Tips Menggapai Khusyuk dalam Shalat

Tips Menggapai Khusyuk– Hadits berikut ini mari kita jadikan sebagai renungan, mensikapi diri dengan jujur, agar mampu melihat posisi kita masing dalam mendirikan Shalat.

Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis (pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahya. (HR. Abu Dawud)

pahala sholat

Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Hasan bin ‘Athiah Radhiyallahu anhu berkata:

“Sesungguhnya ada dua orang berada dalam satu shalat, akan tetapi perbedaan keutamaan (pahala) antara keduanya bagaikan langit dan bumi”.

Shalat ibarat kobaran api pertempuran bersama setan, pertempuran was-was dan bisikan-bisikan, karena kita berdiri pada tempat yang agung, paling dekat dengan Allah dan paling dibenci setan.

Maka setan berusaha menghiasai pandangan kita dengan kesenangan dan menawarkan godaan, dia juga mengingatkan yang kita lupakan dan senang ketika shalat kita rusak sebagaimana baju usang dan rusak.

Allah swt berfirman:

“Mintalah kalian (kepada Allah)dengan SABAR dan SHALAT, dan sesungguhnya dia (SHALAT itu) sunnguh berat kecuali atas orang2 yg KHUSYU.yaitu mereka yang (terus menerus) meyakini bahwa mereka berjumpa dengan Tuhan mereka, dan juga mereka (terus menerus) meyakini bahwa sesungguhnya mereka itu hanya kepada-Nya pasti kembali”.  (QS.Albaqarah: 45-46)

Apakah shalat kita masih dirasakan berat?

Masih dirasakan beban?

Kalau tidak shalat takut disiksa?

Shalat belum terasa ni’mat?

Shalat belum dirasakan sebagai kebutuhan ?

Itu semua indikator bahwa shalat kita belum KHUSYU’.

KHUSYU’ secara bahasa Hudhurul qalbi, yakni kesadaran penuh terhadap apa yg dikatakan (bacaan), dan perbuatan (gerakan), dalam bahasa psikologi disebut single focus. Artinya hati, lisan, dan gerakan tertuju kepada :

  1. Sekarang aku sedang berjumpa dengan Allah Swt.
  2. Nanti kembali pasti kepadaNya. Yakni sekarang saat saya shalat ini saya sedang berjumpa dengan Allah yang Maha Segala Sempurna, MahaSuci dari segala kekurangan, Dia mencipta, mengatur, mengurus, merawat,menjaga, memberi rezeki, menyembuhkan sakit, mendidik, memelihara, membina, menghidupkan, mematikan.
  3. Saya dan shalat yang sedang saya tunaikan ini adalah bekal pertama dan utama kelak saat saya kembali kepadaNya.
Baca juga:   Sengsara Membawa Nikmat

Dari uraian di atas, maka untuk mencapai SHALAH KHUSYU adalah :

  1. Menyadari sepenuh hati maksud dan tujuan melaksanakan shalat.
  2. Memahami dan menyadari makna bacaan shalat.
  3. Memahami dan menyadari mkna gerakan-gerakan shslat.
  4. Mengamalkan ajaran shalat dalam kehidupan sehari hari di luar shalat.

Dengan mengamalkan 4 hal di atas akan mudah terbangun kekhusuan.

Tips Khusyuk untuk Bacaan

Terkadang dalam shalat kita masih belum bisa fokus karena gangguan dari luar atau fikiran yang masuk dalam shalat kita. Untuk menghilangkannya bisa anda praktekkan tips berikut ini agar khusyu dalam bacaan shalat.

Tips Menggapai Khusyuk
  1. Menggerakkan lidah, bibir, rahang bawah secara ekspresif Tajwid dan Makhroj walau suara tidak keluar.
  2. Semakin ekspresif tajwid dan makhraj dalam gerakan maka PIKIRAN akan lebih terjaga.
  3. Bacaan harus perlahan dan mengekspresikan gerakan lidah, bibir dan rahang bawah tidak tergesa-gesa.
  4. Mengerti bacaan. Bila belum paham batin harus memuji Allah.
  5. Takbir Wajib keluar suara walau kecil … sholat sendiri atau berjamaah.

Bila 1 sampai 4 dikerjakan maka suara sekeras apapun  disampig kita yang kita dengar saat kita shalat maka TIDAK AKAN pengaruh kepada kekhusyukan.

Ibnu Qayyim dalam Wabilus Shaib membagi manusia dalam mendirikan shalat menjadi lima tingkatan:

  1. Orang yang menzalimi dirinya sendiri, yaitu orang yang mengerjakan shalat tanpa memperhatikan masalah wudhu, waktu, ketentuan-ketentuan dan rukun-rukunnya.
  2. Orang yang mendirikan shalat dengan memperhatikan masalah waktu, ketentuan-ketentuan dan rukun-rukunnya dan wudhu yang bersifat lahiriah. Akan tetapi, sama sekali tidak berusaha untuk mengusir was-was dan pikiran-pikiran di luar shalat.
  3. Orang yang memperhatikan ketentuan-ketentuan dan rukun-rukun shalat serta berusaha keras mengusir was-was yang hinggap dalam jiwa dan pikirannya selain shalat. Jadi dia sibuk dengan usaha mengusir musuhnya, agar shalatnya tidak dicuri. Maka dia berada dalam shalat dan jihad.
  4. Orang yang mendirikan shalat dengan menyempurnakan hak-hak, rukun-rukun dan ketentuan-ketentuan shalat. Pikiran sepenuhnya dikerahkan untuk masalah shalat, agar shalatnya betul-betul sempurna. Maka orang seperti ini, seluruh hatinya terkait dengan persoalan ibadah shalat kepada Rab-Nya.
  5. Orang yang mendirikan shalat seperti poin keempat, disamping itu ia meletakkan hatinya di hadapan-Nya, melihat Allah dengan hatinya, amat cinta dan ta’zim kepada-Nya, seolah-olah ia melihat dan menyaksikan-Nya. Rasa was-was dan hal terlarang jauh darinya, penghalang antara dia dan Allah teramat jauh, maka shalat inilah shalat yang paling afdhal dan paling agung di antara langit dan bumi. Dalam shalat dia berinteraksi dengan Rab-nya dan dengan shalat matanya menjadi sejuk.
Baca juga:   Mencintai dan Dicintai Karena Allah

Selanjutnya Ibnu Qayyim memberikan kesimpulan berikut:

‘Orang yang tergolong dalam kelompok pertama akan disiksa, yang masuk kelompok kedua akan dihisab, kelompok ketiga akan diampuni dosanya, kelompok keempat akan mendapat pahala, sedang yang masuk kelompok kelima akan dekat dengan Allah, karena siapa saja yang matanya merasa sejuk ketika shalat di dunia, maka matanya akan merasa sejuk di akhirat karena bertemu dengan Allah. Siapa yang matanya merasa sejuk, niscaya orang merasa sedap memandangnya. Barangsiapa yang tidak merasa sejuk ketika menghadap Allah, niscaya menjadi orang yang merugi, baik di dunia maupun di akhirat.’

Semoga kita dimudahkan mendapatkan khusyu dalam shalat kita. amiin.

Sumber:

Kajian Akhlak Ust Arifin Jayadiningrat

Al-Khusyu wa Atsaruhu fi bina-il ummah oleh Said bin Ied Al-Hilali

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *