Seminar 1000 Guru Membangun Karakter Bangsa – 14 Maret 2015 menjadi hari bersejarah bagi kami tim ICD (Islamic Character Development) yang sukses mengadakan seminar untuk guru se Jakarta Selatan di Wisma Serbaguna Gelora Bung Karno dengan tema Cara Mendidik Anak Shalat Tanpa Disuruh dan Selalu Patuh Kepada Orang Tua.
Shalat dalam Islam adalah laksana tiang agama, Shalat adalah pemancar seluruh nilai-nilai akhlak mulia, karena sumber nilai adalah Allah. Shalat adalah ibadah individual vertikal yang sangat sakral, komunikasi langsung dengan sumber kemuliaan, yaitu Allah swt.
Bahkan Shalat Fardhu dianjurkan berjamaah, inilah gambaran kekuatan komunal horizontal yang sarat akan nilai-nilai transedental. Hal ini diperkuat dengan firman Allah swt sebagai benteng utama melindungi diri dari kerusakan akhlak “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah swt (shalat) adalah lebih besar keutamaanya dari ibadah-ibadah lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Ankabut: 45)
Beranjak dari ayat ini ICD fokus pada bagaimana membangun akhlak diri sendiri melalui shalat. Bagaimana shalat dapat mencetak kepribadian yang berakhlak mulia. Sungguh menyedihkan betapa banyak orang yang berat mendirikan shalat walaupun mereka sudah mengetahui bahwa shalat adalah kewajiban utama dalam agama Islam.
Selama ini pendekatan yang sudah dilakukan guru dalam mendidik anak shalat sangat banyak. Apalagi dengan terus bertambahnya sekolah-sekolah Islam dimana mana. Nyatanya banyak anak didik yang sejak tingkat TK-SMA masuk dalam sekolah yang berlabel Islam, tidak ada jamian ia mau shalat.
Rasulullah Shalla Allahu Alaihi Wasallam bersabda:
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Dari ‘Amr Ibn Syu’aib dari ayahnya dari neneknya ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Perintahkan anak-anakmu untuk melakukan shalat di waktu mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka, jika melalaikan shalat di waktu mereka berumur sepuluh tahun. Juga pisahkan tempat tidur mereka saat itu. (Hadis hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud dengan isnad yang hasan)
Ini bukan berarti ‘lampu hijau’ untuk melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga, memukul tanpa rasa kasih sayang kepada anak. Memukul disini penuh dengan kasih sayang tanpa emosi. Dari Hadist ini juga menunjukka maksimal umur 10 tahun anak sudah bisa shalat dengan kesadaran, tanpa disuruh.
ICD mencoba untuk berbagi kepada guru-guru seluruh Indonesia , dimulai dari Jakarta, beberapa kerangka berpikir/ paradigma ketaatan. Religion Understanding by Al-Quran and Hadist Design adalah pemberangkatan konsep konsep ICD dalam pembangunan karater bangsa.
Pendekatan yang dilakukan dalam menanmkan nilai ketaatan tentu tidak boleh lepas dari konsep Al-Quran yaitu Active Learning. Sejak awal Al-Quran diturunkan, sudah mengajarkan ‘methode active learning’. Sementara banyak sekali kalangan umat Islam dalam pendidikan memakai “baju” active learning tetapi isinya justru bertentangan dengan konsep dasar active learning. ICD juga mengenalkan konsep dasar Active Learning dalam Al-Quran sebagai sarana untuk membangun paradigma berpikir anak didik agar taat kepada Allah dan orang tua dengan penuh kesadaran.
Demikian juga dalam pengajaran Active Lerarning harus dilakukan pengaktifan seluruh kecerdasan yang diberikan Allah kepada setiap insan. Inilah yang dikenal dalam teori Howard Gardner yaitu theory of multiple intelligences. Kita akan mendapatkan wawasan konsep Al-Quran yang jauh lebih dahsyat dari konsep manusia manapun dalam pembangunan akhlak.
Alhamdulillah..peserta yang hadir dalam seminar ini membludak, dari undangan yang kami sebar sebanyak 1000 guru, ternyata yang datang lebih dari 1700 guru se Jakarta.