عَنْ عُمَارَةَ بْنِ شَبِيبٍ السَّبَأِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ عَلَى إِثْرِ الْمَغْرِبِ بَعَثَ اللَّهُ مَسْلَحَةً يَحْفَظُونَهُ مِنْ الشَّيْطَانِ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ مُوجِبَاتٍ وَمَحَا عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ مُوبِقَاتٍ وَكَانَتْ لَهُ بِعَدْلِ عَشْرِ رِقَابٍ مُؤْمِنَاتٍ
Hadist riwayat yg shahih, hadist riwayat Tirmidzi:
Dan dari Amarah bin Syabib as Saba’I berkata,’Rasulullah sholallohu alaihi wasalam bersabda,” Barangsiapa yang membaca,” “Laa ilaaha illa Allahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit wahuwa ‘ala kulli syain qodir”(tiada yang patut disembah selain Allah, Yang Esa, tiada sekutu bagiNya. MilikNya segala kerajaan dan pujian. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak 10x setelah sholat maghrib, maka Allah akan mengirim baginya sekelompok bersenjata yang menjaganya dari syetan sampai pagi hari. Dan dicatat Allah dengan dzikiran tersebut, 10 kebaikan yang memasukkan dirinya ke sorga. Dan menghapuskan darinya 10 keburukan yang mencelakakannya. Dan pahalanya sama dengan memerdekakan 10 hamba sahaya perempuan yang beriman. (HR An Nasai, Tirmidzi)
Hadist ini tidak hanya satu, maka saya kumpulkan beberapa hadist. Ini juga hadits Rasulullah SAW yang berbeda, hampir mirip:
Dan dari Abi Ayyub RA bahwasanya Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda, ”Barangsiapa yang apabila masuk waktu pagi membaca “Laa ilaaha illa Allahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qodir”(tiada yang patut disembah selain Allah, Yang Esa, tiada sekutu bagiNya. MilikNya segala kerajaan dan pujian. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak 10x maka Allah mencatat 10 kebaikan baginya dan menghapuskan 10 keburukan darinya, serta meninggikannya 10 derajat lantaran dzikir tersebut. Dan pahala seperti memerdekakan hamba sahaya. Dan dzikir tersebut menjadi penjaga baginya hingga ia masuk waktu petang. Dan barangsiapa yang mengatakannya apabila selesai sholat maghrib, maka baginya pahala seperti itu sampai subuh. (HR Ahmad , Nasai, Ibn Hibban)
Ada lagi dalam hadits Rasulullah SAW, kalau ini memasuki mall, memasuki pasar:
Dari Umar RA berkata,”Rasulullah sholla Allahu ‘alaihi wasalam bersabda” barangsiapa di dalam pasar yang membaca “Laa ilaaha illa Allahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuh yii wa yumiit wa huwa hayyu laa yamuut biyadihil khoir wahuwa ‘ala kulli syain qodir”(tiada yang patut disembah selain Allah, Yang Esa, tiada sekutu bagiNya. MilikNya segala kerajaan dan pujian. Yang Menghidupkan dan Mematikan, Dialah Yang Maha Hidup dan tidak akan mati. ditanganNyalah segala kebaikan . Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu) maka ia dicatat Allah dengan bacaan tersebut ribuan ribuan kali (sejuta) kebaikan dan dihapuskan sejuta keburukan lalu dibangunlah rumah baginya di dalam sorga. (HR Ahmad)
Jadi dari hadist-hadist ini, kita bisa mengetahui ternyata barang siapa yang berdzikir ini, syetan banyak berkeliaran di kuburan, dan di pasar, di mall. Kalau saya nambahkan lagi setelah ashar.
Tidak perlu bodyguard, bodyguardnya dikirim langsung dari Allah ‘azza wajalla. Jadi dzikirannya sangat mudah, caranya habis subuh, habis ashar, dan habis maghrib, masing-masing 10 kali. Dzikiran ini penting sekali, banyak orang yang meremehkan dzikiran ini. Dzikiran ini juga bisa dibaca sambil mengerjakan hal-hal yang lain.
Tasbih itu adalah Maha Suci Allah, tidak ada setitik pun kesalahan bagi Allah, walaupun realitanya pahit, dibalik itu pasti ada hikmah yg luar biasa, bersamaan. Realita yang pahit itu menegur kita bahwasannya HIDUP ITU KONTRAK DENGAN ALLAH, SEMUANYA MILIK ALLAH. Maka teks al qur’an Q. S Al Baqarah (2): 155-156
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156)
Artinya:
Dan Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillaahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya-lah kami kembali) (156)
Di ayat 155 disebutkan, Allah pasti akan menguji manusia, pasti, dengan sedikit. Sedikit kalau dibanding dengan nikmat Allah, tapi kacamata kita selalu melihat musibah. Contoh: orangtua hanya dilihat jeleknya saja, padahal jasanya jauh lebih banyak.
Kadang orang itu lebih dekat dengan temannya dibanding dengan orangtuanya, padahal jasa teman lebih sedikit dari orangtua. Tapi namanya syetan, kacamata kita diputar. Coba lihat, kalau dibandingkan dengan akhirat (1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia), hidup kita di dunia ini cuma 1,5 jam, dan kalau dihitung-hitung lagi, hidup di dunia cuma 2 menit. Ini hitungan akhirat. Jadi sabarlah, kalau ada musibah, kesengsaraan itu untuk membenarkan kita kepada jalan yang benar. Akhirnya kita banyak berdzikir.
Di ujung ayat 155 dan ayat 156 disebutkan “wa basyiri shabiriinalladziina idzaaa ashaabathum mushiibatun qaaluu innalillahi wa innaailaihi raji’un”, jadi kalau dapat musibah, dia kembalikan, sesungguhnya kami milik Allah, dan kami akan kembali kepada Allah. INI KONTRAK YANG ASLI, SESUNGGUHNYA KAMI INI MILIK ALLAH, ISTRI MILIK ALLAH, SUAMI MILIK ALLAH, HARTA KITA MILIK ALLAH, TUBUH KITA MILIK ALLAH, SEMUA, TIDAK ADA YANG KITA PUNYA.
Berarti apa yang kita punya? Berarti di dunia ini tidak ada yang bayar, semua serba gratis, semua dari Allah. Hebatnya, semakin kita bersedekah, semakin dilipatgandakan. Orang yang susah terus, mesti orangnya pelit. Itu hukum Allah. Orang yang paling bahagia di dunia ini adalah orang yang selalu membahagiakan orang lain.
Musibah sesungguhnya meluruskan kita karena kesalahan kita. Meluruskan, membenarkan artinya mengembalikan kita kepada jalan yang benar. Apabila kita melihat seperti ini, berarti semuanya baik, ini level tasbih yang dalam.
Sumber:
Kajian Akhlak Islamic Character Development di Masjid Raya Pondok Indah bersama Ust. Arifin Jayadiningrat