Talmud dan Kegelapan Zionis

AHMADBINHANBAL.COM – Masihkah Zionis Yahudi sekarang berpegang kepada kitab Taurat? Jika Taurat menjadi acuan hidup para Zionis tentu mereka akan menerima dan mengamalkan Islam sebagaimana umat Islam sekarang ini. Mereka akan menjadi saudara kita, bukan menjadi musuh paling hina umat muslim seperti sekarang. Apa yang terjadi?

Para pendeta Zionis yang dikenal dengan istilah para rabi telah menyelewengkan ajaran tauhid dan menggganti dengan ‘kekonyolan’ yang tampak menguntungkan di dunia. Parahnya lagi, mereka tak mau mengakui kebenaran kitab-kitab suci samawiyah dan justru membuat tandingannya. Buktinya mereka membuat Talmud sebagai kitab pegangan hidup dan mengabaikan petunjuk-petunjuk yang ada pada kitab-kitab Rabbani.

Bangsa Yahudi berkeyakinan bahwa Mishnah berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Musa di Thur Sinai. Dikisahkan oleh Hakhom Levi ben Chama berasal dari Simon ben Lakish –sebuah ayat yang katanya sebagai tafsiran dari Taurat, 

“Kau akan kami beri Lah Batu yang telah kami tulis di atasnya Undang-Undang dan Wasiat, untuk kau ajarkan kepada mereka” (Exodus 24:12).

Yang dimaksud dengan Lauh adalah sepuluh wasiat (Ten Comandements); Undang-Undang yang dimaksud oleh ayat di atas adalah Undang-Undang tertulis, sedangkan Wasiat adalah Mishnah. “Yang kami tulis” berbarti yang ditulis para Nabi dari berbagai kitab suci –yang dikutip oleh kaum Yahudi- “untuk kau ajarkan” mempunyai arti kitab Gemara. Semua ajaran tersebut telah diberkan kepada Musa di Thur Sinai.

Jelaslah bagaimana para tokoh agama Yahudi iru telah menipu umatnya. Betapa mereka telah membedakan antara Lauh Bati dengan undang-undang tertulis (padahal keduanya adalah satu). Kemudian mereka mencampur adukkan antara Lauh dan Wasiat, serta menganggap bahwa Lauh itu adalah wasiat yang sepuluh, sedangkan wasiat itu adalah Mishnah. Mereka juga membohong umat dengan mengatakan bahwa kalimat “untuk kau ajarkan” bukannya ajaran Taurat tetapi apa yang diajarkan dalam kitab Gemara (mereka menganggap kitab tersebut lebih penting dari seluruh kitab yang ditulis oleh seluruh kitab yang ditulis oleh para pembesar agama Yahudi, masalah ini akan diuraikan di belakang nanti). Mereka juga telah menafsirkan “yang Kam tulis” bahwa sebyeknya kembali kepada para Nabi, padahal yang dimaksudkan adalah Tuhan.

Orang-orang Yahudi telah menambahkan, bahwa Mishnah berasal dari Musa dan telah berpindah-pindah selama 40 generasi sampai Judah Hanasi yang suci. Secara hukum bangsa Yahudi tidak dibenarkan menuliskan (membukukan) ajaran tersebut, selama kuil mereka masih berdiri sebagai Markas Besar Yahudi.

Talmud bukanlah wahyu Allah Swt seperti Al-Quran atau Zabur namun merupakan kesepakatan-kesepakatan atau hasil diskusi-diskusi para rabi Zionis. Kitab yang dijadikan sebagai kitab suci zionis di seluruh dunia ini berisi catatan diskusi para rabi tentang hukum, etika, kebiasaan, dan sejarah kaum Zionis. Secara garis besar, Talmud bisa dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama dikenal dengan nama Kitab Mishnah dan bagian kedua dikenal dengan nama Kitab Gemara.

Kitab Mishnah merupakan kumpulan Hukum Lisan Yudaisme yang pertama kali ditulis. Bahasa yang digunakan dalam kitab ini adalah Ibrani Baru yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Yunani, Latin dan Parsi. Secara umum, Mishnah terdiri dari 6 bagian utama, yaitu Zeraim, Moed, Nashim, Nazikin, Kodashim, dan Toharoth. Enam bagian itu masih dirinci lagi menjadi 63 risalah. Dalam Talmud, Mishnah memiliki peran penting sebagai kitab paling utama dari semua isi Talmud. Oleh karenanya, ia dijadikan sebagai rujukan utama undang-undang kehidupan beragama kaum Zionis.

Adapun Kitab Gemara merupakan kitab yang lahir karena banyaknya perdebatan yang terjadi di kalangan para Rabi Zionis. Bagian kedua Kitab Talmud ini menjadi wadah tempat berkumpulnya semua perdebatan dan pertikaian para Rabi tentang banyak topik. Butuh hampir empat abad lamanya, para Rabi Zionis mengumpulkan berbagai perdebatan dan pertikaian mereka sehingga menjadi kitab yang dikenal dengan nama Gemara ini.

Jadi tampak jelas bahwa sebenarnya Zionis bukanlah umat yang beragama berdasarkan wahyu langit. Namun mereka beragama menurut anjuran ataupun aturan yang telah dibuat para Rabi. Dengan begitu, kebohongan semata jika mereka mengaku sebagai penyembah Allah swt karena yang diambil bukan dari Dzat Yang Maha Agung melainkan para Rabi/Pendeta yang dianggap kultus.

Talmud: Pengganti Taurat

Kebohongan Zionis yang tidak bisa dilupakan adalah kedustaan mereka menjadikan Talmud sebagai pengganti Taurat. Bahkan secara jelas, para Rabi memerintahkan umat Zionis untuk berpaling dari Taurat menuju Talmud. Buktinya pada BabhaMetsia 33 a.

Orang yang telah mempelajari Taurat berarti telah melakukan sebuah keutamaam yang tidak layak diberi imbalan, orang yang mempelajari Mishnah berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang layak diberi imbalan, sedangkan orang yang mempelajari Gemara berarti telah melakukan sebuah keutamaan yang paling besar.”

Adapun bab Shaghijan yang mengatakan:

Barang siapa yang meremehkan pernyataan-pernyataan para rabi, maka ia harus dibunuh. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan orang yang meremehkan pernyataan-pernyataan Taurat. Dan tidak ada ampun bagi siapa saja yang meninggalkan ajaran-ajaran Talmud dan hanya sibuk dengan Taurat, karena ajaran para rabi lebih utama dari ajaran Musa.”

Tampak jelas ada upaya dari para pendeta Zionis untuk mengganti Taurat yang berasal dari wahyu menjadi Talmud yang berasal dari ‘otak’ para Rabi. Jika Zionis mau konsisten dengan Taurat, tentu mereka akan menjadikan Al-Quran sebagai pengganti Taurat. Namun sayang, karena kebencian mereka terhadap orang-orang di luar non-Yahudi kemudian menyebabkan mereka tak mau menerima kebenaran pada manusia lain walau itu berasal dari wahyu Ilahi.

Zionis menjadikan Talmud buatan para Rabi mengalahkan firman-firman Allah Swt dengan berani mengangkat Talmud sebagai kitab tertinggi tanpa tanding di muka bumi ini. Mari kitab simak sejenak ayat pada Talmud berikut, Mizbeach: “Tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya melebihi Talmud yang suci.” Inilah bukti nyata kedutaan para Rabi Zionis yang tak mau mengindahkan ajaran para Nabi dan Rasul yang datang kepada mereka.

Talmud Kitab Rasis

Islam mengajarkan bahwa semua umat manusia di muka bumi memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah Swt. Semua memiliki kewajiban yang sama untuk beribadah dengan tulus lagi Hani tanpa terkotori dengan kesyirikan. Tak peduli dia oran Arab atau orang non-Arab, dia berhak mendapat kemuliaan jika mengamalkan ajaran agama secara murni dan konsisten.

Namun hal ini tidak diakui oleh Talmud. Talmud justru merendahkan umat lain yang sangat mungkin lebih baik kualitas beragamanya hanya karena mereka berasal bukan dari golongan Zionis.

Dalam Talmud dikatakan, BabaMezia 114a-114b: “Hanya kaum Yahudi yang merupakan manusia, sedangkan di luar Yahudi (Goyim), bukanlah manusia.” Dalam Talmud orang-orang Yahudi dikatakan sebagai manusia sementara orang-orang di luar Yahudi dikatakan sebagai binatang, Yebamoth 98a: “Seluruh anak-anak non Yahudi adalah binatang.”

Begitu hina anggapan-anggapan yang ditujukan untuk orang-orang non-Yahudi. Atas dasar inilah banyak kaum muslimin di Palestina dibantai dan disiksa karena dianggap sebagai binatang najis. Dan memang tidak hanya kaum muslimin Palestina yang mereka anggap najis, namun kaum muslimin di seluruh dunia. Parahnya lagi, mereka sebenarnya juga rasis terhadap sekutu mereka, Katolik dan Kristen. Namun hal itu tampaknya tak terlalu banyak dimunculkan di permukaan karena sekutu itu sedang berusaha menghancurkan satu musuh –menurut mereka- yaitu Islam.

Dengan begitu, Zionis adalah orang-orang yang paling melanggar HAM di muka bumi ini. Apa yang dilakukan Hitler –bila hal itu benar terjadi- terhadap mereka di masa lalu tidak sebanding dengan apa yang mereka lakukan saat ini. Mereka adalah penjahat HAM yang mengaku sebagai pembela HAM.

Dan sejatinya merekalah binatang yang disifati dalam Al-Quran sebagai kera dan babi. Bukan karena fisik mereka yang seperti binatang melainkan sifat dan kelakuan mereka yang mirip binatang. Dengan sombong para Zionis mengganti ayat-ayat Allah swt dengan perkataan dan pendapat para Rabi padahal jelas tindakan tersebut merupakan wujud penentangan terhadap Allah swt. 

Rujukan utama

Buku Talmud Tarikhuhu wa Ta’alimuhu karangan Zhafrul Islam Khan yang dicetak di Beirut tahun 1972. Unduh kitab di tautan ini.

[ebook] Talmud, Kitab Hitam Yahudi yang Menggemparkan, oleh Prof. Dr. Muhammad Asy-Syarqawi (Dosen Filsafat Islam dan Perbandingan Agama, Univ. Kairo). Link unduh.

Sefaria.org| A Living Library of Jewish Texts Online

Jumal Ahmad, Mengenal Sejarah, Isi dan Peletak Dasar Kitab Talmud. ahmadbinhanbal.com (blog) 19 Agustus 2011 (https://ahmadbinhanbal.com/mengenal-sejarah-kitab-talmud/, diakses pada 16 Desember 2013)

Jumal Ahmad, Sejarah dan Isi Protokol Para Tetua Zion, ahmadbinhanbal.com (blog) 10 Desember 2013, (https://ahmadbinhanbal.com/sejarah-dan-isi-protokol-para-tetua-zion/, diakses pada 16 Desember 2013)

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *