Memoar di Akademi Thibbun Nabawi (AKTHIN)

Menulis sebuah memoar? Kedengarannya sangat menarik.Karena kita tidak tahu seberapa banyak yang telah kita lewati dalam hidup untuk menuju hari ini. Dengan menuliskannya, ibarat saya punya sebuah spion yang kelak akan mengingatkan untuk tidak jatuh pada lubang yang sama. Atau mengenang masa-masa indah penuh kehangatan.

Dan berikut ini sedikit memoar saya ketika di Akademi Thibbun Nabawi.

Saat ini perkembangan ilmu kesehatan Islam atau kedokteran Islam di Indonesia sangat pesat, masyarakat mulai sadar bahwa tidak selamanya penyakit harus disembuhkan dengan obat-obatan kimia yang notabene akan merusak tubuh kita pada akhirnya.

Namun maraknya thibbun nabawi di kalangan masyarakat yang tanpa dibarengi dengan pendidikan yang memadai, menciptakan kesan bahwa thibbun nabawi adalah pengobatan tradisional dan alternatife, padahal thibbun nabawi adalah pengobatan handal yang bersifat ilahiyah.

Karena itu umat Islam sangat perlu untuk memiliki sebuah sistem pendidikan yang berkesinambungan dan terpadu dalam rangka menyiapkan tenaga kerja siap pakai bagi Thibbun Nabawi Herba Indonesia dan ekonomi ummat. Menyiapkan tenaga kerja yang handal dari aspek spiritual dan teknis dan melakukan proses edukasi kepada masyarakat akan pentingnya hidup secara halal & thayyib. Untuk itulah Akthin atau Akademi Thibbun Nabawi Bekasi didirikan.

Selama dua tahun lebih saya sudah membantu institusi ini sambil saya juga mempelajari ilmu-ilmu kedokteran islam disini. Pertama kali saya masuk di.institusi ini adalah ketika saya memutuskan untuk kuliah pendidikan setelah sebelumnya menempuh pendidikan Islam dan tahfidh Al-Quran di Pesantren Tinggi Al-Islam dengan mengambil jurusan dibidang tafsir Quran.

Waktu masih belajar di Al-Islam, saya gemar mencermati pemikiran-pemikiran beberapa orang pintar Indonesia yang pikiran Islamnya nyleneh seperti ibu Musdah Mulia dll, dan waktu itu saya dan teman saya yang juga berasal dari Magelang, sepakat untuk sekolah tinggi sampai tingkat doktoral agar bisa menjaga umat dari pemikiran-pemikiran orang-orang yang nyleneh.

Baca juga:   Pesan Berbahaya Dalam Kemasan Susu Indomilk

Dan sekarang akhirnya saya harus keluar dari institusi ini untuk mempelajari ilmu yang lain yaitu ilmu pendidikan karakter.

Kepada segenap pengurus dan teman-teman Mahasiswa di Akthin, saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas ilmu dan kehangatan yang telah kalian berikan kepada saya. Saya sendiri akan terus mendalami ilmu kedokteran Islam ini sesuai dengan kadar kemampuan saya.

Dan berikut ini beberapa foto kegiatan Mahasiswa/wi Akademi Thibbun Nabawi yang sempat saya ambil.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *