Banyak orang bertanya tentang sistem hafalan dan murajaah yang baik. Di sini akan saya sebutkan metode yang telah saya teliti dan menjadi bahan tugas akhir penelitian S1 saya yang berjudul efektivitas metode Pakistani (Sabak, Sabki, Manzil) dalam pembelajaran Tahfiz Al-Quran. Saya berharap guru tahfiz dan pelajar tahfiz dapat menghayati tulisan ini.
Program tahfidz berbeda dengan program atau materi keagamaan lain yang biasa dipelajari di sekolah agama. Dalam program tahfiz, buku yang akan digunakan dari awal tahun sampai tamat hingga dibawa mati adalah Alquran, buku yang tidak pernah membosankan, buku suci yang mensyaratkan siapa yang membacanya dalam keadaan suci. Anak-anak yang ketika kecil hidup di bawah naungan Alquran tidak mungkin menjadi perusak, selagi mereka menjaganya di waktu kecil maka akan menjadi penjaganya ketika mereka besar.
Selain Alquran, pelajar tahfidz disarankan memiliki kitab Alquran terjemah atau terjemah perkata dan kitab tafsir, kitab tafsir yang disarankan adalah kitab Tafsir Jalalain. Kelebihan kitab ini adalah sederhana, tidak terlalu ringkas dan tidak terlalu panjang.
Pin untuk disimpan.
Manual pengajian tahfiz menggunakan metode Sabak,Sabki dan Manzil
Talaqqi
Sebelum memasuki fase menghafal, setiap santri akan dimasukkan pada program tahsin yaitu memperbaiki bacaan Al-Quran yang mana ditargetkan paling lama 1 bulan setiap santri harus sudah bisa mulai menghafal.
Salah satu metode Tahsin adalah dengan metode talaqqi yaitu cara belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an secara langsung dengan bantuan guru yang ahli dalam tajwid.
Talaqqi adalah pelajaran memperbaiki dan membetulkan bacaan Alquran sesuai kaidah tajwid pada sejumlah bacaan yang akan dihafal pada hari tersebut.
Talaqqi diperdengarkan pada satu waktu yang ditentukan guru sebelum mulai menghafal. Guru memperdengarkan bacaan sambil diperhatikan oleh murid kemudian murid akan memperdengarkan kepada gurunya atau guru terus mendengar bacaan muridnya dan dimana salah akan ditegur.
Akan terjadi suatu tahap dimana guru tidak akan lagi bertalaqi dengan pelajar sekiranya guru tersebut sudah puas dengan pencapaian murid. Maka tindakan pembetulan akan dipindahkan ketika pelajar mentasmi’ sabak-nya dihadapan guru.
Sabak
Merupakan hafalan baru yang akan anda perdengarkan setiap hari kepada guru tahfidz. Sabak juga dikenal dengan istilah “setoran”. Hafalan baru bergantung kepada kemampuan dan kesungguhan seorang pelajar.
Lamanya waktu yang disarankan untuk menambah hafalan atau sabak adalah 45 menit hingga satu jam. Ada pelajar yang terlalu bersemangat, mereka mau menghafal banyak dalam satu hari tetapi waktu yang dia sediakan sedikit, seperti ini sebenarnya mereka telah menyalahgunakan pembahagian waktu walaupun mereka dapat hafal banyak. Menghafal banyak dengan tempo waktu yang sedikit akan mengakibatkan hafalan menjadi lemah kerana waktu mengulang sudah terbatasi.
Kaedah yang baik ialah setelah 45 menit menghafal dan telah disimak & diluluskan oleh guru, pelajar tersebut mesti mengulangi hafalannya sehingga 40 kali atau kalau boleh 60 kali atau 100 kali sebelum memulakan Sabki.
Setelah menghafal dan sudah berupaya memperdengarkan tanpa melihat, pelajar memperdengarkan hafalannya kepada teman disebelah sambil diperiksa oleh teman tersebut kemudian pelajar itu akan melangkah menuju kepada gurunya untuk diperdengarkan sehingga hafalannya diakui, jika tidak, dia perlu memantapkan lagi hafalan sampai guru betul-betul puas.
Hafalan mesti dihafal sendiri, tidak ada orang lain yang bisa menolong hafalannya melainkan dia sendiri yang hafal sehingga ingat, jadi amat jelas kalau pelajar itu malas maka dia tak dapat perdengarkan sabak-nya. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang konstan/tetap & mantap, tepat pada waktu sabak, mereka akan maju untuk menyetorkan hafalan.
Sabki
Yaitu mengulang hafalan pada juz-juz yang sedang anda hafal.
Bagi beberapa santri Tahfidz, seringkali istilah ini belum familiar. Namun sangat penting. Contoh mudah dari praktek Sabki adalah; jika anda sedang menghafal juz 5 halaman ke 8 atau lembar yang keempat, maka halaman 1 sampai halaman ke 7 disebut Sabki.
Manzil
Dikenal juga dengan ‘Muraja’ah’ yaitu mengulang juz-juz yang telah anda hafal. Contohnya jika anda sedang menghafal juz 5, maka juz 1 sampai 4 disebut Manzil.
Sabki adalah hafalan yang belum sempurna 1 adapun Manzil adalah penggabungan total seluruh hafalan santri [ hafalan yang dimiliki sebelumnya ditambah hafalan baru yang belum 1 juz / sabki ] Semua ini disetorkan kepada pegampuh sesuai dengan jadwal kegiatan harian santri.
Memahami Pentingnya Sabak, Sabki dan Manzil
Sebagai seorang penghafal Al-Quran, ketiga sistem di atas merupakan perkara wajib yang akan anda lalui. Justru, bagi penghafal Al-Quran pemula, saya nyatakan, sangat penting bagi seorang penghafal Al-Quran untuk memahami sejelas-jelasnya tentang pentingnya setiap sistem tersebut.
Pentingnya Sabak
Sabak merupakan perkara asas bagi semua penghafal Al-Quran. Jika tidak ada hafazan baru, bagaimana bisa menamatkan hafalan 30 juz. Perbedaannya cuma dalam hal cepat atau lambat, banyak atau sedikit dan rajin atau malas.
Bagi saya, kadar yang paling baik adalah sederhana atau pertengahan. Jangan terlalu bergairah untuk cepat selesai dan setor hafalan dengan begitu banyak. Jangan pula terlalu lambat atau ‘takut’ dengan setor hafalan ‘ala kadarnya’ saja.
Manusia sebenarnya diciptakan dengan sifatnya yang selalu menyukai hal baru. Selalu ingin sesuatu yang baru dan mudah bosan dengan yang lama. Ini wajar dan sifat ini seringkali mendorong seorang penghafal Al-Quran untuk menambah dan menyetor hafalan baru sebanyak mungkin. Saya tidak bilang itu jelek. Mungkin itu menjadi satu fenomena bersifat positif dan membina. Tetapi saya tekankan, itu akan menjadi sangat negafit jika penghafal Al-Quran itu mulai mengabaikan murajaah dan hanya bersemangat mengejar hafalan baru. Hasilnya? Semakin banyak yang dihafal semakin banyak pula yang dia lupa.
Pentingnya Sabki
Sabki menjadi komponen dalam menghafal yang sangat jarang dipraktikkan dan kerap diabaikan oleh sejumlah penghafal Al-Quran. Di antara faktornya adalah: tidak tahu apa itu Sabki, merasa Sabki tidak penting dan menyamakan Sabki dengan manzil atau muraja’ah.
