Oleh: Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari penuh keberkahan. Allah Azza wa Jalla memberikan beberapa kekhususan dan kelebihan. Hendaknya seorang mukmin merenungi sejenak keistimewaan hari-hari ini, memperbarui semangat untuk menyambutnya sepenuh hati dan jiwanya, beribadah dengan baik dan pengabdian kepada-Nya.
Di antara kekhususan hari-hari ini adalah Alla Azza wa Jalla telah memilihnya dan menjadikannya hari-harinya paling utama dalam setahun secara mutlak. Allah Azza wa Jalla yang menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Dan Dia menjadikan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai hari yang paling baik dan paling utama.
Di antara keitimewaan dan kelebihan hari-hari ini: Allah tabaraka wa ta’ala bersumpah dengannya, sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian kedudukannya. Hal ini sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.
وَالْفَجْرِ(1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil (QS. Al-Fajr: 1-3)
Menurut Ibnu Abbas dari ahli tafsir lainnya: Sepuluh yang dimaksud dalam ayat ini adaah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Di antara kelebihan hari-hari ini: Hari terbaik untuk melakukan amal saleh. Tidaklah seseorang itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu ibadah yang paling utama dibanding seseorang itu mendekat diri kepada Allah tabaraka wa ta’ala pada sepuluh hari yang utama dan mulia ini.
Dalam Sahih Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
“Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.
Di antara kelebihan hari-hari ini juga: Terkumpul ketaatan-ketaatan utama yang tidak terkumpul pada hari-hari yang lain dalam setahun. Di antara ketaatan yang utama pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah salat, puasa, haji, zakat dan ketaatan dan ibadah lain yang besar dan agung. Semuanya tidak terkumpul melainkan hanya pada waktu mulia dan agung ini.
Di antara kelebihan hari-hari ini: Allah tabaraka wa ta’ala menjadikannya sebagai musim untuk mengerjakan ibadah haji di Baitullah al-Haram (Makkah) dan dijadikan pada hari sepuluh pertama ini hari Tarwiyah yaitu hari ke delapan bulan Dzulhijjah. Jemaah haji akan mulai kembali dari Makkah ke Mina pada hari tersebut dengan mengumandangkan Talbiyah Haji:
“لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك”
“Hamba-Mu daang menyambut panggian-Mu. Ya Allah! Hamba-Mua datang menyambut panggilan-Mu! Hamba-Mu datang menyambut panggilan-Mu! Tudah yang tidak ada sekutu bagi-Mu. Hamba-Mu datang menyambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat dan kerajaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu”.
Disana juga terdapat hari Arafah yaitu sebaik-baik hari ketika matahari terbit dan juga hari al-Nahr (Hari raya Kurban) yaitu hari yang paling mulia di sisi Allah.
Sebagaimana diriwayatkan dari hadis Sahih. Dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, Beliau bersabda:
أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ
“Hari paling mulia di sisi Allah adalah Hari Raya Kurban” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Inilah sebagian keistimewaan dan kelebihan musim yang agung dan mulia ini. Apa yang sudah kita siapkan untuk menempuh hari-hari ini? Apakah keadaan kita akan sama dengan keadaan kita dengan hari-hari yang lain?
Apakah kita mengetahui nilai, kelebihan dan kedudukan hari-hari ini? atau sama saja seperti hari yang lain?
Apakah hati kita tergerak untuk kembali bertaubat, bergantung kepada Allah dan melaksanakan ketaatan pada hari-hari ini? Atau ia terkunci, terdiam seperti hari yang lain!.
Kebiasaan pada pedagang di dunia untuk tidak melepaskan peluang ketika datang musim yang besar. Bahkan, mereka akan mempersiapkan diri dengan persiapan yang sempurna untuk mendapatkan barang serta mempersiapkan waktu dan tenaga dengan sungguh-sungguh. Musim ini (10 hari pertama bulan dzulhijjah) merupakan musim untuk meraih keuntungan dari perniagaan akhirat, dan mempersiapkan diri untuk menghadap Allah Azza wa Jalla. Lalu, bagaimana keadaan kita dengan hari-hari ini?
Sesungguhnya lemahnya iman, ditambah dengan keadaan yang bergelimang dosa menyebabkan seseorang terhalang untuk meraih kebaikan pada waktunya. Untuk itu, setiap kita perlu memanfaatkan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dengan bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, berusaha dengan gigih dan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah serta menghadap Allah dalam keadaan yang terbaik, disamping memperbanyak doa dan zikir kepada Allah Azza wa Jalla. Maka sepuluh hari ini merupakan musim yang agung untuk memperbanyak zikir kepada Allah, seperti firman Allah Jalla wa ‘Ala.
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
“Dan mereka menyebut nama-nama Allah pada hari-hari tertentu” (QS. Al-Hajj: 28)
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu dan lainnya mengatakan: Maksud pada hari-hari tertentu adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Oleh karena itu, kita perlu memelihara waktu-waktu mulia ini dengan memperbanyak zikir kepada Allah Jalla wa ‘Ala, memperbanyak doa dan memohon ampunan, melazimi dengan ketaatan dan ibadah terutama amalan fardhu. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman dalam hadis Qudsi.
مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
“Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku yang lebih Aku cintai, melainkan mereka beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya”. (HR. Bukhari)
Maka seorang muslim perlu menjaga salat lima waktunya agar dilaksanakan di awal waktu pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Mendirikan salat dengan khusyuk, rendah diri, tenang dan mengharapkan rahmat dan kasih sayang Allah Jalla wa Ala dan perasaan takut dengan Azab-Nya.
[Diterjemahkan oleh Jumal Ahmad Ibnu Hanbal dari artikel di website Syaikh Abdur Razaq bin Abdu Muhsin Al-Badr di www.al-badr.net. Artikel dalam bahasa Arab dapat dilihat di https://www.al-badr.net/muqolat/7665]
FAQ
Setiap kita perlu memanfaatkan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dengan bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, berusaha dengan gigih dan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah serta menghadap Allah dalam keadaan yang terbaik, disamping memperbanyak doa dan zikir kepada Allah Azza wa Jalla.
Berikut kelebihan dan keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
1. Alla Azza wa Jalla telah memilihnya dan menjadikannya hari-harinya paling utama dalam setahun secara mutlak.
2. Allah tabaraka wa ta’ala bersumpah dengannya, sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian kedudukannya.
3. Hari terbaik untuk melakukan amal saleh.
4. Terkumpul ketaatan-ketaatan utama yang tidak terkumpul pada hari-hari yang lain dalam setahun.
5. Allah tabaraka wa ta’ala menjadikannya sebagai musim untuk mengerjakan ibadah haji di Baitullah al-Haram (Makkah) dan dijadikan pada hari sepuluh pertama ini hari Tarwiyah yaitu hari ke delapan bulan Dzulhijjah.
6. Disana juga terdapat hari Arafah yaitu sebaik-baik hari ketika matahari terbit dan juga hari al-Nahr (Hari raya Kurban) yaitu hari yang paling mulia di sisi Allah.