Umrah 2015: Pengalaman di Masjid Nabawi dan Makkah al Mukarramah

Kesempatan Umroh ini adalah hadiah dari Allah SWT setelah saya membantu bekerja di yayasan sosial pendidikan yang aktif membangun daerah di pedalaman Mentawai, yaitu Aksi Peduli Bangsa.

Suatu hari saya diajak oleh Ust. Arifin Jayadiningrat ke Mall Cilandak Town Square di Fatmawati untuk menemui salah satu dewan Pembina yayasan APB, bapak Erwin Arief, beliau orang yang sangat baik dan rumahnya beliau wakafkan untuk kegiatan dakwah di Rumah Ilmu (Rumil) Al-Hilya Cinere.

Ust. Arifin mengajak saya untuk membahas kegiatan Seminar 1000 guru yang akan dilakukan beberapa minggu lagi, ceritanya kami dari panitia masih butuh dukungan dari pada donatur termasuk dewan pembina yayasan.

Setelah ngobrol-ngobrol tentang acara ini lalu obrolan Ust Arifin dan pak Erwin berpindah ke pengalaman haji, dimana Ust Arifin sebagai pembimbing umroh. Gak tahu kenapa, pak Erwin menanyakan ke saya, kamu sudah umroh belum? saya jawab belum pak. Ya sudah kamu besok pergi umroh ikut travelnya Ust Arifin nanti saya yang bayar. Alhamdulillah rizqi dari Allah SWT, beliau biayai perjalanan umroh plus uang saku kurang lebih 5 juta.

Alhamdulillah wasyukurillah. Pergi umrah yang awalnya hanya sebuah impian telah diwujudkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Bersyukur sekali ibadah umroh pertama ini saya nikmati bersama tour travel profesional, Baitussalam Mabrur Wisata (BMW) pimpinan Ust Arifin dengan peserta yang tidak kurang dari 16 orang. Umroh pertama ini sangat berkesan dan dalam.

Kami mengambil paket sembilan hari dengan rute Jakarta-Madinnah-Mekkah-Jeddah-Jakarta. Sedangkan, tour travel lainnya memiliki rute yang sama, hanya mungkin dibolak balik saja. Akomodasi dan trasnportasi disesuaikan dengan harga yang diberikan dan dijanjikan oleh tour seperti jarak antara hotel dengan mesjid atau kualitas makanan yang diberikan.

Beberapa travel lain ada juga yang menawarkan tambahan paket berkunjung ke Mesir, Turki, atau negara tetangga lainnya. Namun kali ini saya hanya mengambil program umrah yang reguler, banyakin doa aja biar nanti bisa umrah lagi plus ke Turki, Mesir atau Aljazair. Amiin.

Masjid Nabawi umrah jumal ahmad
Masjid Nabawi di Kota Madinah al Munawwarah

Masjid Nabawi

Tidak ada bayangan sama sekali bagaimana kompleks Masjid Nabawi pada awalnya. Yang ternyata sangatlah luas. Menurut wikipedia, saat ini sudah bisa menampung 535.000 jamaah. Konstruksi bangunannya sangat lekat dengan arsitektur Arab. Di dalamnya terdapat lampu gantung kristal dan dihiasi oleh kaligrafi asma Allah maupun ayat quran. Karpetnya berwarna merah dan sangat empuk.

Di semua pelataran disediakan air minum gratis ( zam zam) yang disimpan dalam dirigen dengan pilihan dingin dan tidak dingin. Kemudian sirkulasi ac secara sentral yang didistribusikan sangat apik. Untuk memperluas pelataran Masjid Nabawi, maka dibangunlah payung payung di pelataran luar yang membuka dan menutup sesuai dengan yang dijadwalkan. Tidak hanya payung, bahkan beberapa kubah di dalam masjid bisa dibuka tutup untuk melancarkan sirkulasi udara. Maka dengan luasnya mesjid ini pasti kebayang begitu pegelnya kaki kalau kalau sampai disorientasi atau salah arah. Karena bisa jadi kita lupa masuk dan keluar dari pintu yang mana ya?

Kegiatan di Masjid Nabawi tidak jauh dari shalat, zikir, membaca Alquran, dan berdoa. Setiap menjelang pagi, kira kira pukul tiga pagi kami sudah pergi ke masjid untuk mengambil posisi di pelataran belakang mimbar tempat dulu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berkhutbah yang lebih dikenal dengan nama Ar-Raudhah. Apabila sudah penuh, area itu ditutup dengan tirai sehingga tidak ada lagi jamaah yang bisa masuk.

Salah satu tips ke Raudhoh yang diberikan oleh pembimbing kami, adalah dengan menunggu dari pagi pagi di pelataran tersebut. Maka setelah shalat subuh usai dijalankan, kami harus langsung bergegas ke depan melewati puluhan jamaat hingga sampai ke Raudhah. Dzikir dan doanya nanti begitu sampai disana.

raudah  masjid nabawi
Bersama Ust Arifin Jayadiningrat di depan Raudhah

Raudlhoh artinya taman surga, lokasinya berada di antara mimbar dengan rumah Nabi Muhammad SAW (yang ditunjukkan dengan kubah berwarna hijau). Kalau Anda sudah sampai raudloh, karpetnya lebih empuk dan berwarna hijau. Jika kamu berdoa disini Insya Allah mustajab dan akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Perlu diingat, untuk tips di atas jika kamu mau melakukan maka hanya bisa doa dan dzikir saja, Karena tidak ada shalat yang berlaku setelah waktu subuh hingga matahari terbit atau disebut shalat syuruq.

Selama di Raudhah, saya perbanyak membaca zikir dari buku kumpulan doa dan zikir yang diberikan travel umrah sebelum perjalanan ke tanah suci. Selain zikir dan membaca Alquran, waktu yang mahal itu juga saya gunakan untuk mendoakan orang orang yang sudah menitip doa ke saya. Khususnya doa untuk kedua orang tua dan sanak saudara yang sedang sakit agar lekas disembuhkan.

Masuk waktu syuruq, saya mulai shalat syuruq dan dilanjutkan dengan shalat dhuha. Setelah itu saya keluar dari Raudhah dan berkunjung di makam Nabi Muhammad saw yang berdampingan dengan makam dua sahabat beliau Abu Bakar dan Umar bin Khathab. Setelah itu saya masuk lagi ke dalam barisan kumpulan orang orang yang ingin memasuki raudhah. Subhanallah, banyak sekali orang berebutan untuk bisa memasuki Raudhah. Saya senang sekali, dihari pertama di Masjid Nabawi, bisa berdoa di Raudhah sampai 5 kali dengan perjuangan berhimpit himpitan dengan banyak orang.

Umroh Jumal Ahmad

Hari kedua di Madinah, kami diajak travel untuk berkeliling kota Madinah, banyak tempat kami kunjungi, seperti gunung Uhud, Masjid Kuba dan Kebun Kurma. Allah Subahanu Wata’ala memberikan keutamaan bagi orang yang shalat di Masjid Kuba, pahalanya sebanding dengan pahala umrah satu kali.

kebun kurma di madinah
Teman jamaah Umroh di Kebun Kurma

Nah, setelah hari itu selesai jalan jalan keliling Madinah, ada satu tim travel yang baru menyadari kalo spanduk umrah tertinggal di kebun Kurma, karena spanduk ini penting banget buat foto foto, saya dan seorang teman di Madinah bernama Muhammad diberi tugas untuk mengambik spanduk yang tertinggal itu. Alhamdulillah, kebun Kurma itu dekat dengan Masjid Kuba dan satu arah, ajj mumpung, saya minta singgah shalat dulu di Masjid Kuba, dan alhamdulillah, hari itu saya dapat 1 lagi pahala umrah.

Menuju Makkah Al Mukarramah

Hari ketiganya, kami siap-siap ke Makkah dan mengambil miqat dari ji’ranah.

Masjid Ji’ranah menjadi salah satu tempat miqat (tempat dimulainya umrah) yang ada di sekitar Kota Makkah. Sejumlah jamaah haji yang ingin melakukan umrah sunah pun mengambil miqat di tempat ini.

Kebersihan dan kenyamanan di masjid ini sangat terasa. Fasilitas kamar mandinya besar, luas, dan bersih. Sementara, tempat parkir kendaraannya juga luas.

Syekh Muhammad Ilyas Abdul Ghani dalam bukunya yang berjudul Sejarah Makkah menuliskan, kata Ji’ranah diambil dari nama seorang wanita yang hidup di daerah tersebut. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al Fakihi dari Ibnu Abbas Ra bahwa surat Al-Nahl ayat 92 yang berbunyi Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali turun pada seorang wanita Quraisy dari Bani Tim yang dijuluki dengan julukan Ji’ranah. Wanita itu disinyalir sebagai seorang wanita yang terkenal dungu.

“Sekarang, Ji’ranah adalah sebuah perkampungan di Wadi Saraf, kurang lebih 24 kilometer dari Masjid Al Haram sebelah Timur Laut yang dihubungukan oleh jalan Ma’bad,” tulis Syekh Muhammad Ilyas Abdul Ghani.

masjid jiranah

Setelah selesai mengucapkan niat di miqat, kami meneruskan perjalanan menuju ke Makkah. Perjalanan dari Madinah ke Makkah mengambil masa sekitar 6-7 jam perjalanan. Disepanjang perjalanan ini, Ust Arifin sebagai pembimbing memberikan kajian-kajian membangun akhlak dan memimpin membaca talbiyah.

لَبَّيْكَ ٱللَّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ ٱلْحَمْدَ وَٱلنِّعْمَةَ لَكَ وَٱلْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ

“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah dan tiada sekutu apapun bagi-Mu. Sesungguhnya puji, nikmat, dan kekuasaan hanya bagi-Mu tanpa sekutu apapun bagi-Mu”

Setelah beberapa jam perjalanan, rombongan telah sampai di hotel yang sangat dekat dengan pintu masuk Baitul Haram, hanya beberaka langkah sudah sampai.

Walaupun sudah malam, kami melihat banyak sekali orang berjalan kesana kemari di pelataran Masjidil Haram, termasuk jamaah yang berjalan menuju pintu masuk Masjidil Haram.

Kami terus bertalbiyah dan meneruskan perjalanan ke pintu King Abdul Aziz yang merupakan pintu paling dekat dengan kedudukan Rukum Yamani. Sampai pintu masuk, kami lepas sandal dan sepatu kemudian memasukkannya ke plastik yang sudah disediakan penjaga masjid atau dimasukkan ke tas kecil kita.Kalau bisa jangan pernah meninggalkan sandal di pintu masuk masjidil haram karena dikhawatirkan hilang.

Dalam perasaan senang dan gembira bisa masuk Masjidil Haram, mata saya mencari-cari dimana posisi Ka’bah yang selama ini menjadi arah ibadah seluruh umat Islam. Tiba-tiba mata saya kaget karena Ka’bah ada di depan saya dengan ukurannya yang sangat besar, jika selama ini hanya mampu melihat di sajadah atau hiasan dinding, kini saya bisa melihatnya dengan jelas.

Thawaf

Akhirnya, saya dan rombongan mulai thawaf Umrah, Ust Arifin menjelaskan bahwa ini umrah pertama, nanti bisa dilakukan sendiri semaunya. Waktu mau thawaf, untuk jamaah lelaki, bahu sebelah kanan dibuka dan tidak ditutup dengan kain ihram.

Thawaf dimulai dari Hajar Awad dan berakhir di Hajar Aswad, disunnahkan untuk berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir.

Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca,

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Rabb, kurniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari seksaan api neraka). (Al Baqarah: 201)

Tidak ada zikir atau bacaan tertentu pada waktu Thawaf, selain yang disebutkan di atas. Seseorang yang sedang thawaf boleh membaca Al Qur’an atau do’a dan zikir yang dia sukai. Dalam hal ini, Ust Arifin sudah menyiapkan buku kecil yang bisa digantung di leher berisi zikir-zikiran selama umrah termasuk ketika thawaf. Uniknya, suara Ust Arifin yang keras kemudian diikuti jamaah, diikuti juga jamaah dari travel lain atau negara lain.

Setelah selesai melakukan tawaf, tutup kedua bahu, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca,

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat solat) (Al Baqarah: 125)

Melaksanakan Shalat sunat tawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim, pada rakaat pertama setelah membaca surah Al Fatihah, baca surah Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas. Setelah selesai menunaikan solat sunat, kita disunnahkan minum air zam-zam yang berada tidak jauh dari situ.

Selanjutnya, saya dan rombongan menuju Bukit Shafa untuk melaksanakan Sa’i. Sa’i adalah berjalan 7 kali putaran yang dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwah.

Setelah mendekatu Bukit Shafa, membaca:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syiar Allah (Al Baqarah: 158).

Sampai bukit Shafa, menghadap Ka’bah dan membaca doa berikut:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x)

Tiada sembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tiada sembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata-mata . Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentera sekutu dengan sendirian.”

Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki. Lalu turun dari Safa dan berjalan menuju ke Marwah.

Bagi jemaah lelaki, disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat sampai di antara dua tanda lampu hijau yang berada di Mas’a (tempat sai’e), lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.

Lakukanlah hal ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah. Ketika sai’e, tidak ada zikir-zikir tertentu, maka boleh berzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki.

Setelah selesainya sai’e, maka kami bertahallul dengan memotong sekurang-kurangnya 3 helai rambut di kepala atau mencukur (membotakkan kepala), dan yang mencukur hingga botak itulah yang lebih afdal. Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari. Biasanya, bagi yang berniat botak kepala, mereka akan melakukan selepas selesai umrah terakhir yang beliau ingin laksanakan semasa dalam tempoh beliau berada di Mekah.

Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah saya dan para jemaah lain dan kami telah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.

umrah jumal ahmad
Selesai umrah pertama

Selesai umrah wajib pertama. Saya telah melakukan umrah sunnah sebanyak 4 kali, salah satunya saya menemani jamaah umrah dari Senegal, saya praktikkan doa dan sunnah-sunnah yang diajarkan ustadz Arifin.

Besok paginya, saya diajak Ust Arifin Jayadiningrat untuk mencium Hajar Aswad, saya mengikuti beliau masuk ke masjidil haram. Sesampainya di dalam, ternyata sudah banyak orang yang berebut ingin masuk dan mencium Hajar Aswad, saya tidak tahu harus masuk darimana, terlebih badan saya yang kurus kecil. Yang saya heran, Ust Arifin dengan mudah bisa masuk dan mencium Hajar Aswad, saya terus mencoba dan mencoba, kalau gak mencoba belum tahu kapan lagi bisa umrah.

Setelah berhimpit-himpitan di depan Hajas Aswad, bahkan ada beberapa orang lelaki yang menjadi joki agar mudah ke titik Hajar Aswad. Saya mendengar teriakan-teriakan dari seorang ibu atau wanita yang tersiksa karena berhimpitan, akhirnya karena tidak mau mengambil dosa, saya urungkan untuk mencium Hajar Aswad, dengan harapan suatu hari Allah Subhanahu Wata’ala akan mengundang saya lagi agar bisa mencium Hajar Aswad.

Walaupun saya tidak bisa mencium Hajar Aswad, Alhamdulillah, Allah Subhanahu Wata’ala mempermudah saya untuk berdoa di Multazam. Tempat ini merupakan salah satu tempat mustajab di Makkah selain Raudhah di Madinah.

