Allah menurunkan Al-Qur’an agar umat muslim membacanya dengan baik, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan. Untuk mencapai kepada kesempurnaan menerapkan ajaran Al Quran maka kita perlu menghafalkannya.
Meski menghafal Al Quran itu hukumnya fardhu kifayah (wajib atas sebagian kaum muslim saja dan gugur dari sebagian yang lain), namun dalam prakteknya, menghafal Al Quran bagi setiap individu muslim dalam menegakkan ibadah kesehariannya hukumnya harus.
Pentingnya Menghafal Al-Quran bagi Orang Dewasa
Kita tahu bahwa kita shalat minimal 5 waktu setiap hari sehari semalam. Ada waktu-waktu khusus di mana bacaan shalat harus dikeraskan, seperti pada shalat Maghrib, Isya’, dan Subuh.
Pada saat itulah kesempatan membaca Al-Qur’an dengan hafalan sangat menentukan. Menentukan dalam arti membantu sempurnanya shalat kita. Bacaan salat dan Al-Qur’an yang tidak baik akanberdampak pada kurang sempurnanya salat dan akhirnya bisa mengurangi nilai pahala salat. Sementara yang kita lakukan adalah salat fardhu yang memang Allah tegaskan untuk disempurnakan sebaik mungkin.
Tanpa hafalan yang memadai sulit rasanya bagi seorang imam untuk membuat jama’ahnya khusyuk dalam salat. Apalagi salat adalah ibadah yang paling mendekatkan seorang hamba muslim kepada Tuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan kita bisa menambah hafalan, maka ada beberapa tips menghafal bagi kita, terutama yang usianya di atas 30 tahun.
Kenali karakter dan pahala menghafal Al Quran di sisi Allah subhanahu wa ta’ala! Menghafal Al Quran tujuannya untuk taqorrub atau mendekatkan diri kita kepada Allah. Baik ketika shalat ataupun ketika di luar shalat. Semakin banyak hafalan Al Quran seseorang maka akan semakin baik derajatnya di sisi Allah dan malaikat-Nya.
Rasulullah bersabda, “Akan dikatakan kepada penghafal Al Quran di hari kiamat, ‘Bacalah hafalanmu, naiklah dan lantunkanlah dengan tartil (lancar). Sesungguhnya, kedudukanmu di surga sesuai dengan jumlah ayat atau hafalan yang pernah kamu baca.’”
Tips Menghafal Al-Quran bagi Orang Dewasa
Strategi Analisa dan Pemahaman
Bagi orang dewasa, menghafal Al Quran itu sebaiknya dilakukan dengan strategi yang jitu. Saya katakan demikian karena otak dan memori orang dewasa berbeda dengan otaknya anak-anak yang notabene cepat dalam menghafal dan susah hilang. Berbeda dengan orang dewasa yang susah menghafal dan kalau sudah hafalan malah mudah sekali hilangnya.
Bagi orang dewasa ketika menghafal harus menggunakan analisa dan pemahaman. Analisa dalam arti memahami artinya terlebih dahulu kemudian baru menghafal. Menganalisa ayat-ayat yang hendak dihafal baru kemudian mulai menghafalkannya. Apabila seseorang sudah hafal beberapa surat maka diharapkan hafalannya akan kuat, lancar dan penuh penghayatan.
Ada seseorang yang apatis ketika dihadapkan dengan hafalan Al-Qur’an. Alasannya, bahwa otak dan ingatannya sudah butek dan tumpul. Tentu ucapannya ini berdasarkan pada ketidaktahuan dia tentang seluk-beluk menghafal dan proses yang akan dijalaninya.
Tapi tak apalah, mungkin itu salah satu pengalaman dia sepintas tentang hafal-menghafal Al Quran. Yang jelas jika Anda ingin serius menghafal Al Quran maka yang harus diperhatikan adalah kemauan dan keseriusan.
Mau menghafal meski di tengah gangguan kesibukan dan setumpuk aktivitas. Lalu, menyediakan waktu khusus untuk menghafal yang tidak bisa diganggu-gugat atau dikalahkan dengan pekerjaan yang lain.
Di bawah Bimbingan Guru
Kemudian serius dalam menjalankannya. Serius belajar di bawah bimbingan seorang guru yang mumpuni dan berpengalaman. Sebab guru adalah murid yang sungguh-sungguh.
Dia akan selalu menularkan rasa semangat menghafal kepada muridnya. Dan murid akan mendapatkan banyak suntikan semangat dan tips-tips baru dari pembimbingnya.
Jangan Lupa Berdoa
Dan satu hal lagi, jangan lupa berdoa kepada Allah agar senantiasa dimudahkan ketika menghafal dan dijadikan hafalannya itu sebagai wasilah (sarana) menjalankan ketaatan yang maksimal kepada-Nya.
Dalam sebuah riwayat, menantu Rasulullah Muhammad ﷺ, Ali bin Abu Thalib RA menyampaikan bahwa dirinya kesulitan untuk dapat menghafal Alquran.
Ibnu Abbas mengatakan, ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang, dan berkata; ayah dan ibuku kurelakan untuk aku korbankan, Al Qur’an telah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk membacanya.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Wahai Abu Al Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam hatimu?” Ia berkata; ya wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku!
Berikut doa yang diajarkan Rasulullah kepada Ali bin Thalib, sebagaimana dikutip dari riwayat yang cukup panjang.
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ
اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Allaahummarhamnii bitarkil ma’aashii abadan maa abqaitanii, war hamnii an atakallafa maa laa ya’niinii, warzuqnii husnan nazhari fiimaa yurdhiika ‘annii. allaahumma badii’as samaawati wal ardhi dzal jalaali wal ikraam, wal ‘izzatil latii kaa turaamu. as-aluka yaa allaahu, yaa rahmaanu bi jalaalika wa nuuri wajhika an tulzima qalbii hifzha kitaabika kamaa ‘allamtanii, warzuqnii an atluwahu ‘alan nahwilladzii yurdhiika ‘annii
Allaahumma badii’as samaawaati wal ardhi, dzal jalaali wal ikraam, wal ‘izzillatii laa turaam, as-aluka yaa Allaahu, yaa Rahmaanu bi jalaalika wa nuuri wajhika an tunawwira bikitaabika basharii wa an tudhliqa bihi lisaanii, wa an tufarrij bihi ‘an qalbii, wa an tasyrah bihi shadrii, wa an taghsil bihi badanii. fainnahu laa yu’iinunii ‘alal haqqi ghairuka, wa laa yu`tiihi illaa anta, wa laa haula wa laa quwwata illaa bika al ‘aliyyil ‘azhiim.
“Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selamanya selama Engkau masih menghidupkanku, dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rezeki berupa kenikmatan mencermati perkara yang mendatangkan keridhaanMu kepadaku.
Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan serta keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai oleh makhluk.
Aku memohon kepadaMu ya Allah, wahai Dzat yang Mahapengasih, dengan kebesaran-Mu dan cahaya wajah-Mu agar mengawasi hatiku untuk menjaga kitab-Mu, sebagaimana Engkau telah mengajarkannya kepadaku, dan berilah aku rezeki untuk senantiasa membacanya hingga membuat-Mu ridha kepadaku.
Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Dzat yang memiliki kebesaran, kemulian dan keperkasaan yang tidak mungkin diinginkan oleh makhluk.
Aku memohon kepada-Mu ya Allah, wahai Dzat yang Mahapengasih, dengan kebesaranMu dan cahaya wajah-Mu agar Engkau menyinari hatiku dan membersihkan badanku, sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku untuk mendapatkan kebenaran selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi kebenaran itu selain-Mu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi dan Maha-agung.”
Teks lengkap perawi dan matan hadis bisa dibaca di link ini.
Hadis ini terdapat dalam Sunan at-Tirmidzi, Bab ad-Du’awat, dengan sub-bab Do’a Hifzhi nomor 3570 dan kitab Al-Mustadrak Alas Shahihain Halaman 461.
At-Tirmidzi berpendapat bahwa hadis di atas adalah hadis hasan gharib, yang tidak diketahui kecuali dari Walid ibn Muslim. Imam Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak nomor 316/317 mengatakan bahwa hadis tersebut adalah hadis gharib.
Di bawah ini adalah doa menghafal Al-Quran agar bisa sampai ke hati, lisan dan akhlak kita. Doa ini sangat indah dan bisa kita amalkan insya Allah.
اَللَّهُمَّ اجْمَعِ الْقُرْآنَ فِيْ قَلْبِيْ حِفَظاً وَعَلَى لِسَانِيْ تِلَاوَةً وَفِيْ سُلُوْكِيْ خُلُقاً وَارْزُقْنِيْ مِنْهُ الْعِلْمُ وَالْعَمَلُ. اَللَّهُمَّ كَمَا جَعَلْتَ كُلَّ نَبْضَةً تَزِيْدُ مِنِّي عُمْرًا فَأَجْعِلْهَا تَزِيْدُنِيْ مِنْكَ قُرْبًا
Allahummajma’il quraana fii qalbii hifdhan wa ‘alaa lisaanii tilaawatan wa fii suluukii khuluqan warzuqnii minhul ‘ilma wal ‘amal. Allahumma kamaa ja’alta kulla nabdhatan taziidu minnii umran, fa aj’ilhaa taziidunii minka qurban
Ya Allah kumpulkan Al-Quran di dalam hatiku sebagai hafalan, di lisanku sebagai bacaan dan di perilakuku sebagai akhlak dan berikanlah aku kemampuan ilmu dan amal. Ya Allah sebagaimana engkau jadikan detak jantung menambah umurku maka jadikanlah Al-Quran ini menambahkan diriku mendekat kepada-Mu
Nabi Muhammad dan Sahabatnya Menghafal Al-Qur’an saat Dewasa
Ya benar, Nabi Muhammad SAW menghafal Al-Qur’an saat umur beliau mengjak 40 tahun, dan para Sahabatnya menghafal Al-Quran juga di umur dewasa seperti Nabi.
Saat ini pun banyak contoh orang-orang dewasa bahkan sudah tua yang bisa menghafal Al-Quran, di Houston ada seseorang profesor berumuur 55 tahun yang selesai hafal al-quran, ada nenek umur 82 tahun yang selesai hafal al-quran bersama anaknya dan ada lelaki berumur 78 tahun yang mulai menghafal saat berumur 62 tahun.
Jumal Ahmad – Islamic Character Development