Secara peribadi saya nyatakan, Sabki sangat-sangat penting dan WAJIB dipraktekkan oleh para penghafal Al-Quran. Sabki TIDAK SAMA dengan muraja’ah. Di antara faktor kenapa anda gagal mengulang hafalan dengan baik adalah disebabkan anda tidak memperhatikan masalah Sabki. Jujur saya dulu ketika awal mula menghafal tidak menggunakan sistem ini dan baru saya memberi perhatian selepas tamat menghafal Al-Quran, dan Alhamdulillah dengan mempraktikkan sistem Sabki ini hafalan saya menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya.
Coba sekarang saya ajak anda untuk berfikir sejenak. Anda biasa menghafal hafalan baru pada waktu malam sebanyak satu halaman, dua halaman atau lebih. Biasanya habis maghrib anda akan fokus untuk menghafal dan sebelum tidur anda telah mendapat target yang anda inginkan. Kemudian hafalan tersebut akan di ‘kemas’ lagi secara rapi setelah subuh sampai ketika masuk kelas pagi untuk ‘setoran’ dan hafalan anda sudah siap disetorkan. Maka perkara pertama bila anda menghadap guru tahfidz di waktu pagi adalah untuk setor hafalan baru.
Baik, perhatikan pada ingatan anda waktu itu. Hanya hafalan baru yang menguasai ingatan. Pasti sebelum masuk setoran, ‘nampak’ susunan ayat-ayat dalam kepala lalu anda setorkan hafalan dengan lancar. Apakah selepas setoran semuanya berakhir? Jawapannya TIDAK. Tetapi kesalahan yang sering anda lakukan adalah menjawab YA. Semuanya berakhir setelah setoran.
Kenapa? Karena anda tidak perlu setoran Sabki kepada guru anda. Anda tidak mempunyai ‘paksaan’ untuk itu. Anda akan kembali ke tempat duduk, kemudian mulai mengulangi muraja’ah. Sadarkah anda, jika habis Dhuhur atau Ashar nanti anda diminta membacakan ayat-ayat yang telah anda setorkan dengan baik dan lancar pagi tadi, saya jamin anda TIDAK AKAN dapat membacanya bahkan mengingatinya dengan baik? Semuanya bertaburan dan ‘tak kelihatan’. Sudah saya sebutkan sebabnya tadi yaitu kosong dari Sabki.
Otak manusia itu terbagi menjadi tiga bagian: Bagian depan, tengah dan belakang. Kenapa waktu pagi anda bisa setor hafalan dengan baik tetapi malamnya apa yang anda setorkan pagi tadi sudah kelupaan? Karena hafalan pagi tadi hanya berada dibagian depan otak, bukan masuk ke tengah apalagi sampai jauh ke belakang. Boleh dikata, hanya “bermain-main di depan pintu masuk”. Lalu bagaimana membuat hafalan baru itu dapat masuk ke belakang atau sekurang-kurangnya ke tengah?
Caranya adalah, habis setoran hafalan baru ( satu halaman, dua halaman atau lebih ) anda kembali ke tempat duduk, ulang kembali hafalan tersebut dan gabungkan dengan setoran anda yang semalam, kemarin sampai ke awal juz. Perhatikan; misalnya anda baru saja setor hafalan baru di halaman ke-12 juz 6, maka anda mesti mengulang kembali 12 halaman juz 6 itu, dan lebih baik lagi kalau bisa anda setorkan dan disimak oleh ustadz tahfidz anda. Saya berani katakan bahwa, SABQI LEBIH SUSAH UNTUK DIULANG DARIPADA MURAJA’AH. Maka hati-hati dan tolong berikan perhatian sewajarnya pada Sabki anda.
Pentingnya Manzil
Sistem ini umum diketahui dan diamalkan secara konsisten oleh kebanyakan Ma’had Tahfidz. Mayoritas penghafal Al-Quran kenal dan tahu pentingnya Manzil atau Muraja’ah untuk diri mereka.
Bagi anda yang murajaah dan ditemani oleh guru tahfidz, mestinya anda banyak bersyukur meskipun ada rasa tertekan dan sebagainya. Cuma yang menjadi masalah bagi mereka yang muraja’ah sendiri tanpa ada teman atau ustadz tahfidz yang menemani.
Keadaan ini sering muncul pada beberapa pesantren tahfidz yang tidak menerapkan sistem muraja’ah dan para penghafal Al-Quran yang telah khatam menghafal Al-Quran. Mereka-mereka ini yang sangat susah mendisiplinkan diri untuk murajaah semua juz yang telah mereka hafal. Ditambah pula dengan rasa malas dan bosan yang sering mendera. Akhirnya beban juz yang dihafal terabaikan dan sebaliknya sibuk mengejar hal-hal yang lain.
Nasihat saya, tolong dan tolong, buatlah jadwal murajaah untuk diri sendiri secara konsisten dan disiplinkan diri anda dengan jadwal tersebut. Malas bagaimanapun juga, pastikan anda ulang sekurang-kurangnya setengah juz dengan baik dan benar-benar ingat. Anda sendiri tahu betapa pentingnya menjaga muraja’ah.
Saya menandaskan, lebih baik TAK LANCAR daripada TAK INGAT. Jika anda tak lancar tetapi konsisten murajaah, itu seribu kali lebih baik dari anda tidak murajaah secara konsisten dan akhirnya anda tak ingat.
Pernah ada yang mengadu pada saya tentang susahnya muraja’ah, saya sebutkan untuk bersabar dan terus mengulang hafalan secara konsisten karena biasanya ia bukan ‘tak ingat’ tapi ‘tak lancar’. TETAPI sekiranya anda ‘tak ingat’ hafalan-hafalan terdahulu, ini alamat bahaya, sebaiknya anda renungkan kembali dan ulangi setoran hafalan anda dari awal dengan menggunakan sistem ini.
Sabak, Sabki dan Manzil, insya Allah dengan ketekunan dan kedisiplinan anda, hafalan akan menjadi lebih baik, lebih ingat dan insya Allah lebih lancar.
Sedek Ariffin, Mustaffa Abdullah dan Khadher Ahmad dari Univeristi of Malaya melakukan kajian perbandingan metode tahfiz dari Turki, Cirebon dan Pakistan. Jurnal ini bagus untuk dibaca. Sila merujuk di tautan ini untuk mendunguh file PDF.
Slide Presentasi Skripsi tentang Metode Sabak, Sabki dan Manzil
Saya lampirkan makalah slide sidang skirpsi saya tentang Sabak, Sabki dan Manzil atau dikenal juga dengan metode Pakistani. Saya membuktikan efektifitas metode ini di Pesantren Bina Qolbu, Bogor.
Link di SlideShare
Link di ResearchGate: https://www.researchgate.net/publication/330532280_Efektivitas_Sabak_Sabki_dan_Manzil_dalam_Menghafal_Al-Quran
Unduh Skripsi Metode Pakistani: Sabak, Sabki, Manzil
Penerapan Metode Pakistani Dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Tahfidhul Quran di Pondok Pesantren Bina Qolbu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor
January 2013
DOI:10.13140/RG.2.2.34928.81920
Thesis for: Sarjana Pendidikan Agama Islam
Advisor: M. Misbah, M.Pdi
Baca juga tulisan di blog tentang Sabak, Sabki dan Manzil
- Menjaga Hafalan Al-Quran dengan Metode Sabak, Sabki dan Manzil
- Efektivitas Sabak, Sabki, Manzil dalam Pembelajaran Tahfidhul Quran
- Siapa Penggagas Metode Pakistani (Sabak, Sabki, Manzil)?
- Praktik Sabak, Sabki dan Manzil di Pesantren Tahfidh Bina Qolbu
- Instructional Methodology of Sabak, Sabki and Manzil
Penggunaan Metode Sabak, Sabki dan Manzil terbukti efektif dan memenangkan lomba tahfidz Alquran tingkat negara di Malaysia, sila baca tulisan beriktut Metode Sabak, Sabki dan Manzil Membuat 3 Bersaudara Penghafal Al-Quran ini Menang Lomba Tahfidz Tingkat Negara.
