Cara Penulisan Alih Aksara ‘al’ dalam Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia berdasarkan PUEBI

AHMADBINHANBAL.COM — Baru-baru ini saya sedang menelaah pemikiran Imam al-Ghazali tentang pendidikan, meskipun dikenal sebagai ahli dalam filsafat dan praktek sufi, al-Ghazali memiliki banyak kontribusi dalam teori pendidikan yang masih layak sampai sekarang, penelusuran awal mendapatkan buku-buku al-Ghazali seperti kitab Ihya’ Ulumuddin khususnya bab Ilmu, Fatihatul Ulum, Mizanul ‘amal dan Ayyuhal Walad banyak memberikan insight dalam dunia pendidikan Islam.

Ketika menelaah beberapa tulisan buku atau jurnal dalam bahasa Indonesia, saya mendapatkan perbedaan dalam penulisan alif lam dalam nama al-Ghazali, apakah menggunakan huruf a kecil, menjadi al-Ghazali atau menggunakan huruf A besar, menjadi Al-Ghazali. Masalah kecil dalam penulisan, namun cukup mengganggu saya, sampai saya buatkan pertanyaan di Twitter dan tanya juga di Telegram Bahas Bahasa.

Berkenaan dengan transliterasi huruf Arab ke huruf Latin ini berawal dari kebutuhan orang Indonesia yang menginginkan menulis huruf Arab dengan huruf Latin dan menterjemaahkannya ke dalam bahasa Indonesia.

Pemerintah pada tahun 1983 menunjuk Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk merumuskan kaidah-kaidah penulisan huruf Arab ke aksara Latin supaya seragam dan tidak salah kaprah.

Untuk menanggapi hal tersebut kemudian badan Litbang Agama mengadakan seminar dan mengundang beberapa tokoh untuk merumuskan kaidah-kaidah penulisan huruf Arab ke aksara Latin. Diantaranya tokoh yang diundang waktu itu adalah: 1) H. Sawabi Ihsan, 2) Ali Audah, 3) Prof. Ghazali, 4) Prof. HB Jassin, dan 5) Drs. Sudarno M.ed.

Kemudian pedoman itu di sahkah bersama oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor 0542/b/u/1987, tertanggal 10 September 1987 dengan beberapa perubahan. Perubahan dilakukan mengingat alasan kemudahan penghafalan dan penguasaannya. (Baca isi keputusan)

Baca juga:   Pesantren Kilat di Atas Kapal

Penguasaan kaidah sangatlah penting mengingat praktik transliterasi akan terganggu, tidak cermat, dan akan menimbulkan kesalahan jika pedomannya tidak benar-benar dikuasai.

Berikut saya ringkaskan penjelasan Ivan Lanin dan pak Abdul Ghaffar Ruskhan dari T.me Bahas Bahasa

Dulu, penulisan surah dalam Al-Qur’an misalnya Fatihah, ditulis Alfatihah disambung. Namun, saat ini dikembalikan kepada aturan transliterasi sehingga ditulis Al-Fatihah.

Untuk penulisan nama orang Arab, misalnya Salman Al-Farisi atau Salman al-Farisi, yang tepat menggunakan ‘al’ kecil karena berada di tengah. Untuk penulisan nama diri orang Indonesia menggunakan al, silakan sesuai dengan keinginan pemberi nama.

Al dalam bahasa Arab sama seperti the dalam bahasa Inggris. Jika pada awal kata, ditulis kapital, jika di tengah kawa, ditulis huruf kecil.

Tentang alih aksara Arab-Latin: Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam alih aksaranya, huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan PUEBI.

Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-).

Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang (al-). Contoh:Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān, Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī, Abū Naṣr al-Farābī, Al-Gazālī, Al-Munqiż min al-Ḍalāl.

Jadi, (al-) adalah kata sandang seperti si dan sang. Ketika si dan sang di awal kalimat ditulis kapital. Sementara itu, si dan sang di tengah kalimat ditulis huruf kecil kecuali sang yang sebagai pengganti Allah, misalnya Sang Pencipta baru ditulis kapital.

Baca juga:   Syaikh Shalih Al-Munajjid: Penembak Syaikh Aidh Alqarni adalah Orang Syiah

Di t.me /BahasBahasa, mas Hanudiyan memberikan beberapa poin:

  • al- itu serupa dengan the.
  • Al-Fatihah ini nama diri. The Opening. The Beginning. Jadi wajar kalau pakai huruf judul.
  • Al-Farisi ini julukan. Kalau di bahasa lain aca Conan sang Penakluk alias Conan the Conquer dan Adi si Jenderal Kancil. Tidak perlu huruf kecil.

Sumber: Bahas Bahasa, FLP Mojokerto

Baca artikel menarik ini tentang alih aksana nama ‘g’ atau ‘ng’ dalam nama bahasa Indonesia ke bahasa Arab, contoh nama Bambang ditulis di bahasa Arab menjadi berbagai macan tulisan, seperti بامبانق، بامبنج، بامبانغ، بامبانك، بامبانج، بامبنك. Link artikel: https://www.researchgate.net/publication/312198874_ALIH_AKSARA_’G’DAN‘NG’_DALAM_NAMA_INDONESIA_KE_BAHASA_ARAB [accessed Aug 15 2022].

Baca juga beberapa artikel di blog tentang kebahasaan:

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *