Bila kita dekat dengan api, maka badan kita merasakan panas.
Bila kita dekat dengan lampu yang bercahaya maka otomatis badan kita akan terang. Bila kita dekat dengan pendingin udara AC maka badan kita jadi dingin.
Mari kita ukur kedekatan kita dengan Allah.
Bila sebelum shalat hati kita diliputi amarah kekesalan dan keluh kesah maka setelah shalat, harusnya berubah menjadi damai, hati jadi tenang. Karena kita dekat dengan Yang Mahadamai.
Bila kita kecewa dan marah ingin meluapkan amarah, lalu kita sholat , semestinya kita rasakan kasih sayang dan menebar kasih sayang ke sekeliling kita. Karena kita dekat dengan Arrahman Arrohim Yang Mahapengasih dan Mahasayang.
Bila kita merasakan kemalasan, tidak semangat, melemahnya keinginan, bahkan jadi pesimis tiada harapan. Maka seharusnya setelah sholat menjadi semangat, kuat, optimis, dan gigih dalam bekerja. Karena kita merasa dekat dg Yang Maka Bisa, Maha Kuasa, Maha Kuat.
Bila kita merasa rugi dalam usaha. Merasa gagal dalam hidup. Minder krn tidak sukses. Maka setelah sholat kita merasakan teguh dan membara api semangat untuk bekerja. Karena kita merasa dekat dengan Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha menilai dengan cepat, Maha Kaya, Maha Mengatur.
Disinilah kita akan paham ayat Alquran
“MINTALAH TOLONG KEPADA ALLAH MELALUI SHOLAT DAN SABAR !”
Bila hati kita selesai sholat SAMA DENGAN sebelum sholat…
perhatikan sholat kita adakah yang salah.
Selepas sholat masih marah.
Selepas sholat masih berkeluh kesah
selepas sholat masih malas.
Mungkin saja kita merasa dekat dengan Allah padahal jauh. Naudzu billah min dzalik.
Marilah kita menuntut ilmu agar kwalitas ibadah kita lbh baik.
Semakin dekat dg kematian seharusnya kita semakin dekat ALLAH dg semakin TENANG JIWA kita.
***
ISLAMIC CHARACTER DEVELOPMENT
Mengukur Kedekatan dengan Allah SWT
Dekat atau Jauhkan saya dari Allah?