AHMADBINHANBAL.COM – Banyak orang yang masih menilai bahwa filsafat politik atau sains politik adalah ilmu pengetahuan warisan para pemikir Yunani kemudian diwariskan kepada Dunia Barat Modern. Anggapan seperti ini tentu meleset jika diuji dengan timbangan ilmiah saat ini.
Mungkin masih banyak orang yang kurang menyadari bahwa sejarah sudah membuktikan tanpa ragu bahwa Peradaban Islam telah dan terus menyumbang kepada umat manusia filsafat politik yang lengkap untuk membangun negara adil, makmur dan sejahtera di muka bumi.
Rata-rata orang menilai Imam al-Ghazali sebagai ahli bidang filsafat, ilmu kalam dan bidang pendidikan manusia. Amat jarang menyebutnya sebagai ahli politik yang memiliki filsafat politiknya sendiri. Ruang yang amat sederhana ini, penulis akan mencoba sedikit menyentuh hal tersebut.
Apa yang Melatarbelakangi Pemikiran Politik Al-Ghazali?
Corak pemikiran politik Al-Ghazali dilatarbelakangi oleh pengalaman- pengalaman Al-Ghazali dengan dunia kekuasaan pada masanya dan latarbelakang keilmuannya yang mendunia. Hal yang menonjol dari sosok Al-Ghazali adalah kepakarannya dalam tasawuf dan peningkatan spiritualitas.
Al-Ghazali adalah seorang teolog, filsuf, dan ahli hukum Islam yang hidup pada abad ke-11 dan ke-12. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir Islam paling berpengaruh dalam sejarah. Al-Ghazali juga memiliki perhatian besar terhadap ilmu politik. Dalam karya-karyanya, ia membahas berbagai aspek politik, termasuk tujuan negara, sifat kekuasaan, dan hubungan antara agama dan negara.
Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan negara adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Ia percaya bahwa negara harus didirikan berdasarkan prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, persamaan, dan toleransi. Al-Ghazali juga berpendapat bahwa kekuasaan harus digunakan untuk tujuan yang baik, dan bahwa para penguasa harus bertanggung jawab kepada rakyatnya.
Pemikiran politik Al-Ghazali telah sangat mempengaruhi perkembangan ilmu politik Islam. Ia dianggap sebagai salah pelopor teori politik Islam yang modern. Pemikiran-pemikirannya masih relevan dan dipelajari hingga saat ini, dan telah menjadi inspirasi bagi banyak pemikir politik Islam kontemporer.
Siapa Guru Al-Ghazali dalam Ilmu Sains Politik?
Terdapat bukti yang nyata bahwa Imam al-Ghazali pernah belajar ilmu sains politik dari gurunya yang bernama Imam Juwaini (wafat pada 478 Hijrah). Nama lengkap gurunya itu ialah Abdul Malik bin Abdullah bin Yusuf bin Muhammad bin Abdullah bin Heweh al-Juwaini.
Imam Juwaini terkenal dengan sebutan Abul Ma’ali al-Juwaini dan mendapatkan gelar Imamul-Haramain. Gelar ini didapatkan karena beliau pernah bertugas sebagai imam shalat di kedua-dua buah masjid besar yaituMasjid al-Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Berikut ialah senarai beberapa buah karya ulama dalam bidang sains politik :
- Ghiyatul Umam fil-Iltiyath al-Dzulam (Pertolongan Umat Terhadap Kezaliman); Imam Juwaini;
- al-Ahkam al-Sultaniyah (Hukum-hukum Tata Pemerintahan), Imam al-Mawardi;
- al-Ahkam al-Sultaniyah (Hukum-hukum Tata Pemerintahan), oleh Qadhi Abu Ya’la
- al-Siyasiyah al-Syar’iyyah fi Islah al-Raai wal-R’iayah (Polisi Syara’ Dalam Memperbaiki Pemerintah dan Rakyat) oleh Ibnu Taimiyah;
- al-Turuq al-Hukmiyah (Qaidah Membuat Keputusan) oleh Ibnul Qaiyim (Murid kepada Ibnu Taimiyah)
- Tahrir al-Ahkam fi Tadbir Ahli-Islam (Pembukuan Segala Perintah Demi Mentadbir Umat Islam) oleh Imam Ibnu Jamaah;
- I’anatul-Insan ‘ala ahkamil-Sultan (Pertolongan Kepada Insan Terhadap Pemerintahan Sultan) oleh Imam Ibnu Jamaah;
- Tahrir-Suluk fi Tadbiril-Muluk (Penyusunan Cara Pada Pentadbiran Raja) oleh Abul-Fadzl, Muhammad al-’Araj;
- al-Minhaj (Peraturan) oleh al-Hulaimi, wafat 404-H;
- al-Durrath al-Gharra Fi Nasihatil Salatin wal-Qudal wal-Umara’ (Mutiara Cemerlang Pada Nasihat Sultan, Hakim dan Pembesar) oleh Mahmud Islam yang ditulis pada tahun 843-H dan
- al-Jawahir al-Mudziah fil-Ahkam al-Sultaniyyah (Sinaran Permata Tentang Tata Pemerintahan Negara) oleh Abdul Rauf al-Manawi pada tahun 1031-Hijrah.
