Menghafal Al-Quran Saat Tidur

Menurut Paller, peningkatan aktivitas otak saat sedang tidur tidak hanya bermanfaat bagi yang sedang belajar musik. Dalam mempelajari bahasa asing, kata-kata atau istilah baru akan lebih mudah diingat jika sering diperdengarkan saat sedang tidur.

Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah swt paling akhir, sebagai pedoman hidup kaum muslimin. Oleh sebab itu, setiap muslim harus menaruh perhatian terhadap Al-Quran, baik dengan cara membacanya, menghafalnya, maupun menafsirkannya. Allah swt dan Rasul-Nya telah menjanjikan bagi para pelestari kitab-Nya yaitu berupa pahala, dinaikkan derajatnya, dan diberi kemenangan di dunia dan di akhirat.

Allah swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizqi yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. (QS. Fathir: 29-30)

Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya kepada orang lain”. (HR. Bukhari Muslim)

Selanjutnya, dalam proses menghafal Al-Quran, semestinya seorang penghafal memperbanyak mendengar ayat-ayat yang akan dihafal sebelum membaca atau menghafalnya. Karena ternyata, inilah cara alami yang diajarkan oleh Islam sebagaimana Nabi Muhammad saw ketika menerima wahyu pertama, tidak langsung diperintah untuk membaca tapi mendengar dan mendengar sampai beberapa kali baru selanjutnya beliau hafal.

Saya mendapatkan apresiasi ketika bertemu dengan Ustadz Ir. Furqan Al-Faruqy mudir pesantren Bina Qolbu Cisarua dan mendapat tambahan juga dari tulisan Ir. Abdud Daim Al-Kahil yang menulis buku Thariqah Ibda’iyyah di Hifdhil Quran yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Tidur yaitu Keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan rangsangan lainnya.

Dan penemuan ilmiah menyebutkan bahwa di antara waktu yang paling bagus untuk menghafal Al-Quran adalah beberapa menit sebelum tidur. Di mana pada saat itu alam bawah sadar seseorang sedang sibuk-sibuknya. Biasakan sebelum tidur malam untuk menyetel kaset tilawah dari bacaan qori’ yang bagus. Kepada anda berada di atas bantal, matikan lampu dan pejamkan kedua mata anda sehingga suasananya akan sunyi, gelap dan tenang. Usahakan suara tilawah itu cukup keras terdengar oleh diri anda. Kemudian anda bangun di pagi hari sebelum subuh, ulangi apa yang sudah anda dengar dan anda baca sesaat sebelum anda tidur tadi. Insya Allah anda mendapatkan hafalan yang menakjubkan.

Baca juga:   Pakistan, Negara Penghafal Al-Quran

Menurut hasil penelitian di Northwestern University, beberapa bagian otak menjadi lebih aktif ketika sedang tidur, bukan tidur panjang tapi tidur pendek seperti tidur siang. Menurut Paller, peningkatan aktivitas otak saat sedang tidur tidak hanya bermanfaat bagi yang sedang  belajar musik. Dalam mempelajari bahasa asing, kata-kata atau istilah baru akan lebih mudah diingat jika sering diperdengarkan saat sedang tidur.

Mendengar kaset, mp3 atau CD tartil memiliki pengaruh yang begitu besar dan baik dalam menghafal Al-Quran dengan metode yang baik dan indah.

Sungguh sangat berbahagia orang yang menghafal al-Qur’an sampai tertidur. Orangnya sudah di alam mimpi, tetapi Mushaf masih terbuka, dan bacaan Murattal masih terdengar sampai pagi. Ya Allah jadikan al- Qur’an sebagi obat kesedihan kami, teman dalam kesepian kami, sinar dalam kegelapan dunia kami.

Penelitian terbaru oleh Dr. Marc Zus dari Universitas Bern menyebutkan bahwa saat tidur, otak bisa mengasosiasikan informasi baru dalam jangka waktu yang lebih lama. Peneliti lain menyebutkan dengan sleeping learning.

Sumber:

Singularityhub, New Study Suggests You Can Learn While You Sleep, (Diakses 19 Mei 2014)

Kaheel7, Innovative Way to Memorize the Quran, (Diakses 19 Mei 2014)

Bill Gent and Abdullah Muhammad, Memorising and Reciting a Text without Understanding Its Meaning: A Multi-Faceted Consideration of This Practice with Particular Reference to the Qur’an, Religions 2019, 10(7), 425; https://doi.org/10.3390/rel10070425

https://www.mdpi.com/2077-1444/10/7/425/htm

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *