Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Manusia itu bagaikan seratus unta, hampir hampir tidak engkau temukan satu pun rahilah” (HR. Bukhari) Apakah rahilah itu? Dia adalah unta yang enak ditunggangi, kuat mengangkat beban berat, kuat melakukan perjalanan panjang dan enak dilihat mata.
Nabi mengibaratkan manusia dengan unta, karena memang demikian, dari sekian banyak manusia yang ada, yang berkualitas hanya sedikit, tidak lebih dari satu persen.
Al-Khaththabi rahimahullah mengatakan: “Mayoritas manusia itu memiliki kekurangan. Adapun orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka seperti kedudukan unta yang bagus untuk ditunggangi dari sekian unta pengangkut beban.” (Fathul Bari, 11/343)
Sementara Ibnu Qutaibah berkata : “Ar-rahilah berarti unta yang terpilih karena sempurna sifat-sifatnya.” Sedangkan Al-Azhari berkata : “Makna hadits di atas adalah bahwa zahid di dunia yang sempurna zuhudnya dan cinta akan akhirat jumlahnya sedikit sekali seperti sedikitnya rahilah di antara banyak unta.”
Hadis ini menginspirasi kita agar berusaha membentuk diri menjadi ‘manusia unik’atau jail al-fariid ‘generasi yang unik’; manusia yang memiliki kekuatan, kapasitas dan kapabilitas unggul dibanding manusia lain pada umumnya.
Umar bin Khaththab,“Jika ada seribu orang mujahid yang berjuang di garis depan, aku menjadi satu di antaranya; jika ada seratus orang mujahid berjuang di garis depan, aku menjadi satu di antaranya; jika ada sepuluh orang mujahid berjuang di garis depan, aku menjadi satu di antaranya; jika ada satu orang mujahid berjuang di garis depan, itulah aku!”