Berdoa di Multazam
Berdoa di Multazam

Inilah tempat yang paling diburu jamaah haji dan umrah setelah mengerjakan tawaf. Saat sekeliling Ka’bah dipenuhi jemaah, tak mudah untuk mencapai Multazam. Setiap orang berlumba-lumba mencapai Multazam kerana Rasulullah S.A.W pernah bersabda, “Antara rukun Hajar Aswad dan pintu Ka’bah terdapat Multazam. Tidak seorang pun hamba Allah SWT yang berdoa di tempat ini, kecuali dikabulkan doanya.”

Disebabkan banyaknya orang yang berlomba-lomba mendekati Multazam, saya tidak bisa menyentuh sebentar dinding Multazam tanpa ada waktu untuk memanjatkan doa.

denah tempat mustajab di makkah
Denah Hijr Ismail dan tempat Mustajab lainnya

Satu-satunya tempat yang saya rasakan lebih bebas adalah di Hijr Ismail. Sebuah bangunan di sisi Ka’bah yang berbentuk piring dan di atasnya terdapat pancuran emas, (midzab). ,Kawasan ini tidak pernah sepi dari manusia, sebab banyak sekali manusia yang ingin berkesempatan shalat di sana untuk mendapatkan kemuliaan sholat di dalam Ka’bah.

Aisyah Radhiyalahu Anha, ummul mukminin pernah menyampaikan, “Dulu aku ingin sekali masuk ke Baitullah dan sholat di dalamnya, maka Rasulullah Saw menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam Hijir sambil berkata, ‘Jika engkau ingin masuk ke dalam Ka’bah, maka sholatlah di sini (Hijir Ismail) karena ini adalah bagian dari Ka’bah. Kaummu menguranginya saat membangunnya kembali.” (HR An Nasa’i).

Saya bisa melaksanakan shalat sunnah mutlak 2 rakaat, namun tidak bisa lama-lama, apalagi dengan zikir panjang karena banyak saudara lain di luar Hijr Ismail yang ingin shalat didalamnya.

umroh jumal ahmad di jabal rahmah
di Jabal Rahmah

Selesai melaksanakan Umrah, kami bersama Travel Umrah Baitussalam Mabrur Wisata (BMW) ke beberapa tempat, antara lain Jabal Rahmah.

Jabal Rahmah diyakini merupakan tempat bertemunya Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah terpisah selama 200 tahun. Bukit batu ini berada di Padang Arafah, sekitar 25 kilometer sebelah tenggara Kota Makkah.

Namun, bukit kecil yang bersejarah ini sering disalahgunakan sebagai tempat kemusyrikan. Banyak foto-foto yang diletakkan di sela-sela batu. Bahkan, di batu-batu dan tugu putih Jabal Rahmah banyak tertulis nama-nama orang. Banyak pula orang berdoa menghadap ke Jabal Rahmah bukan ke kiblat sambil menangis.

Padahal, dibangunnya “tugu putih” di Jabal Rahmah dimaksudkan untuk mengenang peristiwa pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa, dan bukan untuk disembah. Bukit batu Jabal Rahmah tersebut berada di Padang Arafah yang terletak sekitar 25 kilometer sebelah tenggara Kota Makkah.

Jabal Rahmah tempat jumpa jodoh, itu dakwaan saja. Tidak ada satu pun dalil khusus tentang kelebihan Jabal Rahmah. Jabal rahmah sama seperti lokasi lain di seluruh padang Arafah. Bahkan para ulama mengkritik keras kepercayaan Jabal Rahmah ada kelebihan. [Adwa’ al-Bayan 4/440]

لَا أَصْلَ لَهُ، وَلَا فَضِيلَةَ فِيهِ ; لِأَنَّهُ لَمْ يَرِدْ فِي خُصُوصِهِ شَيْءٌ بَلْ هُوَ كَسَائِرِ أَرْضِ عَرَفَةَ، وَعَرَفَةُ كُلُّهَا مَوْقِفٌ، وَكُلُّ أَرْضِهَا سَوَاءٌ إِلَّا مَوْقِفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَالْوُقُوفُ فِيهِ أَفْضَلُ مِنْ غَيْرِهِ، كَمَا قَالَهُ غَيْرُ وَاحِدٍ، وَبِذَلِكَ تَعْلَمُ أَنَّ مَا قَالَهُ أَبُو جَعْفَرِ بْنُ جَرِيرٍ الطَّبَرِيُّ، وَالْمَاوَرْدِيُّ مِنَ اسْتِحْبَابِ صُعُودِ جَبَلِ الرَّحْمَةِ لَا يُعَوَّلُ عَلَيْهِ. وَالْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى.

ص441 – أضواء البيان في إيضاح القرآن بالقرآن – – المكتبة الشاملة الحديثة

الرابط:https://al-maktaba.org/book/22918/1969#p1

Ketahuilah bahawa naik di atas jabal Ar-Rahmah yang dilakukan ramai orang awam adalah perbuatan yang tidak ada asalnya dan tidak ada keutamaannya. [Adwa’ al-Bayan 4/440]

Kata Imam al-Haramain

ويُطيف بعرجَات عرفة جبالٌ، ووجوهها المقبلةُ من عرفة، وفي وسطها جبل يسمى جبلَ الرحمة، ولا نسك في الرقيّ فيه، وإن كان يعتاده الناس، وموقف رسول الله صلى الله عليه وسلم معروفٌ، وعنده يقف الخطيب.

ص311 – كتاب نهاية المطلب في دراية المذهب – باب دخول مكة – المكتبة الشاملة الحديثة

الرابط:https://al-maktaba.org/book/34056/2296#p2

Di tengah padang Arafah ada sebuah gunung yang dinamakan jabal Ar-Rahmah, tidak ada manasik di atas gunung tersebut meskipun orang terbiasa melakukannya. (Nihayatul Matlab 4/311).

Tempat yang Afdhal untuk berdoa seperti mana ketika Rasulullah berada di Jabal Rahmah ketika haji Wada’ adalah dibawah kaki Jabal Rahmah (disebelah kiri menghadap kiblat) kini ada bekas seperti mihrab. Nabi berdoa lama waktu dhuhur hingga ashar di tempat ini.

Setelah jalan jalan, saya bersama rombongan pulang ke hotel dan ada waktu bebas untuk kami membeli oleh oleh untuk keluarga di rumah. Saya membeli gamis untuk adik putri saya dan 2 jubah untuk 2 adik saya.

Selain itu, ada barang yang saya cari dan ingin saya bawa pulang ke kampung di Magelang, saya serahkan buat bapak dan ibu yaitu termos air zam zam warna emas. Kenapa saya ingin sekali beli barang ini? Saya teringat dengan pengalaman masa kecil dulu ketika mengantar haji warga kampung, termos ini yang mesti mereka bawa pulang haji.

Saya minta ditemani salah satu jamaah umroh, kami mencari di mall bin Dawud tetapi barang tersebut sudah habis atau tidak dijual, karena sudah terlanjur kesana dan tidak tahu mau cari kemana lagi, saya akhirnya membeli termos arab mirip lampu aladin.

Ketika pulang umrah, rombongan berhenti di Jedah, kami diajak ke tempat yang biasanya dikunjungi orang Indonesia kalau beli oleh oleh, saya mencari lagi termos zam zam yang bentuknya agak lonjong itu, alhamdulillah ada, dan saya pulang membawa dua termos.

Alhamdulillah, umroh kali ini sangat berkesan dan bimbingan dari Ust. Arifin Jayadiningrat juga sangat bagus. Semoga diberikan kesempatan untuk umroh lagi bersama keluarga. Amiin.

Video pendek kompilasi foto Umrah

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *