Sababbun Nuzul
Ibnu Jarir Ath-Thabari meriwayatkan Abdah bin Abi Lubabah tentang firman Allah ((اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا)) bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman atas kenabian Isa as, ketika Muhammad saw datang, mereka pun beriman dan turunlah ayat ini. (Tafsir Al-Munir Lizzuhaili: 3: 20)
Intisari Tafsir
Dalam ayat ini Allah swt mengabarkan bahwa Dia akan senantiasa memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti jalan-Nya menuju jalan keselamatan. Untuk itu, Allah mengeluarkan hamba-hamba-Nya yang mukmin dari kegelapan, kekufuran dan keraguan kepada cahaya haq yang jelas, gamblang, mudah dan bercahaya. Penolong orang kafir adalah syetan, syetanlah yang menghiasi mereka dengan kebodohan dan kesesatan. Syetan mengeluarkan mereka dan menyimpangkan mereka dari perkara yang hak kepada kekufuran dan kebohongan.
Allah membagi manusia menjadi dua golongan; golongan yang beriman kepada-Nya dan tidak mensekutukan-Nya sedikitpun, aqidah mereka bersih dari noda-noda kesyirikan dan mengkufuri thaghut, golongan kedua adalah adalah orang yang beriman kepada thaghut, mereka menjadikan Thaghut sebagai wali dan pelindung, sehingga Allah menyesatkan mereka dan mengharamkan kebahagiaan.
Maka orang yang beriman akan ditambahkan petunjuk dan dimudahkan oleh Allah swt untuk menerima ajaran-ajaran Islam, keyakinan islam yang ada dalam hati memudahkan dia menerima setiap kebenaran dan imannya bertambah setiap harinya, sementara orang yang lebih memilih kekafiran, maka hatinya akan tertutup untuk menerima kebenaran dan sebagai balasannya ia akan terus dalam keragu-raguan dan kesesatan setiap harinya.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa jalan kesesatan itu bermacam-macam dan jalan kebenaran hanya ada satu, yang bisa diketahui dari kata ad-dhulumaat yang berbentuk jamak/plural dan kata an-nur yang berbentuk sendiri, hal ini juga disebutkan oleh Allah swt dalam surat Al-An’am: 153: “Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertaqwa”.(Dur Mantsur fit Tafsir bil Ma’tsur oleh Jalaluddin As Suyuthi: 3: 202, Taisiru Karimi Ar-Rahman Fi Tafsiri Kallamil mannan, Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di: 188)
Hadits
Dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah saw. bersabda: “Allah berfirman; Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Ku-lindungi.” (HR Bukhari no 6021)
Panduan Amal
Cara menghadirkan pertolongan dan perlindungan Allah
- Berusaha menjadi wali Allah karena wali Allah akan diarahkan dan dibela oleh-Nya
- Istiqamah melaksanakan amalan fardhu dan sunnah karena dicintai Allah
- Hanya berwali kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
- Mencintai Allah, dengan kecintaan Allah seluruh makhluk di langit dan bumi akan mencintainya pula (HR Bukhari)
- Menelaah dan meneladani kehidupan Rasulullah, para sahabat dan para ulama dalam masalah kewalian.
- Senantiasa melibatkan diri dalam lingkungan orang-orang shaleh dan aktifitas keislaman untuk memelihara dan mempertahankan loyalitas.
- Menolong wali-wali Allah dan memusuhi musuh-musuh-Nya
Khazanah Pengetahuan
Sekilas tentang Thaghut
Secata bahasa, kata “Thaghut” berasal dari: ”Ath Thughyan” yang artinya serakah dan melampaui batas, sebagaimana perintah Allah kepada nabi Musa untuk berdakwah kepada Firaun karena dia melampaui batas. Adapun secara istilah, Ahli Ilmu mengartikan kata Thaghut dengan Syetan, tukang sihir, tukang dukun, ada yang mengatakan bahwa Thaghut itu setiap orang yang melampaui batas kedhalimannya dan ada yang mengatakan bahwa kata Thaghut mencakup semua yang disebutkan tadi.
Imam Thabari meringkas pengertian Thaghut bahwa Thaghut adalah Setiap orang yang melampaui batas yang meminta dijadikan sesembahan selain Allah baik secara paksaan atau kerelaan dari kalangan manusia, syetan, patung dan sesembahan. Sementara itu, secara implicit Ibnu Qayyim menyebut lima orang pimpinan thaghut yaitu Iblis yang dilaknat Allah, orang yang disembah dan dia ridha, orang yang menyeru manusia untuk menyembahnya, orang yang mengaku-aku tahu ilmu ghaib dan oran yang berhukum dengan selain Allah swt. (Tafsir Al-Munir Lizzuhaili: 3: 26)
Doa Ma’tsur
Doa bertemu musuh dan penguasa
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku menjadikan Engkau di leher mereka (agar kekuatan mereka tidak berdaya dalam berhadapan dengan kami). Dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekan mereka.” (HR Abu Dawud no. 1314)