Tutup Aib Orang Lain, Allah Menutup Aib Kita di Dunia dan Akhirat


Orang berakal sehat tidak perlu diajarkan untuk berpakaian. Hanya orang gila saja yang membuka auratnya seperti membuka aibnya. 

Kenyataanya banyak yang membuka aibnya sendiri laksana tidak berpakaian, artinya mereka membuka aib orang lain. Karena saat membuka aib orang lain persis membuka aib sendiri. 

Bukan hanya dosa ghibah akan tetapi ghibah itu dibangun diatas pondasi kesombongan !.

Kita paham dengan pesan Nabi Muhammad saw larangan sombong adalah menolak kebenaran dan melihat orang lain lebih rendah dari dirinya”.

Mari kita camkan hadits hadits berikut ini:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ *وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَة*ِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya. [HR. Tirmidzi]

مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ كَشَفَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا فِي بَيْتِهِ

“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya*.” (HR. Ibnu Majah)

Baca juga:   Kulu Kubuk, Gemericik Air Terjun di Pedalaman Mentawai
Koran Kontak Banten: Tutuplah Aib Orang Lain, Allah Akan Tutup Aib Kita

Sungguh bila kita merasa lebih suci lebih sholeh,  lebih hebat dan melihat orang lain lebih rendah maka lisan ini bergerak membongkar aib orang lain.  Inilah yang dianggap membuka aurat diri sendiri laksan membuka pakaiannya sendiri.

Yang lebih mengerikan dari hadits tadi aib rumah tangga dapat terbongkar di mata banyak orang disebabkan lidah yang suka bicara aib orang lain. Ini balasan dunia, belum balasan akhirat.

Camkan hadits ini yang sungguh membuka mata hati, menggetarkan hati dan menggelengkan kepala akibat rasa takut. 

Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ

“Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut*.” (HR. Tirmidzi no. 2505)

Inilah jawaban kasus ketika saya ditanya seorang wanita “kenapa suaminya berzina dengan staf kantornya ?”. 

Ternyata dulunya sang suami (sebelum nikah),  saat kuliah di kampus pernah menyebarluaskan aib seorang mahasiswi yang hamil diluar nikah. 

Maka balasan di dunia sebelum wafat ia mengerjakan dosa yang sama. Naudzubillah min dzalik. 

Inilah lidah yang dapat menjerat diri sendiri !! Seperti ancaman hadist tadi.
Mari kita jaga lidah agar kita tetap berpakaian menutup aurat ini. Bila menceritakan aib orang lain maka kita tidak tahu apakah orang yang dibuka aibnya sudah diampuni Allah dosanya?

Bisa saja kesalahannya sudah diampuni Allah sehingga ia dihapuskan dosa dosanya dan menjadi hamba Allah yang sholeh.

Lihatlah sikap Nabi saw saat ada seorang laki laki memberitahukan perbuatan dosanya. Belajarlah dari kasus ini. 

Dalam riwayat  “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. lalu berkata: 
‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menemukan seorang perempuan di suatu kebun, lalu aku berbuat dengannya segala sesuatu, hanya aku tidak menyetubuhinya, aku menciumnya dan memeluknya dan aku tidak melakukan selain itu, maka lakukanlah terhadapku apa yang engkau mau.’

Baca juga:   Bagaimana Mengontrol Diri Agar Tetap Rendah Hati?

Maka Rasulullah tidak berkata apa pun kepadanya, lalu orang laki-laki itu pergi. Maka `Umar berkata: *`Sungguh Allah menutupinya, jika ia menutupi perbuatan dirinya.*’

Maka Rasulullah mengarahkan pandangan kepadanya, kemudian berkata: `Kembalikanlah laki laki tadi kepadaku,’ lalu mereka (para sahabat) membawanya kembali ke hadapannya dan beliau membacakan kepadanya

Surat Hud ayat 114 : 

(“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang [pagi dan petang] dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan [dosa] perbuatan-perbuatan yang buruk.  Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
( Surat Hud ayat 114 )

Maka Mu’adz berkata, -riwayat lain mengatakan- Umar ” Wahai Rasulullah, apakah (berita ini – surat Hud 114-) hanya untuknya seorang atau untuk semua manusia?’ (maksudnya ayat ini berlaku hanya khusus untuk pemuda tadi apakah juga untuk orang lain). Maka beliau berkata: ‘Untuk manusia semuanya.’”

Lihatlah bagaimana Allah mengampuni dosa sang pendosa. Dan Rasulullah saw menutupi aib sang pemuda tadi. Meninggalkannya tanpa kata kata. 

Mari kita biasakan menutup aib saudara kita, jangan membongkar aibnya bisa jadi Allah sudah mengampuninya, membersihkannya lalu menutupinya dan ia lebih dicintai Allah kemudian kita membuka aib orang itu, maka akan datang murka Allah, aib atau dosa itu dapat dikembalikan bagi kita yang membongkarnya.

Maka “berpakaianlah” artinya tutuplah aib orang lain maka Allah akan menutup aib kita dunia dan akhirat.
😊😊😊😊

Motivasi Ramadhan

Oleh Ust.Arifin Jayadiningrat |Direktur Islamic Character Development-ICD 

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *