Ibnu Katsir berkata:
“Jika kamu mendirikan solat, akan datang padamu rizqi yang tidak disangka-sangka”.
[Tafsir Ibn Katsir]
Bukankah Allah berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ
“Dan perintahkanlah keluargamu bersolat dan bersabarlah di atasnya. Kami tidak memintamu rezeki (bahkan) Kami-lah yang memberimu rezeki”?
Ayat ini meletakkan rizki setelah salat. Seakan menjelaskan bahwa salat dengan baik maka rizki akan datang setelahnya.
Kenapa mempercepat salat demi urusan bisnis yang belum selesai sementara kita sedang menghadap Sang Pemberi Rizki?
Kenapa menunda salat demi bertemu klien sementara Allah pemegang urusan ini?
Kenapa kita lebih senang bertemu dengan orang penting daripada bertemu dengan zat yang seluruh urusan ditangan-Nya?
Mari perbaiki mindset kita agar tidak lagi melalaikan sesuatu yang tidak lebih penting. Semoga Allah menerima salat kita, sehingga salat dapat mencegah perbuatan dosa, karena dosa menjadi penghalang rizki.
Salat berpengaruh pada ketakwaan, menjadi sebab dibuka rizki yang halal.
Jumal Ahmad | ahmadbinhanbal.com