Terima kasih atas kunjungan anda di blog sederhana ini.
aww..
mf ust..sy mau bertanya..
apakah sejarah digagas nya metode ini?
dan siapakah penggagas nya..?
semoga segera ada balasan..
terimakasih 🙂
Wa’laikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Metode ini sudah diterapkan di pesantren Bina Qolbu, beberapa pesantren di indonesia dan malaysia juga menerapkan metode ini, metode ini membantu santri menghafal dan menjaga hafalan al-Quran.
Ketika saya mengajar dan menjadi musyrif tahfidz di pesantren bina qolbu saya melihat keunikan dari metode ini dan kasat mata melihat hasil dari metode ini.
Saya berusaha meneliti metode ini dari siapa atau dari mana. Dari hasil investigasi dan penelusuran saya dapatkan bahwa metode sabak, sabki dan manzil ini berasal dari Pakistan, dan anak anak disana memang terbiasa menggunakan metode ini. Akhirnya disebutlah metode Pakistani.
Jadi kalau ditanya siapa pencetus, saya kurang tahu siapa, karena metode ini sudah ada di negara pakistan. Namun untuk pencetusnya di Indonesia, ini jawaban yang subyektif adalah Ustadz Abbas Bacomiro dari Makasar. Beliau adalah alumni pakistan yang menerapkan metode sabak, sabki dan manzil di pesantren beliau di daerah Makasar.
Salah satu ustadz di pesantren bina qolbu adalah murid beliau yg menerapkan metode ini di pesantren.
Agar lebih jelas mungkin bisa saya gambarkan kegiatan harian di bina qolbu dalam menerapkan metode pakistani.
1. Dari sebelum subuh sampai jam 7 pagi : Sabak atau hafalan baru. Santri menyetorkan hafalan barunya kepada ustadz, bagi yang belum baik bacaannya maka diberi pengantar tahsin dulu, belum sampai menghafal.
2. Jam 9 pagi sampai dhuhur : Sabki, santri menyetorkan hafalan yang kemarin dihafal minimal 1 halaman.
3. Ashar sampai jam 5 : Manzil, santri menyetorkan hafalan 1 juz yg sudah dihafal, biasanya dimulai dari juz yang termudah seperti juz amma atau juz tabarak sampai hafalan mereka baik.
4. Isya sampai jam 9 : Persiapan.hafalan untuk besok.
Selama itu, ustadz harus terus menemani santri agar bisa terus mengontrol hafalan santri. Memang dengan metode ini sangat terasa berat bagi santri atau ustadznya, santri dituntut untuk terus mengulang hafalan dan ustadz tahfidz dituntut tidak egois, mau menemani santri menghafal al-quran.
Demikian yang bisa saya jawab, jika ada yang kurang jelas silahkan dipertanyakan kembali. Terima kasih.
trmksh byk ust…
bolehkah minta alamat fb, watsap, email dsb agar lebih cepat komunikasi nya?
sy ingin tau lbh byk lg ttg metode2 menghafal alquran utk kemudian bisa kami terapkan di pesantren kami…
Dengan senang hati saya akan berusaha membantu semampu.saya. Pendidikan tahfidh atau menghafal Al-Quran saat ini menjadi benteng paling kokoh untuk menjaga generasi islam dari arus budaya dan pemikiran yang menyimpang dan duniawi. Dengan menghafal Al-Quran kita mengajari anak atau murid kita bahwa ada yang mengatur diri kita, kita tidak berdiri sendiri ada yang mengatur yaitu Allah.
Silahkan jika ingin berdiskusi dengan saya lewat email ahmadbinhanbal@gmail.com atau wa saya di nomer 0857 1964 7457. Terima kasih.
