Abdul Aziz berkuasa setelah saudaranya Abdul Majid meninggal dunia. Masa kekuasaannya dimulai dengan meledaknya revolusi di kepulauan Kreta. Pemberontakan ino berhasil dipadamkan pada tahun 1863. Enam tahun setelahnya, pemerintah Usmani berhasil mengambil kembali terusan Suez.
Di awal pemerintahannya, muncul majalah yang membahas tentang hukum, keadilan dan undang- undang perdagangan dan bisnis lautan. Dari sinilah timbul ketertarikan Abdul Aziz untuk memperkuat armada laut negara. Namun, ia juga mendapatkan respon negatif dari Barat, karena mereka mengetahui Usmani adalah negara Islam.
Ia menggalakkan reformasi administrasi, dimulai dari membuat undang-undang keprovinsian pada tahun 1864, lalu disusul dengan dibuatnya Majelis Syuro Negara yang do antara tugas penting mereka adalah membuat anggaran negara.
Ia sangat menolak undang undang yang berasal dari Barat. Dari segi militer, ia melakukan reorganisasi kemiliteran dengan sistem modern dan membuat kamp kamp kemiliteran di wilayah wilayah. Ia juga memperkuat sistem pertahanan benteng Usmani dengan yang paling mutakhir dan memilih pakar pakar dari dalam negeri untuk menggantikan para pakar asing dalam hal ini.
Di bidang kelautan, ia berhasil menambah armada hingga 700 ribu yang menjadikan armada laut Usmani yang terbesar ketiga di dunia setelah Inggris dan Perancis.
Di bidang pendidikan, ia memodernisasi Sekolah Tinggi Galatasaray dengan memperbarui kurikulum dan sistem pembelajarannya. Tercatat ada 600 siswa dari kalangan Muslim, Kristen dan Yahudi pada tahun 1869 M.
Melihat geliat Usmani yang membahayakan, permainan spionase pun dimainkan oleh Eropa beserta agen mereka di dalam tubuh pemerintahan Usmani. Konspirasi mulai dijalankan, Abdul Aziz dituduh melakukan pemborosan anggaran negara dalam melalukan reformasi dan perubahan.
Empat hari berselang, Midhat Pasha, mantan Grand Viziernya beserta rekan rekannya dari Gerakan Muda Turki membunuhnyanya beramai ramai. Murad V lalu naik sebagai Sultan dan berkuasa hanya 93 hari lalu Abdul Hamid II, melanjutkan estafet kesultanan.
Dalam serial Payitaht Abdul Hamid yang sedang tayang di stasiun tv TRT1 di Turki, dalam salah satu cuplikan filmnya menampilkan cuplikan yang menyayat hati bagaimana terbunuhnyanya Abdul Aziz, ditambah lagi suara latar bernada Sufistik membuat hati semakin sedih.
Dalam komentarnya disebutkan pernyataan Sultan Abdul Hamid bahwa pamanya Abdul Aziz tidaklah mati karena korupsi, tetapi karena dibunuh oleh konspirasi, kemudian disebutkan bagaimana orang orang yang kuat masuk ke istana dan membunuh Abdul Aziz.