Rohingya Adalah Kita

Sedih sekali melihat perkembangan kasus Rohingya, mereka yang ditindas dan dibunuh keluarga mereka dianggap teroris dan ular mematikan hanya karena mereka muslim.

Masyarakat Indonesia pun terkesan apatis dan tak mau peduli, padahal mereka saudara kita. Pembukaan UUD menyebutkan “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”

UUD 45 no 6 tahun 2974 menunjukkan Indonesia adalah masyarakat yang peduli dengan keadaan dunia dan bukan apatis. Pasal itu menyebutkan kita berkewajiban mengusahakan kesejahteraan dan keadilan sosial, khususnya menolong sesama yang berkekurangan. Salah jika seorang mentri mengatakan bahwa UUD tidak menyuruh kita memberi bantuan yang ada meminta bantuan.

Tata dunia yang konon mengutamakan kemanusiaan (HAM) kini gagap dan bahkan bisu ketika umat Islam menjadi korban penganiayaan, pembunuhan, pembakaran, pengusiran dan pemusnahan yang sudah diluar batas batas kemanusiaan.

Kaum liberal yang gencar menyebarkan pluralisme agama dikalangan umat Islam pun tidak berkata apa apa, apalagi mengutuk peristiwa berdarah Rohingnya.

Allah SWT berfirman dalam Qs. At-Taubah ayat 24

“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.

Coba rasakan jika Rohingya adalah anak atau saudara kita. Masukkan afeksi dalam jiwa, bagaimana rasanya jika yang terbunuh dan disiksa adalah anak atau saudara kita, maka akan tumbuh rasa bahwa Rohingya adalah kita.

Siapakah yang paling kejam?

3 ORANG lelaki yang sedang mabuk bertanding untuk menentukan siapa yang paling kejam.

Baca juga:   Mengenal Rabi bin Sulaiman al-Muradi: Periwayat Mazhab Syafii

Lelaki yang pertama menyerang seorang perempuan dan memukulnya sehingga giginya patah, lebam kedua matanya dan darah keluar dari hidung dan telinga perempuan itu.

Akhirnya perempuan itu jatuh ketakutan dan badannya menggeletar. Lelaki pertama berpaling menghadap dua lelaki dan berkata dengan bangganya, “Akulah orang yang PALING KEJAM!” Tidak terima, lelaki kedua bangun dan mengoyak baju perempuan itu, memerkosanya dan terus mencekik perempuan itu sehingga perempuan itu mati.

Dan dia berkata sambil membusungkan dada “Tidak ada siapa yang lebih KEJAM daripada aku!” Lelaki ketiga pula bangun dan tersenyum. Dia menjawab: “AKULAH YANG PALING KEJAM… Aku cuma berdiri dan melihat kekejaman kamu sedangkan perempuan ini adalah ADIK aku…”

SIAPA PEREMPUAN ITU? Perempuan itu adalah Palestina/Syria/Rohingya/Mesir.

Lelaki pertama ialah Israel.

Lelaki kedua adalah Amerika serikat.

Lelaki ketiga pula ialah cerminan dari sebagian umat Islam (kita) yang hanya berdiam diri dan melihat apa yang terjadi. Berdiam diri dan melihat kekejaman di hadapan kita, itu saja yang mampu kita buat.

Maukah kita jadi sekejam lelaki ketiga?

***

Maka mari berjihad untuk membantu saudara kita berupa doa dan donasi yang bisa kita berikan semampunya, saya merekomendasikan lembaga yang sudah kredibel seperti Act dan One Care untuk menitipkan infaq jihad anda. Terima kasih.

Allahummanshur ikhwaananal muslimiina fii kulli makaan wa zamaan…

Allahummanshur ikhwaananal muslimiina fii Rohingya..

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *