Menjadi Manusia Pilihan

​Manusia yang terpilih itu susah disentuh oleh setan karena dia menjauhi kemaksiatan. Manusia yang terpilih itu hatinya bersama Allah, karena hatinya ikhlas.

“Ia (iblis) berkata : Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka dibumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya (39)

Kecuali hamba-hamba-Mu  yang terpilih diantara mereka (40).” (Qs. Al-Hijr (15) : 39-40) 


“Katakanlah “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.” (Qs. Al-A’raf 7 : 29).



Keikhlasan adalah benteng kokoh yang tidak mampu ditembus oleh syetan, seperti kisah Imam Al-Ghazali tentang pertarungan sang penebang kayu yang ingin memberantas kemusyrikan melawan iblis, tukang kayu bisa memenangkan pertarungan saat hatinya dipenuhi keikhlasan, tapi kemudian dia dengan mudah dikalahkan ketika keikhlasan sudah larut dan luruh dengan kepentingan. 

Keikhlasan adalah nyawa setiap perbuatan, perbuatan tanpa niat ikhlas ibarat badan tanpa nyawa.  Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya semua amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap manusia tergantung dari apa yang dia niatkan”. (HR. Bukhari Muslim) Diterima dan tidaknya suatu amal ditentukan oleh niatnya, berpahala atau tidak juga ditentukan oleh niatnya. Yang membedakan ibadah dan ‘aadah (kebiasaan) adalah juga niat.  Niat harus lurus, dan senantiasa diperbarui agar tidak membelok ditengah jalan. 

Ikhlas itu merasakan :

لا حول ولا قوة إلا بالله

(kembali ke titik nol).

Orang yg didunia hidupnya susah yaitu :

Orang yg berharta/punya, dia merasa dirinya punya, tetapi saat dia tidak berharta/tidak punya,  dia akan merasa tidak punya/tidak memiliki apapun.

Baca juga:   2 Karakter dalam Surat As-Sajdah

Seharusnya agar hidup tidak merasa susah. Saat dia tidak berharta/tidak punya maka dia sebaiknya merasa tidak punya begitu juga saat berharta/punya, tetap harus merasa tidak punya. Sehingga hatinya selalu ikhlas.


Orang yang ikhlas  adalah Ketika melihat apapun/siapapun …..  hati dan fikirannya selalu merasa ada   Allah,  karena Allah yg menciptakan apapun/siapapun yg berada dihadapan kita dan ada bersama kita.

Manusia yang terpilih itu mempunyai Ilmu.

“Kalaulah Allah mencintai seorang hamba maka orang itu haus akan ilmu agama”.

Manusia Pilihan….

Nabi SAW telah bersabda :
“Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah fahamkan dia tentang agama dan ilmu itu didapat dengan belajar terus menerus” (HR. Bukhari).

Orang yang mencari ilmu atau datang ke tempat taklim sudah menandakan dia ingin berubah dan mempunyai growth mindset yang bagus dan siap menerima nasehat, orang yang seperti ini termasuk pilihan Allah karena dia mau belajar dan menuntut ilmu. 

Akankah Kita bisa menjadi Manusia Pilihan ?
Sumber: 

-Kajian Akhak Senin Pagi di MRPI dan tambahan dari buku yang lain. 

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *