Matahari terbenam dibalik gunung Ciremai yang berdiri menjulang di belakang pesantren Nurul Hadid.
Aku mulai mengingat pengalaman kita dulu. Aroma persahabatan yang kental layaknya keluarga sendiri. Di tempat ini kita pernah 4 tahun bersama untuk menuntut ilmu, tentu saja kenangan itu tak akan pernah sirna.
Penjara suci, bukan sebuah penjara tempat para nabi sungguhan. Itu hanyalah istilah para santri untuk menyebut nama lain pondok pesantren.
Disebut penjara karena kami tidak melakukan kegiatan di luar lingkungan pondok pesantren.
Disebut suci karena kami tinggal disana untuk belajar makna kehidupan yang didasari pendidikan agama.
Masa yang indah karena bisa bertemu dengan teman baru lintas daerah, tapi juga menyedihkan karena harus berpisah dengan orang tua, adik dan kakak.
Masih ingatkah kamu ketika kita sama sama terbangun untuk shalat subuh berjamaah? Ketika adzan subuh berkumandang, kita berebut ambil air wudhu dan segera ke masjid agar tidak terlambat shalat jamaah.
Masih ingatkah kamu ketika kita merelakan waktu dan tenaga untuk masak pagi, siang dan malam, karena pihak pesantren belum mengadakan bapak/ibu dapur? Enak gak enak kita rasakan bersama, buka bersama dan saur bersama menjadi momen yang sangat dirindukan.
Kenangan yang paling indah dan tidak akan terlupa sampai nanti ketika kami bisa membantu asatidz membangun pesantren, meratakan tanah untuk kelas dan bangunan baru, mengangkat batu berat untuk pondasi, angkat bata, aduk semen, semua dilakukan bersama sama oleh para ustadz dan santri.
Alhamdulillah, setelah beberapa tahun meninggalkan pesantren tercinta #nurulhadid sekarang pesantren sudah lebih maju dari sisi bangunan dan program.
Banyak program kreatif dibuat pesantren #nurulhadid untuk santrinya seperti Halaqah, Ta’limul Qura, Tripala dan Ospen.
Pesantren #nurulhadid dikenal bagus dalam dalam bidang teknologi, meskipun tempatnya di hutan dan pegunungan.
Ingin lebih tahu tentang #nurulhadid? Silahkan cek webnya di www.nurulhadid.com
#nurulhadid
#pesantrenstory
#blogjumal
View on Path