Allah swt berfirman: “Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya Aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya. Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (QS Hud:2-3)
Dalam surat ini banyak sekali diulang-ulang antara taubat dan istighfar dan ayat di atas salah satu dari ayat tersebut.
Pada surat ini banyak dikisahkan serial dakwah para nabi semisal nabi Hud, Shalih, Nuh yang kesemua para nabi di atas mengajak kaumnya untuk bertaubat dan beristighfar.
Barangkjali rahasia dari keterikatan yang kuat antara taubat dan istighfar adalah ketika seseorang itu sudah banyak dosa maka ia membutuhkan istighfar untuk menghapuyskan dosa-dosa tersebut dan tidak cukup itu saja,ia juga harus memiliki keinginan yang kuat untuk tidak mengulangi kesalahannya dan itulah makna taubat pada ayat di atas.
Faidah dari taubat adalah untuk menghilangkan dosa pada yang lalu dan istighfar agar seseeorang tidak melakukan dosa pada masa mendatang.
Dan demikianlah pembagian waktu yang telah dijelaskan oleh Imam Hasan al-Bashri, dalam salah satu perkataan hikmahnya ia mengatakan bahwa wakti itu ada tiga, yaitu hari kemarin yang tidak akan kembali lagi, besok yang tidak pasti engkau akan menemuinya dan hari ini dimana engkau bekerja.”
Dan Abdullah bin Munazil mengatakan:”Barangsiapa yang disibukkan dengan hari yang laludan akan datang maka ia tidak akan mendapatkan faidah.”