Disamping itu terdapat beberapa karya yang ditulis khusus tentang bidang pentadbiran dan nasihat kepada raja-raja dan pembesar-pembesar negeri, di antaranya ialah:-
- al-Adab al-Kabir (Peradaban Agung) oleh Ibnu al-Muqaffa’;
- al-Taj (Mahkota) oleh al-Jahidz;
- Sirajul-Muluk (Pelita Raja) oleh al-Turtusi;
- al-Manhaj al-Masluk fi siyasah al-Muluk (Peraturan yang Dipakai dalam Polisi diRaja) oleh Abdul Rahman bin Abdullah untuk al-Nasir Salahuddin Yusuf, dan
- al-Jauhar al-nafis fi siyasat al-Rais (Permata Bernilai Pada Perjalanan Pengetua) oleh Ibnu Haddad yang dikarangnya pada tahun 649 Hijrah.
Al-Ghazali, Tokoh Politik Ulung
Imam al-Ghazali adalah seorang tokoh politik yang ulung lagi agung; beliau telah melahirkan beberapa karya yang amat bernilai dalam bidang politik. Misalnya di dalam karyanya yang berjudul “al-Iqtisad fil-I’tiqad” (Kesederhanaan dalam Kepercayaan) di mana beliau membahas tentang “Imamah” (Kepimpinan) dalam sebuah negara Islam.
Al-Ghazali telah mengupas secara amali hakikat politik dan seluk beluknya dengan panjang lebar didalam karyanya yang berjudul “al-mustadzhiri” dan juga di dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin, jilid yang kedua, beliau mengupas tajuk “al-Ma’khuz wal-Akhiz” (yang diambil dan yang mengambil) berkenaan harta kekayaan seseorang sultan sesebuah negeri.
Sebagai ahli sains politik, al-Ghazali telah banyak membuat penyelidikan dan kajian terhadap karya-karya orang lain termasuk sebuah karya yang amat terkenal berjudul “Kasyful-Asrar wa Hatkul-Astar” (Penyingkapan Rahsia dan Pencabulan Tabir) yang dihasilkan oleh hakim (kadi) bernama Abul Talib yang mana al-Ghazali membuat penolakan terhadap puak-puak Rafidi dari golongan Batiniyah.
Berasaskan kitab Kasyful-Asrar inilah al-Ghazali membentuk karyanya yang berjudul “al-mustadzhiri” tadi. Di samping itu al-Ghazali juga telah menulis dari hal hukum-hakam mengenai Ketua Negara seperti terdapat di dalam karyanya yang berjudul “al-Iqtisad fil-I’tiqad” yang telah pun disebut sebelum ini.
Berikut ini adalah beberapa karya Al-Ghazali yang membahas tentang ilmu politik:
- Mishkat al-Masabih (Lampu Pelita Jalan)
- Al-Mustasfa fi ‘Ilm al-Usul (Pokok-Pokok Ilmu Ushul Fikih)
- Al-Iqtisad fi al-I’tiqad (Pertengahan dalam Keyakinan)
- Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Ilmu Agama)
- Tibrul Masbuk Fi Nashihatil Muluk (Nasihat Al-Ghazali Bagi Para Penguasa)
Beberapa karya Al-Ghazali tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Mishkat al-Masabih (Lampu Pelita Jalan) diterjemahkan oleh Ahmad Fuad al-Ghozali dan diterbitkan oleh Pustaka Hidayah pada tahun 1992.
- Al-Mustasfa fi ‘Ilm al-Usul (Pokok-Pokok Ilmu Ushul Fikih) diterjemahkan oleh Abdul Wahab Khallaf dan diterbitkan oleh Bulan Bintang pada tahun 1985.
- Al-Iqtisad fi al-I’tiqad (Pertengahan dalam Keyakinan) diterjemahkan oleh Ahmad Amin dan diterbitkan oleh Bulan Bintang pada tahun 1985.
- Al-Tafsir al-Munir (Tafsir yang Menerangkan) diterjemahkan oleh M. Quraish Shihab dan diterbitkan oleh Lentera Hati pada tahun 2004.
- Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Ilmu Agama) diterjemahkan oleh Ahsin W. Al-Hafid dan diterbitkan oleh Mizan pada tahun 2006.
Nasehat-Nasehat Imam Al-Ghazali terhadap para penguasa.
- Mengetahui penting dan bahayanya otoritas yang diberikan kepadanya.
- Seorang penguasa harus merasa haus untuk bertemu ulama yang saleh, dan mawas diri dari ulama yang memiliki ambisi duniawi.
- Seorang penguasa/pemimpin harus berperilaku aktif, mendisiplinkan bawahannya dan tidak toleran dengan kemalasan mereka.
- Pemimpin jangan berpikir dia lebih hebat (superior) dari yang dipimpin, hendaknya bersikap rendah hati kepada yang dipimpin.
Artikel pertama terbit di Medium.com dengan beberapa edit dan penambahan.
FAQ
Imam Al Ghazali adalah cendekiawan muslim yang sangat dikenal di dunia Islam dan dunia Barat. Beliau dikenal sebagai ahli filsasat, ilmu kalam, ilmu jiwa, ilmu pendidikan, namun banyak yang belum tahu beliau juga ahli sains politik.
Corak pemikiran politik Al-Ghazali dilatarbelakangi oleh pengalaman- pengalaman Al-Ghazali dengan dunia kekuasaan pada masanya dan latarbelakang keilmuannya yang mendunia. Pengaruh dari gurunya, Imam Juwaini juga sangat besar.
Ada beberapa buku karya Al Ghazali tentang sains politik, di antaranya: al-Iqtisad fil-I’tiqad, al-mustadzhiri, Kasyful-Asrar wa Hatkul-Astar, Mishkat al-Masabih, Tibrul Masbuk Fi Nashihatil Muluk .
Pin it
Jumal Ahmad Ibnu Hanbal | ahmadbinhanbal.com
Sila kunjungi senarai tulisan tentang Imam Al-Ghazali lainnya: