Shalat Berjamaah

Kalau kita selama ini tidak pernah mampu melalui cobaan-cobaan dunia baik berupa kefakiran hati maupun harta, mengapa kita meninggalkan jamaah shalat? Mengapa masa depan kita tidak kita usahakan dan pastikan dengan selalu berjamaah?

Melihat jaminan Allah yang begitu hebat bagi kehidupan dunia dan akhirat, para kyai sepuh bahkan dalam menganjurkan berjamaah sampai berkata, “Kalau perlu membayar orang untuk membantu shalat kita agar terhitung jamaah!”. Berapapun harta yang kita keluarkan tidak akan sebanding dengan jaminan Allah yang begitu besar dan bernilai.

Dengan berjamaah, kita tidak saja mendapatkan jaminan kehidupan dari Pencipta, kitapun mampu membangun hubungan ruh dengan pasangan, sehingga pernikahan kita tidak terbatas oleh jasad saja tetapi juga diwarnai oleh kecintaan ruhani. Mencintai pasangan karena Allah akan menumbuhkan ketenangan dan ketentraman hati.

Dengan shalat berjamaah kita melakukan pendekatan diri kepada Allah. Dengan berbekal kedekatan kita kepada Allah, segala kebutuhan kita Insya Allah akan dicukupinya.

Berumah tangga ibarat naik kapal layar berdua, lautan tidak selalu tenang, lebih sering ombak dan badai menyapa. Dalam berumah tangga permasalah selalu ada, dan harus dihadapi bukan ditinggalkan.

Sahabat Ali ra dan Fatimah ra pun pernah mengalami masalah dalam rumah tangga mereka, diceritakan oleh Sahl bin Saad, bahwasanya Rasulullah SAW pernah datang ke rumah Fathimah. Namun, beliau tidak mendapati Ali. Beliau pun bersabda, “Di mana putra pamanmu?” Fathimah menjawab, “Telah terjadi sesuatu antara aku dan dia. Ia marah, lalu keluar dan tidak qoilulah (tidur siang) di sisiku.”

Kemudian Nabi SAW berkata kepada seseorang, “Coba cari, di mana dia?” orang tersebut datang seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ia sedang tidur di masjid.” Nabi pun datang, dan saat itu Ali sedang berbaring. Sementara kainnya telah terjatuh dari sisinya dan debu telah mengenai dirinya. Nabi SAW membersihkan debu tersebut dan bersabda, “Bangunlah wahai Abu Turab, bangunlah wahai Abu Turab,” (Muttafaq alaih).

Baca juga:   Kritik Untuk Grup Debu

Pelajaran menarik dari Hadits ini adalah ketika mendapati masalah segera datang ke tempat yang baik, bukan diskotik atau tempat kongkow tapi masjid yang disana tempat bersujud dan diberkahi.

Setiap orang punya masalah yang dihadapi. Suasana yang sedang runyam seperti ini, alangkah indah jika ditundukkan dengan Shalat.

Jika kita ingin Allah membantu di dalam situasi sulit. Solusi untuk melarikan diri dari kesulitan itu jelas: berpegang pada Shalat Wajib, khususnya peliharalah solat subuh dengan berjamaah. Dan tambah dengan ibadah solat di sepertiga malam, jika kita ingin berakhir di posisi yang dimuliakan.

Ketika kita lakukan ini, jangan berpikir Allah seketika melepaska dari masalah. Dia akan membawa kita keluar dari masalah dan memasukan kedalam hal yang hebat. [ ]

Twitter: @JumalAhmad

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

2 Comments

  1. Shalat berjamaah dengan istri dan anak termasuk shalat berjamaah dimana shalat dilaksanakan oleh dua, tiga atau lebih.

    Shalat Jumat yang dilaksanakan di masjid juga termasuk shalat berjamaah dan dilaksanakan lebih dari 40 orang lebih.

    Terima kasih kembali.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *