Satu hal yang cukup berbahaya bagi jiwa anak-anak adalah tindakan memanggil dengan julukan dan penggunaan bahasa yang memalukan.
Di era media sosial ini, semakin banyak video viral yang menampilkan orang marah-marah dengan nada tinggi dan kata kasar yang dahulu dianggap tabu, kini menjadi tontonan biasa.
Ironisnya, gaya bicara seperti ini sering dibungkus sebagai bentuk kejujuran atau motivasi, padahal sebenarnya memperlihatkan kekerasan verbal yang berbahaya.
Akibatnya, generasi muda mulai meniru dan menganggap kasar itu tegas, dan marah itu keren. Jika dibiarkan, ini bisa merusak budaya tutur kita, menjauhkan nilai sopan santun, dan menanamkan pola komunikasi yang keras dan minim empati.
Al-Qābisi, ketika membahas tentang dampak psikologis penggunaan bahasa, mengingatkan para guru untuk menghindari penggunaan bahasa kasar seperti memanggil murid dengan sebutan ‘hantu’ atau ‘monyet’.
Bahasa-bahasa semacam itu melukai harga diri murid dan merusak kepercayaan dirinya. Justru sebaliknya, yang diperlukan adalah memberikan pujian dan memuliakan murid ketika mereka melakukan hal-hal yang baik.
Tegasnya, meskipun teks-teks klasik Islam menekankan pentingnya upaya mendisiplinkan murid dalam pembelajaran mereka, disiplin tidak boleh dilakukan dengan cara yang menghancurkan jiwa murid, keyakinan, dan harga dirinya.
Mayoritas ilmuwan pendidikan di era pertengahan menganggap disiplin sebagai sebuah kebutuhan dalam pembelajaran. Penting bagi murid-murid untuk mengatur kehidupannya dalam bentuk yang dapat menjadikan mereka tangguh, terdidik, serta terpelihara pikiran dan jiwanya.
Dalam konteks yang lebih umum, para cendekiawan di bidang ini juga memberikan panduan mengenai waktu-waktu yang sesuai untuk menjadwalkan pembelajaran murid.
Al-Zarnuji dan Ibn Jama’ah berpendapat bahwa waktu sebelum terbit matahari adalah waktu paling optimal untuk aktivitas menghafal. Waktu tengah hari diperuntukkan untuk menulis, sementara waktu senja dan sore hari adalah waktu terbaik untuk membaca dan mengulang pelajaran secara berkelompok.
Sumber:
Jumal Ahmad, Pedagogi Islam Klasik: Ide Pendidikan dari Pemikir Muslim Abad Pertengahan. Magelang: Pustaka Dzerwa Indonesia, 2024.
***
Miliki Buku Pedagogi Islam Klasik