Kata orang, pandangan pertama orang lain kepada kita akan menimbulkan citra dalam benaknya tentang kita sebesar 70%. Jika mereka lebih memperhatikan, maka tidak menutup kemungkinan pandangan pertama itu akan mencitrakan lebih dari 95% tentang diri kita.
Ketika kita memulai berbicara, atau mulai memperkenalkan diri, barulah citra itu akan bertambah atau berkurang.
Jika anda berjalan di lorong rumah sakit atau sebuah kantor, sementara di samping anda ada seseorang berpenampilan rapi dan berjalan dengan penuh wibawa, begitu sampai di lift tanpan disadari, anda akan melirik kepadanya dan berkata, “Silahkan, Anda lebih dulu!”
Jika anda menaiki mobil salah seorang teman, lalu isinya terlihat tidak karuan. Disana terlihat sepatu, di sini ada bungkus makanan, tisu bekas, CD yang berserakan dan lain lain. Pasti langsung tercitra dalam benak anda bahwa dia adalah seorang pemalas dan tidak peduli akan kerapian.
Rasulullah saw sangat perhatian dengan penampilan. Beliau memiliki jubah khusus yang hanya dipakai pada hari raya dan hari jumat saja. Beliau juga memiliki jubah khusus untuk dipakai ketika menerima tamu utusan. Beliau sangat perhatian dengan penampilan serta aroma tubuh.
Anas ra bercerita: “Kulit Rasulullah saw putih bersinar, keringatnya bagaikan butiran permata. Jika berjalan, beliau cukup sigap. Aku tidak pernah menyentuh kain sutra yang lebih lembut daripada telapak tangan Rasulullah saw. Aku tidak pula pernah mencium minyak wangi atau pun kasturi yang lebih harum dari aroma tubuh Rasulullah saw. Tangan beliau selalu wangi, seolah olah baru saja diangkat dari bejana berisi minyak wangi. Kedatangan beliau bisa diketahui dari aroma minyak wanginya”.
Anas ra juga menuturkan, “Rasulullah saw tidak pernah menolam minyak wangi. Beliau adalah seorang yang paling indah wajahnya. Wajah beliau bercahaya bagaikan mentari. Ketika sedang berbahagia, wajahnya akan bersinar terang, sampai sampai ada yang mengatakan bahwa wajahnya adalah sepenggalan bulan”.
Jabir bin Samurah mengataka, “Aku pernah melihat Rasulullah saw pada malam terang bulan, sehingga membuatku melihat Rasulullah saw dan juga bulan purnama. Ketika itu beliau memakai jubah berwarna merah. Menurutku, beliau lebih elok daripada rembulan itu”.
Rasulullah saw memerintahkan kaum Muslimin untuk memperhatikan penampilan
Diriwayatkan oleh Abu Ahwash bahwa ayahnya ra berkata, “Saya menghampiri Rasulullah saw dengan mengenakan baju usang. Lantas beliau bertanya, ‘Apakah kamu memiliki harta?’
Aku menjawab, ‘Punya’,
Rasulullah saw bertanya lagi, ‘Harta apa?’
Aku menjawab: ‘Unta, sapi, kambing, kuda dan hamba sahaya’.
Beliau bersabda, ‘Barangsiapa dianugerahi suatu kenikmatan oleh Allah, maka Allah akan senang melihat kenikmatan tersebut tampak pada diri hamba-Nya.”
Jabir bin Abdullah berkata, ‘Rasulullah saw mengunjungi rumah kami. Lalu beliau melihat seorang pria berambut kusut acak acakan. Maka Beliau bertanya, ‘Apakah orang ini tidak menemukan sesuatu yang bisa dipakai untuk merapikan rambutnya?’.
Ketika melihat orang lain memakai baju kotor, beliau pun bertanya, ‘Apakah orang ini tidak mendapatkan air untuk mencuci bajunya?’
Dalam suatu riwayat, Rasulullah saw bersabda, ‘Barangsiapa memiliki rambut, hendaklah dia memuliakannya’.
Beliau selalu menganjurkan untuk selalu berperilaku baik, berpenampilan indah, berpakaian rapi, dan selalu mengenakan minyak wangi.
Di hadapan para sahabatnya, beliau selalu mengulang-ulang sabda beliau.
‘Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan’. (HR. Muslim)
Sumber: Istamti’ bi hayaatik karya Syaikh Muhammad Al-Uraifi