Assalamualaikum. Untuk 20ka kapan super manzil akan diadakan kembali. Mohon infonya ya…saya sangat ingin. Menjadi hafizh quran adalah citak ke 2 saya setelah menjadi istri yg diridhoi suami.
Waalaikum salam wr wb
Insya Allah kalo ada informasi kami kabarkan, atau cek terus update infonya di blog saya ini.
Alhamdulillah, sungguh cita cita yang mulia menjadi isteri yang hafal Alquran. Semoga dimudahkan jalan kesana.
Jazakallah Khoiron Ust atas ilmunya yang sudah d share semoga menjadi amal Sholeh, dan bisa wasilah bagi muslimin tuk menghafalkan Alqur’an dg baik
Afwan. Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah. Senang sekali jika tulisan sederhana kami bisa bermanfaat.
Jazakallahu khairan, persis yang sudah saya terapkan. Hanya saja secara istilah dan definisi, saya belum menemukan sumber yang baku.
Jadi saya cari cari sumber dan sampai di blog antum.
Untuk istilah otak depan, tengah, belakang, itu referensinya dari mana ya?
Yang biasa kita dengar kan otak kanan dan kiri.
Baarakallahu fiikum.
Alhamdulillah, terima kasih sudah berkunkung di blog sederhana kami.
Ini penelitian saya untuk S1 saya dan belum ada yang menuliskan sebelumnya menurut pengamatan saya, semoga bermanfaat.
Istilah pembagian otak yang anda maksudkan bisa lihat keterangannya di Wikipedia dan sumber lainnya.
Berikut ini keterangan dari Wikipedia: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otak
Silakan, dengan senang hati.
ijin kopas ust.. mudah2n bermanfaat..
Alhamdulillah.
Terima kasih
Maasyaa Allah Tabarokallaah, ada ilmu disini. Baarokallaahu fiik buat penulis..
Waalaikum salam wr wb. Jurnal belum saya tulis, hanya saja kalau Anda ingin melihat full text penelitian, sudah saya upload di ResearchGate.
Ini link full text penelitian.
https://www.researchgate.net/publication/336890090_Penerapan_Metode_Pakistani_Dalam_Meningkatkan_Efektivitas_Pembelajaran_Tahfidhul_Quran_di_Pondok_Pesantren_Bina_Qolbu_Kecamatan_Cisarua_Kabupaten_Bogor?_sg=2enRv9FLZ_JcWQJIyRaYYAA5wbn9afJN8spLVgeqB1OzFjZzB7bZALnZJPw7bAeAxCpNtSHwBygs71GC-dd4LTlHCh8OAJC02bz_9e0y.DjYU8T4CKkU5WEtWuQeg0WHztRrWzkROb3k8rpDIjkuKJAI768MQSnoiTvE_QcWfCkcpx4Auw3oYHFYTJrr3GA.
Jurnal penelitian sabak, sabki dan manzil belum sempat saya tuliskan dalam Jurnal. InsyaaAllah segera saya tuliskan. Semoga dimudahkan.
Full text diatas bisa jadi bahan penelitian terdahulu untuk skripsi atau tesis Anda.
Terima kasih kunjungannya.
Assalamualaikum
Afwan ustadz ap boleh ana luhat contoh jurnal ustadz tentang sabaq sabqi manzil
Maasya Allah.. bertahun-tahun saya pakai metode ini di pondok, alhamdulillah hari ini mau susun skripsi ketemu juga referensi nya… jazakumullah khairan katsiran akhi
Alhamdulillah…
Jika ingin membaca penelitian awal kami, sila cek skripsi saya di ResearchGate berikut https://www.researchgate.net/publication/336890090_Penerapan_Metode_Pakistani_Dalam_Meningkatkan_Efektivitas_Pembelajaran_Tahfidhul_Quran_di_Pondok_Pesantren_Bina_Qolbu_Kecamatan_Cisarua_Kabupaten_Bogor. Sila sitasi jika ada bagian yang sesuai untuk pengembangan penelitian Anda.