berikut juga layak kita jadikan renungan bahwa Allah Swt bersama orang-orang yang susah dan membutuhkan.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *