Makna Hidup

Kita tahu bahwa semua akan ditutup dengan kematian. Kematian akan membuka “lembaran2 hidup” di dunia untuk dibalas.

Perhatikan surat AlKahfi ayat 49

وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلْكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا ۚ وَوَجَدُوا۟ مَا عَمِلُوا۟ حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: 

“Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”.

Sekecil apapun akan tercatat. Maka hidup itu laksana MENULIS LEMBARAN LEMBARAN BUKU. Mari kita “tulis” dengan KEBAIKAN tanpa henti.

Saat kita melihat pohon nampak indah dari buahnya atau keindahan warna daunnya. Nampak daun yang hijau dan daun yang kuning bahkan ada yang terjatuh.

Itulah kehidupan yang digambarkan dalam Surat Al Hadid ayat 20

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ (٢٠)

Artinya:

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. 

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”

Lihatlah daun daun yang kuning layu 

Baca juga:   Menghormati Ulama

Lihatlah buah buahan yang mengkerut layu.

Maka itulah kehidupan kita. 
Camkan ayat tadi bahwa semua menuju kepada kehancuran. 

Lihatlah tanda tanda kehancuran di dalam diri kita, setiap saat semakin kita rasakan. 

Kenikmatan apapun akan berakhir semuanya. 

Hidup hanyalah kenikmatan yang fana.
Persiapkanlah untuk kehidupan abadi.

Jadi ingatlah kenikmatan Abadi di Akhirat.

Hidup laksana daun yang tumbuh hijau lalu menguning layu dan hancur.

Kehidupan yang sesungguhnya hanyalah kehidupan akhirat. Dunia hanya kehidupan semu dan sekedar nama saja, ia adalah kematian bertahap. 

Dunia bukanlah kehidupan secara penuh. Sementara. Layaknya air hujan yang turun ke bumi dengan tetesan rintik rintik. Turunnya air ke bumi tumbuhlah tumbuhan yang menghasilkan berbagai macam buah. 

Itulah kehidupan yang digambarkan dengan air hujan yang turun dari langit dalam Surat Yunus ayat ke 24 berikut. 

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالأنْعَامُ حَتَّى إِذَا أَخَذَتِ الأرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالأمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (24) 

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasan­nya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan(tanam-tanaman) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir. 

Saat hujan turun, pohon pohon berbuah, dan tiba saatnya memanen. Lalu terjadilah peristiwa yang menghancurkan usaha manusia, menghancurkan seluruh harapan dan angan angan selama ini. Dunia tidak seperti yang diharapkan. 

Baca juga:   Ujian Cinta Kepada Allah SWT

Ketika adzab datang, kekayaan, kejayaan, rumah mewah dan harta melimpah seperti lahan pertanian yang belum digarap, bahkan berubah menjadi kepulan kepulan debu. 

Kenikmatan apapun akan berakhir semuanya. 
Hidup hanyalah kenikmatan yang fana.

Persiapkanlah untuk kehidupan abadi.
Jadi ingatlah kenikmatan abadi di Akhirat..

Kehidupan dunia, luarnya nampak menggiurkan hati, sementara dalamnya kosong tak berisi. 

ICD – Islamic Character Development

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *