Renewal in Islamic Education: Theory into Practice

Home » Renewal in Islamic Education: Theory into Practice

Beberapa tahun yang lalu. Tepatnya semenjak kuliah di SPs UIN Jakarta dan mengambil penelitian tentang Pendidikan Islam, saya berusaha untuk mengikuti informasi dan perkembangan pendidikan Islam secara global. Hal itu saya lakukan agar terus update informasi terkait perkembangan pendidikan Islam.

Salah satu cara yang bisa saya lakukan adalah dengan mengikuti webinar gratis dari para ahli. Waktu wabah Covid 19 melanda seluruh dunia, banyak webinar online bagus yang bisa saya ikuti, salah satunya dari Islamic Circle di UK. Kajian pendidikan dari Dr. Abdullah Sahin dan Dr. Sebastian Gunther menghasilkan buku saya, Pedagogi Islam Klasik: Ide Pendidikan dari Pemikir Muslim Abad Pertengahan.

Semenjak itu, saya sering mengikuti update informasi program pendidikan Islam dari beberapa universitas, antara lain:

  • Dr. Abdullah Sahin dengan program pendidikannya di Warwick University.
  • Dr. Nadeem Memom dengan program pendidiannya di CITE UNISA
  • Dr. Farah Ahmed dengan program Syakhshiyah di Universitas Cambridge
  • Dr. Samir Mahmoud dari Usul Academy
  • Program pendidikan Islam dari Senanondah University.

Tanggal 18 Februari 2025 yang lalu, saya menghadiri acara online dari Dr. Farah Ahmed tentang Roadmap to Renewal Islamic Educational Theory into Practice. Kertas putih dari kegiatan konferensi Cambridge Dialogue pada tanggal 11-12 Desember 2023.

Sayang sekali, saya tidak bisa mengikuti secara online konferensi ini karena ada biaya untuk mengikutinya.

Di tanggal 18 Februari kemarin, Dr. Farah menghadirkan dua pembiacara ahli, satu ahli dalam bidang pendidikan Islam yaitu Dr. Nadeem Memon, Associate Professor, Centre for Islamic Thought and Education (CITE), di University of South Australia dan satu ahli dalam bidang Teologi yaitu Dr. Ramon Harvey, peneliti senior di Cambridge Muslim College.

Baca juga:   Pembelajaran Hakiki

Menurut Farah Ahmed, dalam pendidikan Islam, harus ada kerjasama antara beberapa pihak, antara lain sekolah, ahli akademik, dan ulama. Maka di konferensi Cambridge Dialogue, banyak menghadirkan para ahli dari berbagai latar belakang pendidikan.

Saya sebutkan beberapa kesimpulan dari konferensi Cambridge Dialogue pada tanggal 11-12 Desember 2023.

  • Vantage points intersect – a shared language is needed as labels can be Inaccurate
  • Curriculum initiatives are blossoming and yet Islamically grounded models are needed
  • Academics need to make the benefit of research for schools more explicit
  • Reading through educational orientations fosters stronger coherence in Islamic schools
  • Undervaluing of Islamic Studies teachers/scholars must be contested
  • Fostering an Islamic personhood is a collective responsibility
  • Need to get our education model right: Cognitive dissonance in Islamic schools is real
  • Getting the model “right” must begin with getting the purpose of education right
  • Cannot forget the needs of Muslim students in public schools
  • Diversity offers richness in our school cultures and enables critical thinking

Di webinar kemarin, Dr. Farah meminta Dr. Nadeem Memon untuk memberikan sedikit tanggapan atas key takeways di atas.

https://twitter.com/JumalAhmad/status/1891785905255612458

Pertanyaan untuk Dr. Ramon Harvey, bisa dilihat di postingan tangkapan layar berikut.

https://twitter.com/JumalAhmad/status/1892729227239424277

Sila Baca juga:

Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *